Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Jasadnya' Sudah Terlanjur Dikremasi Keluarga, Pasien Terduga Corona Ini Ternyata Masih Hidup

Wanita di Ekuador mengaku terkejut mengetahui sang adik masih hidup setelah mengkremasi jasad yang salah identifikasi

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
zoom-in 'Jasadnya' Sudah Terlanjur Dikremasi Keluarga, Pasien Terduga Corona Ini Ternyata Masih Hidup
Tangkap Layar YouTube France24
ILUSTRASI - Foto kontainer raksasa berpendingin berada di luar rumah sakit umum di kota muncul pada minggu ini. Pemerintah mengonfirmasi ada tiga kontainer yang digunakan untuk menyimpan mayat sampai pemakaman dapat disiapkan. 

TRIBUNNEWS.COM - Sudah lakukan kremasi terhadap jasad yang dikira saudaranya, seorang wanita di kota Guayaquil, Ekuador terkejut mengetahui adiknya masih hidup, Jumat (24/4/2020).

Diketahui, setelah berminggu-minggu melakukan kremasi, otoritas kesehatan Ekuador memberi tahu bahwa pihaknya salah dalam mengidentifikasi jasad korban Covid-19.

Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, Alba Maruri (74) dirawat di unit perawatan intensif pada 27 Maret menderita demam tinggi dan kesulitan bernapas.

Melalui sambungan telepon, Aura Maruri mengatakan, tenaga medis mengatakan kepada keluarganya pada hari itu bahwa dia telah meninggal.

Tapi satu pekan kemudian, otoritas kesehatan merilis apa yang mereka pikir adalah jasad Maruri.

Pihak otoritas menyerahkan jasad yang salah diidentifikasi tersebut ke keluarga Maruri.

Baca: Polisi Ekuador Bantu Pindahkan Hampir 800 Mayat dari Rumah Warga dan Tepi Jalan

Baca: Lebih dari 700 Mayat Dikumpulkan Polisi Ekuador di Guayaquil yang Jadi Episentrum Covid-19

ILUSTRASI - Pelayanan kesehatan, pemakaman, dan rumah duka di Ekuador terlalu padat. Jam malam yang ketat untuk membatasi gerak penduduk Ekuador juga diberlakukan. Mengumpulkan dan menguburkan orang mati di Ekuador telah menjadi masalah serius.
ILUSTRASI - Pelayanan kesehatan, pemakaman, dan rumah duka di Ekuador terlalu padat. Jam malam yang ketat untuk membatasi gerak penduduk Ekuador juga diberlakukan. Mengumpulkan dan menguburkan orang mati di Ekuador telah menjadi masalah serius. (Tangkap Layar YouTube France24)

Pada Jumat, petugas kesehatan datang ke rumah keluarga untuk berbicara dengan mereka.

Berita Rekomendasi

"Ambulans datang dengan seorang dokter, psikiater dan pekerja sosial," kata Aura Maruri.

"Mereka meminta maaf, dan mereka memberi tahu kami 'Adikmu masih hidup,' dan kami sangat terkejut," kata Aura Maruri.

"Adalah keajaiban Tuhan apa yang telah terjadi," tambah Aura Maruri.

Alba Maruri Tidak Dites untuk Covid-19

Alba Maruri diduga mengidap COVID-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona baru.

Tetapi tidak pernah didiagnosis mengidap virus tersebut karena ia tidak dites.

Keluarganya tidak dapat mengunjunginya sampai Sabtu karena aturan jam malam diberlakukan untuk mencegah penyebaran penyakit yang berkelanjutan.

Aura Maruri mengatakan, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan abu tubuh yang mereka terima secara tidak sengaja.

"Saya tidak bisa tidur karena saya khawatir mereka akan membawanya (sisa-sisa) ke wadah-wadah itu untuk orang mati," kata Maruri.

Sembari merujuk pada wadah berpendingin yang dibuat sebagai kamar mayat ketika pandemi menyebar melalui Guayaquil.

"Ada kegagalan di rumah sakit," ungkap Aura Maruri.

Sistem Kesehatan Ekuador Kewalahan

ILUSTRASI - Jenazah korban Covid-19 di Ekuador disimpan di rumah, atau dikubur di ladang. Bahkan ada yang disimpan di tempat pendingin. Foto kontainer raksasa berpendingin berada di luar rumah sakit umum di kota muncul pada minggu ini. Pemerintah mengonfirmasi ada tiga kontainer yang digunakan untuk menyimpan mayat sampai pemakaman dapat disiapkan. Lebih lanjut, pelayanan kesehatan, pemakaman, dan rumah duka di Ekuador terlalu padat.
ILUSTRASI - Jenazah korban Covid-19 di Ekuador disimpan di rumah, atau dikubur di ladang. Bahkan ada yang disimpan di tempat pendingin. Foto kontainer raksasa berpendingin berada di luar rumah sakit umum di kota muncul pada minggu ini. Pemerintah mengonfirmasi ada tiga kontainer yang digunakan untuk menyimpan mayat sampai pemakaman dapat disiapkan. Lebih lanjut, pelayanan kesehatan, pemakaman, dan rumah duka di Ekuador terlalu padat. (Tangkap Layar YouTube France24)

Insiden ini menggarisbawahi kesulitan yang dihadapi Ekuador.

Di mana pandemi virus telah membanjiri sistem kesehatan dan membuat pekerja sanitasi berjuang untuk mengumpulkan dan mengidentifikasi jumlah mayat yang terus bertambah.

Dilaporkan Al Jazeera,  Alba Maruri belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait hal ini.

Selain itu, pihak Rumah Sakit Abel Gilbert Ponton juga belum memberikan komentarnya.

Alba Maruri kabarnya masih dirawat tetapi tidak lagi dalam perawatan intensif.

Baca: Update Corona di Dunia Sabtu 25 April Pagi: Total 2,8 Juta Kasus, Ekuador Masuk 20 Besar

Baca: VIDEO Warga Guayaquil Ekuador Berjuang Bantu Kuburkan Jenazah Corona

Menteri Kesehatan Mengatakan Kasus Ini Tengah Diselidiki

Lebih jauh, Menteri Kesehatan Juan Carlos Zevallos mengatakan kepada wartawan bahwa kasus itu sedang diselidiki.

Carlos menambahkan, otoritas kesehatan menjamin identifikasi mayat dan rumah sakit untuk melacak orang yang meninggal.

Mengutip dari worldmeters, Ekuador telah mencatat hampir 23.000 kasus virus Corona.

Sekira 576 orang diduga telah meninggal karena virus corona.

Pemerintah mengakui bahwa jumlah total kematian selama pandemi jauh lebih tinggi.

Banyak yang telah meninggal sebelum diuji untuk virus corona.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas