Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bukan Rumor Jika Ayah dan Kakek Kim Jong Un Meninggal karena Penyakit Jantung

Penyakit jantung telah diidap keluarga Kim Jong Un tak terkecuali ayah dan kakeknya.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Bukan Rumor Jika Ayah dan Kakek Kim Jong Un Meninggal karena Penyakit Jantung
Yahoo! News
Kim Jon Un (kanan) bersama sang ayah, Kim Jong Il, dalam peringatan ulang tahun Partai Pekerja yang ke-65 di Pyongyang, Korea Utara, pada 10 Oktober 2010. 

TRIBUNNEWS.COM - Kabar Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, meninggal akibat sakit jantung beredar luas di media massa.

Namun otoritas setempat belum berbicara terkait kondisi sang pemimpin.

Bahkan aktivitas Kim Jong Un tak terpantau hingga kini sejak peringatan ulang tahun pendiri Korea Utara yang juga kakeknya, Kim Il Sung pada 15 April 2020 lalu.

Kendati demikian, riwayat penyakit jantung telah diidap keluarga Kim Jong Un tak terkecuali ayah dan kakeknya.

Ayah dan kakeknya pun meninggal karena penyakit jantung.

Baca: Warga Pyongyang Dikabarkan Panic Buying Setelah Rumor Kim Jong Un Wafat, Transportasi Umum Terganggu

Menurut laporan New York Post, Kim Jong Un memiliki kondisi obesitas dan bobotnya rata-rata seberat pegulat sumo. 

Diktator berusia 36 tahun ini juga merupakan perokok aktif.

BERITA TERKAIT

Bahkan dalam sehari dia bisa menghabiskan empat bungkus rokok.

 

Keluarga Kim Jong Un dikabarkan memiliki riwayat sakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes.

Sejatinya, sejumlah penyakit ini bermula dari kecintaan Kim pada keju Swiss dan minuman anggur.

Berdasarkan laporan Newsweek beberapa tahu lalu, Kim pernah menghilang dari publik dan rehat sejenak karena terlalu banyak makan keju Emmental.

Diketahui keju itu dia pesan langsung dari Swiss.

Kemudian sekitar enam tahun lalu, PBB mencatat anggaran minuman keras Kim sebesar USD 30 juta atau sekira Rp 466 miliar dengan kurs saat ini.

Pada 2012 silam, sebuah majalah menulis bahwa Kim mengalami kista pada kakinya karena obesitas.

Oleh karena itu dia membutuhkan pembedahan di kakinya tersebut.

Kim Jong Un naik menjadi pria nomor satu di Korea Utara setelah ayahnya, Kim Jong Il meninggal dunia karena serangan jantung di usia 70 tahun.

Sementara itu Kim Jong Il mengambil alih kekuasaan pada 1994 silam setelah ayahnya meninggal karena serangan jatung juga.

Kim Il Sung yang merupakan kakek Kim Jong Un sekaligus pendiri Korea Utara menghembuskan nafas di usia 82 tahun di Pyongyang.

Ayah Kim Jong Un menderita diabetes dan kebiasaan yang sama dengan putranya yakni perokok aktif.

Baca: Rumor Kim Jong Un Meninggal, Gaya Hidup: Miliki Kendaraan Lapis Baja hingga Mengimpor Kaviar

Baca: Selain Kim Jong Un, Kim Yo Jong Dinilai Lebih Kejam Juga dari Kakeknya Jika Jadi Pimpinan

Seorang ahli biologi, Kim Hyeongsoo pada pernyataannya di konferensi HAM beberapa tahun lalu mengungkap seberapa tergila-gilanya Kim Jong Il pada rokok.

Menurutnya, Kim Jong Il pernah menugaskan para ilmuwan Korea Utara untuk memperbanyak rokok favoritnya, Rothman.

Sementara tembakau yang menjadi bahan utama rokok itu didatangkan dari Afrika.

Itu dia lakukan ketika ratusan ribu warga Korea Utara meninggal karena kelaparan pada 1990 silam.

Kim Hyeongsoo mencatat bahwa Kim Jong Il mengirim lusinan ilmuwan untuk membuat afrodisiak untuk dirinya sendiri.

Diketahui afrodisiak adalah zat kimia yang digunakan untuk merangsang daya seksual.

Saat itu, ayah Kim Jong Un ini memiliki sejumlah selir muda.

Orang-orang yang memakai topeng wajah pergi setelah meletakkan bunga di depan patung-patung pemimpin Korea Utara Kim Il Sung dan Kim Jong Il pada kesempatan ulang tahun ke-108 dari pemimpin Korea Utara Kim Il Sung, yang dikenal sebagai Day of the Sun, di Pyongyang pada 15 April 2020.
Orang-orang yang memakai topeng wajah pergi setelah meletakkan bunga di depan patung-patung pemimpin Korea Utara Kim Il Sung dan Kim Jong Il pada kesempatan ulang tahun ke-108 dari pemimpin Korea Utara Kim Il Sung, yang dikenal sebagai Day of the Sun, di Pyongyang pada 15 April 2020. (AFP/KIM WON JIN)

Kim Jong Il juga merupakan pecandu alkohol dan gemar makan makanan olahan.

Selama 17 tahun Kim Jong II berkuasa, Korea Utara sering kali menjadi pembeli minuman keras, Hennessy Paradis cognac terbesar di dunia.

Bahkan pemimpin tertinggi Korut itu juga dilaporkan mengirim pembantu pemerintah ke Beijing untuk mengambil Big Mac di McDonald's.

Namun pada suatu waktu Kim Jong Il tiba-tiba menghilang dari publik.

Sama seperti Kim Jong Un saat ini, semua orang langsung berspekulasi terkait kondisi kesehatannya.

Pada 2007, dia kembali di muka publik dengan badan yang kurus dan rambut yang lebih sedikit.

Desas-desus yang muncul menyimpulkan bahwa ayah Kim Jong Un ini menderita serangan jantung.

ARAK JENAZAH - Pemerintah Korut melaksanakan upacara penghormatan terhadap mendiang Kim Jong Il. Peti mati Kim, diarak di dalam sebuah mobil jenazah berwarna hitam, bermerek Lincoln Continental, melewati ribuan pelayat yang terdiri dari pejabat Pemerintah, militer, dan tentara Korut.
ARAK JENAZAH - Pemerintah Korut melaksanakan upacara penghormatan terhadap mendiang Kim Jong Il. Peti mati Kim, diarak di dalam sebuah mobil jenazah berwarna hitam, bermerek Lincoln Continental, melewati ribuan pelayat yang terdiri dari pejabat Pemerintah, militer, dan tentara Korut. (ctv.ca)

Ketika Kim Jong Il menderita stroke pada tahun 2008, dokter China dan Prancis membantu mengobatinya, menurut laporan media Korea Selatan saat itu.

Tiga tahun kemudian, dia dikabarkan meninggal karena serangan jantung.

Tetapi ada rumor yang beredar bahwa Kim Jong Il sebenarnya meninggal lebih awal karena komplikasi dengan diabetes.

Sebenarnya, sejarah keluarga Kim yang dianggap tuhan oleh warga Korea Utara ini masih banyak dan misterius.

Seperti dikabarkan bahwa selama 50 tahun berkuasa, Kim Il Sung memiliki benjolan sebesar bola tenis di tengkuknya.

Bersama kondisi itu, dia dikatakan masih melakukan banyak perjalanan ke luar negeri.

Menurut Japan Times, kondisi sakit seorang penguasa Korea Utara sangat ditutupi oleh rezim komunis itu.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas