Nasib Pilu Korban Covid-19 Muslim di Sri Lanka, Jenazah harus Dikremasi dan Terima Perlakuan Rasis
Sebuah pukulan besar melanda umat Muslim di Sri Lanka yang terinfeksi Covid-19.Pasalnya, jenazah keluarga mereka terpaksa harus dikremasi.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
"Jika para pembuat keputusan, setelah mempertimbangkan semua fakta dan aspek dan telah mencapai keputusan berdasarkan masalah ilmiah, medis, atau logis, saya tidak memiliki masalah dengannya dan orang-orang harus mematuhinya," katanya.
Rasisme Melanda Umat Islam di Sri Lanka
Nasionalis Budhan dan sebagian media Sri Lanka seakan menyalahkan Muslim atas penyebaran virus corona di sana.
Sabry menyayangkan fenomena rasisme disaat Sri Lanka menghadapi krisis semacam ini.
"Sayangnya, selama beberapa minggu terakhir, ada cukup banyak pidato kebencian yang ditujukan pada umat Islam," kata Sabri.
Hilmy Ahamed, wakil presiden Dewan Muslim Sri Lanka, mengatakan bahwa Buddhis ekstremis menggunakan pengaruh mereka dalam pemerintahan untuk menghukum komunitas Muslim.
"Ini adalah bagian dari agenda rasis mereka, di mana mereka mengatakan kepada seluruh negara bahwa 'kami akan memberi pelajaran kepada umat Islam'."
Sebenarnya, aksi stigmatisasi umat Islam sudah ditentang kelompok HAM seperti Human Rights Watch (HRW) dan Amnesty International dan badan-badan internasional lainnya.
"(Posisi pemerintah tentang kremasi wajib) telah dikritik oleh empat pelapor khusus PBB sebagai pelanggaran kebebasan beragama."
"Pelapor khusus mencatat bahwa Muslim Sri Lanka telah distigmatisasi dan menjadi sasaran dengan pidato kebencian selama pandemi Corona," kata Meenakshi Ganguly, Direktur HRW di Asia Selatan pada April silam.
Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang merupakan organisasi antar pemerintah terbesar kedua setelah PBB, menyatakan keprihatinan meningkatnya rasisme di negara tersebut.
Baca: Pasangan dari China Terima Perlakuan Rasis di Sebuah Restoran di Inggris, Diusir karena Virus Corona
Baca: 10 Insiden Rasis yang Diterima Orang Asia karena Virus Corona: Dilempari Telur, Dipukul Babak Belur
Jumat lalu, kepala PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa pandemi telah meningkatkan rasisme dan xenophobia.
Guterres mengakui bahwa sentimen anti-asing, teori konspirasi antisemit, dan serangan terhadap umat Islam meningkat.
Menyoal kremasi di Sri Lanka, pemerintah membantah tuduhan diskriminasi terhadap Muslim.