Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengapa Jepang Terlambat Mengerjakan Vaksin Corona?

Pembuatan valsin selain membutuhkan waktu antara 2 hingga 5 tahun, juga dananya sangat besar.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mengapa Jepang Terlambat Mengerjakan Vaksin Corona?
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Data dari Mainichi Shimbun, perbandingan biaya pembuatan vaksin Amerika (kiri) China dan Jepang (kanan) 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah mengumumkan uji klinis vaksin Jepang akan mulai dilakukan Juli 2020.

Sedangkan vaksin buatan farmasi Inggris kerja sama dengan Universitas Oxford kemungkinan September 2020 sudah bisa diproduksi massal.

"Jepang terlambat memproduksi vaksin sebenarnya kuncinya karena dana pembuatan pengembangan vaksin kelihatan jauh lebih kecil ketimbang Amerika dan China," ungkap Yasuhiro Yasutomi, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Nasional Infrastruktur Farmasi, Institut Kesehatan dan Nutrisi, Universitas Mie, Minggu (25/5/2020) di TV TBS Jepang.

Pembuatan valsin selain membutuhkan waktu antara 2 hingga 5 tahun, juga dananya sangat besar.

"Lihat saja dana yang dikucurkan untuk farmasi Inggris AstraZeneca (pemegang lisensi) bekerjasama dengan Universitas Oxford Inggris mendapat kucuran dana 107,6 miliar yen untuk pesanan 300 juta dosis dari Amerika Serikat dan 100 juta dosis dari pemerintah Inggris mulai diproduksi massal September 2020. Sedangkan kapasitas produksi keseluruhan 1 miliar dosis," jelas dia.

Baca: Viral, Beda Sikap Prabowo dan Kapolda Jatim Tegur Peserta Rapat Tertidur, Menhan Tertawa

Lalu Amerika Serikat sendiri memasok dana 1,7 triliun yen untuk pembuatan virus anti corona di bawah program yang dinamakan Operation Warp Speed (OWS).

Berita Rekomendasi

OWS kemitraan publik-swasta, yang diprakarsai oleh Pemerintah Federal Amerika Serikat, untuk memfasilitasi dan mempercepat pengembangan, pembuatan, dan distribusi vaksin COVID-19, terapi, dan diagnostik.

Program antarlembaga yang mencakup komponen Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, termasuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA), Institut Kesehatan Nasional, dan Biomedis Penelitian dan Pengembangan Lanjutan Otoritas (BARDA), Departemen Pertahanan; perusahaan swasta, dan badan-badan federal lainnya, termasuk Departemen Pertanian, Departemen Energi, dan Departemen Urusan Veteran.

Lalu China menganggarkan 15 triliun yen untuk membuat vaksinya sendiri.

Baca: Sedih Tak Bisa Silaturahim Saat Lebaran, Rano Karno Tetap Beri Angpau untuk Anak Cucu

Sedangkan Jepang menganggarkan hanya 10 miliar yen untuk membuat vaksin anti Corona.

"Itu pun yang dibuat Jepang kalau berhasil dengan baik memakan waktu 2 tahun uji klinis," kata Yasutomi.

Tiga tahap pembuatan vaksin sampai 100 persen sempurna. Pertama kali uji klinis dengan puluhan orang. Tahap kedua dengan ratusan orang dan tahap ketiga dengan ribuan orang.

"Sehingga memakan waktu sebenarnya antara 5 sampai 10 tahun agar sempurna," lanjutnya.

Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas