Siapa Sebenarnya George Floyd? Kematiannya Picu Kerusuhan Besar di Amerika Serikat
George Floyd tewas usai lehernya ditindih lutut polisi, ketika ia tiarap dan sedang diamankan.
Editor: Hasanudin Aco
George Floyd yang posturnya menjulang setinggi 2 meter, sempat menjadi atlet basket dan sepak bola, serta mencoba jadi musisi hip hop.
Namun dia memutuskan untuk angkat kaki dari Houston ketika sulit mencari pekerjaan.
Veal mengungkapkan, ia terakhir kali berkomunikasi dengan George Floyd pada Januari dengan pesan teks.
Lalu insiden itu pun terjadi. Pada Senin (25/5/2020), setelah lehernya ditindih lutut polisi Derek Chauvin dan kejadiannya direkam di video, Floyd pun pergi untuk selamanya.
Leher George Floyd ditindih lutut polisi yang menyekapnya. Ia tiarap, diborgol, dan tidak membawa senjata.
"Tolong, tolong aku tidak bisa bernapas," ujar Floyd lirih dalam video yang viral.
Polisi mengatakan, George Floyd adalah tersangka pemalsuan di sebuah toko kelontong.
Penjaga toko menelepon 911 setelah Floyd diduga menggunakan uang palsu untuk membeli rokok.
"Mengubah hidupnya"
Bridgett Floyd mengungkapkan saudara laki-lakinya tidak sempurna, tetapi "memilukan" baginya mati di tangan polisi.
"Itu jelas mereka lakukan," katanya kepada NBC News. "Mereka membunuh saudaraku. Dia menangis minta tolong."
Sebanyak empat polisi dipecat karena insiden itu. Salah satunya yakni Derek Chauvin, ditangkap pada Jumat (29/5/2020) dan dijerat pasal berlapis.
Kekasih George Floyd, Courtney Ross, menegaskan bahwa mendiang sosok yang sangat disegani di masyarakat.
"Tidak lain ini adalah malaikat yang dikirim kepada kita di bumi," katanya kepada CBS News. "Dan kita mencelakainya, dan kita membunuhnya."