Siapa Sebenarnya George Floyd? Kematiannya Picu Kerusuhan Besar di Amerika Serikat
George Floyd tewas usai lehernya ditindih lutut polisi, ketika ia tiarap dan sedang diamankan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, AS - George Floyd di lingkungannya dikenal sebagai pria besar ala "raksasa" yang baik hati dan penyayang.
Hal tersebut diakui tidak hanya oleh keluarganya sendiri, tapi juga orang-orang di sekitarnya.
Pria kulit hitam itu meninggalkan Houston untuk memulai kehidupan baru di Minneapolis, tapi ternyata di situ pula ia menemui ajalnya secara tragis.
George Floyd tewas usai lehernya ditindih lutut polisi, ketika ia tiarap dan sedang diamankan.
Lelaki setinggi 2 meter itu ditangkap dengan tuduhan memakai uang palsu untuk bertransaksi di toko kelontong.
"Semua orang mencintai saudaraku," kata Philonese Floyd pada Selasa (26/5/2020), sehari setelah kematian George Floyd.
-
Baca: Kerusuhan di AS Meluas, Bangunan Sekitar Gedung Putih Dibakar Pengunjuk Rasa, Jam Malam Diberlakukan
Insiden pembunuhan ini lalu memantik demonstrasi besar-besaran di Amerika Serikat (AS) dengan mengangkat isu rasialisme.
"Dia berbadan besar dan baik hati," lanjut Philonese saat diwawancarai CNN. "Dia tidak menyakiti siapa pun."
George Floyd (46) pindah dari utara lalu mendapat pekerjaan sebagai sopir truk.
Kemudian baru-baru ini dia bekerja sebagai petugas keamanan di restoran Conga Latin Bistro, sebelum bisnis itu sepi karena aturan Minnesota agar warga tetap di rumah.
"Dia selalu membuat kami aman," ujar Luz Maria Gonzalez, pengunjung yang sering makan di restoran, mengatakannya kepada National Public Radio yang dikutip AFP.
"Di tengah malam dia akan berkata, 'Hei, Luz, aku akan menunggumu sampai masuk taksi'."
Orang lain yang akrab dengan Floyd menggambarkannya berani mengambil risiko untuk memperbaiki hidupnya.
"Saya ingat dia berkata ingin membantu dunia. Dia ingin memiliki dampak di seluruh dunia," kata Jonathan Veal temannya sejak kelas 6, saat diwawancarai KPRC Houston.
George Floyd yang posturnya menjulang setinggi 2 meter, sempat menjadi atlet basket dan sepak bola, serta mencoba jadi musisi hip hop.
Namun dia memutuskan untuk angkat kaki dari Houston ketika sulit mencari pekerjaan.
Veal mengungkapkan, ia terakhir kali berkomunikasi dengan George Floyd pada Januari dengan pesan teks.
Lalu insiden itu pun terjadi. Pada Senin (25/5/2020), setelah lehernya ditindih lutut polisi Derek Chauvin dan kejadiannya direkam di video, Floyd pun pergi untuk selamanya.
Leher George Floyd ditindih lutut polisi yang menyekapnya. Ia tiarap, diborgol, dan tidak membawa senjata.
"Tolong, tolong aku tidak bisa bernapas," ujar Floyd lirih dalam video yang viral.
Polisi mengatakan, George Floyd adalah tersangka pemalsuan di sebuah toko kelontong.
Penjaga toko menelepon 911 setelah Floyd diduga menggunakan uang palsu untuk membeli rokok.
"Mengubah hidupnya"
Bridgett Floyd mengungkapkan saudara laki-lakinya tidak sempurna, tetapi "memilukan" baginya mati di tangan polisi.
"Itu jelas mereka lakukan," katanya kepada NBC News. "Mereka membunuh saudaraku. Dia menangis minta tolong."
Sebanyak empat polisi dipecat karena insiden itu. Salah satunya yakni Derek Chauvin, ditangkap pada Jumat (29/5/2020) dan dijerat pasal berlapis.
Kekasih George Floyd, Courtney Ross, menegaskan bahwa mendiang sosok yang sangat disegani di masyarakat.
"Tidak lain ini adalah malaikat yang dikirim kepada kita di bumi," katanya kepada CBS News. "Dan kita mencelakainya, dan kita membunuhnya."
George Floyd dikabarkan memiliki dua anak. Roxie Washington, ibu dari putrinya yang berusia 6 tahun di Houston, menggambarkannya sebagai ayah yang berbakti.
"Orang-orang salah menilainya karena dia begitu besar, sehingga mereka mengira dia sering berkelahi," kata Washington menurut Houston Chronicle yang dikutip AFP.
"Tapi dia orang yang pengasih... dan dia mencintai putrinya."
-
Baca: Mantan Wapres Joe Biden Kutuk Demo Bela George Floyd yang Ricuh: Kita adalah Bangsa yang Menderita
Salah satu teman lama George Floyd, Stephen Jackson, menjadi bintang NBA tetapi tidak melupakan persahabatan mereka.
"Kami saling memanggil Twin (kembaran)," kata Jackson dalam unggahan video di Instagram.
"Dia mengubah hidupnya," pindah ke Minnesota untuk bekerja sehingga dia dapat merawat anak-anaknya, tambah Jackson.
"Kawanku melakukan apa yang seharusnya dia lakukan, dan kalian semua membunuh saudaraku."
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kematiannya Picu Demonstrasi Besar, Siapakah George Floyd?"