Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ribuan Orang di London dan Jerman Bergabung dengan AS Memprotes Kematian George Floyd

Ribuan orang berkumpul di London, Minggu (31/5/2020) untuk memberikan dukungan kepada demonstran AS yang memprotes kematian George Floyd.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Ribuan Orang di London dan Jerman Bergabung dengan AS Memprotes Kematian George Floyd
AFP/CHANDAN KHANNA
ILUSTRASI - Pengunjukrasa berdiri di depan gedung yang terbakar dalam aksi demonstrasi di Minneapolis, Minnesota, Jumat (29/5/2020). Amerika Serikat dilanda kerusuhan hebat, pasca meninggalnya George Floyd akibat kehabisan nafas, setelah lehernya ditindih seorang petugas Polisi Minneapolis dalam sebuah penangkapan. AFP/CHANDAN KHANNA 

TRIBUNNEWS.COM - Ribuan orang berkumpul di London, Minggu (31/5/2020) untuk memberikan dukungan kepada demonstran AS yang memprotes kematian George Floyd.

Pada pemrotes bersatu dan menyerukan, "Tidak ada keadilan! Tidak ada kedamaian!," dengan mengangkat plakat yang bertuliskan, "Berapa banyak lagi?,".

Mereka berkumpul di Trafalgar Square dan pengabaikan aturan pemerintah Inggris terkait pedoman jarak sosial selama Covid-19.

Aparat kepolisian dilaporkan tidak menghentikan mereka.

Dikutip Tribunnews dari Time, demonstran kemudian berbaris di Kedutaan Besar AS.

Barisan petugas kepolisian juga terlihat mengepung gedung.

Beberapa ratus orang duduk di jalan dan mengangkat plakat.

Baca: Demo Kematian George Floyd Berujung Rusuh di New York, 15 Mobil Polisi Dibakar

Baca: Huru-hara di AS Meluas, 25 Kota di AS Berlakukan Jam Malam

ILUSTRASI - Pengunjukrasa berdiri di depan gedung yang terbakar dalam aksi demonstrasi di Minneapolis, Minnesota, Jumat (29/5/2020). Amerika Serikat dilanda kerusuhan hebat, pasca meninggalnya George Floyd akibat kehabisan nafas, setelah lehernya ditindih seorang petugas Polisi Minneapolis dalam sebuah penangkapan. AFP/CHANDAN KHANNA
ILUSTRASI - Pengunjukrasa berdiri di depan gedung yang terbakar dalam aksi demonstrasi di Minneapolis, Minnesota, Jumat (29/5/2020). Amerika Serikat dilanda kerusuhan hebat, pasca meninggalnya George Floyd akibat kehabisan nafas, setelah lehernya ditindih seorang petugas Polisi Minneapolis dalam sebuah penangkapan. AFP/CHANDAN KHANNA (AFP/CHANDAN KHANNA)
Berita Rekomendasi

Demo di Berlin

Lebih jauh, Kedutaan AS di Berlin juga menjadi tempat berkumpulnya masa, Sabtu (30/5/2020).

Para demonstran mengangkat plakat bertuliskan pesan: "Keadilan untuk George Floyd".

Aparat kepolisian mengatakan, aksi tersebut diselenggarakan melalui media sosial.

Skalanya pun lebih besar dari yang dibayangkan, tetapi tidak ada penangkapan.

Secara terpisah, surat kabar Bild di Jerman pada Minggu, memuat tajuk sensasional, "Polisi pembunuh ini membakar Amerika", dengan panah yang menunjuk ke foto Derek Chauvin.

Sebagaimana diketahui, George Floyd menghembuskan napas terakhirnya di tangan Derek Chauvin.

Kini Derek Chauvin, yang memiliki jabatan Perwira Polisi itu telah dipecat.

Dalam kematian George Floyd, Derek Chauvin dituduh melakukan pembunuhan tingkat tiga.

Baca: Istri Derek Chauvin, Polisi yang Sebabkan Kematian George Floyd Minta Cerai

Baca: Tindih Leher George Floyd Hingga Tewas & Timbulkan Kerusuhan, Kini Derek Chauvin Digugat Cerai Istri

Seorang demonstran menendang kendaraan polisi yang rusak di Los Angeles pada 30 Mei 2020 menyusul protes terhadap kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang tewas ketika ditangkap dan dijepit ke tanah oleh lutut seorang petugas kepolisian Minneapolis. Bentrokan meletus dan kota-kota besar memberlakukan jam malam.
ILUSTRASI -  Seorang demonstran menendang kendaraan polisi yang rusak di Los Angeles pada 30 Mei 2020 menyusul protes terhadap kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang tewas ketika ditangkap dan dijepit ke tanah oleh lutut seorang petugas kepolisian Minneapolis. Bentrokan meletus dan kota-kota besar memberlakukan jam malam. (ARIANA DESHLER/AFP)

Kematian George Floyd

George Floyd Masuk Daftar Orang Kulit Hitam yang Mati di Tangan Polisi

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengutuk aksi pembunuhan komunitas Afika-Amerika yang tidak bersenjata di Amerika Serikat pada Kamis (28/5/2020) lalu.

Michelle Bachelet juga menyerukan agar polisi AS tidak menggunakan kekuatan berlebihan bila tidak ingin dituntut atau dihukum karena kejahatan mereka, dikutip dari The Hill

Michelle merilis pernyataan ini terkait George Floyd yang meninggal setelah ditindih lehernya oleh polisi.

Berdasarkan video yang beredar, Floyd beberapa kali meminta agar polisi Derek Chauvin melepaskan lehernya itu.

"Tolong, aku tidak bisa bernapas," ucap Floyd lirih.

Namun, Chauvin tetap pada posisinya selama kurang lebih 9 menit dan pada Jumat (29/5/2020) dia sudah didakwa pembunuhan.

"Ini adalah yang terbaru dalam garis panjang pembunuhan orang-orang Afrika-Amerika yang tidak bersenjata oleh polisi AS dan anggota masyarakat," kata Bachelet.

"Saya kecewa harus menambahkan nama George Floyd diantara Breonna Taylor, Eric Garner, Michael Brown, dan banyak orang Afrika-Amerika tak bersenjata lainnya yang telah meninggal selama bertahun-tahun di tangan polisi."

"Serta orang-orang seperti Ahmaud Arbery dan Trayvon Martin yang dibunuh oleh anggota publik yang bersenjata," jelas Michelle menyebutkan daftar orang-orang yang senasib dengan George Floyd.

Komisioner menyerukan otoritas AS untuk mengambil tindakan serius untuk menghentikan pembunuhan pada komunitas minoritas ini.

"Prosedur harus diubah, sistem pencegahan harus diberlakukan, dan diatas semua," ungkapnya.

"Petugas polisi yang menggunakan kekuatan berlebihan harus dituntut dan dihukum karena kejahatan yang dilakukan," tulisnya.

Meski Michelle menyambut baik penyidikan insiden Floyd, dia juga menyangsikannya.

Derek Chauvin - Selain Dituntut Pasal Pembunuhan, Polisi yang Terlibat Tewasnya George Floyd Juga Dicerai Istrinya
Derek Chauvin - Selain Dituntut Pasal Pembunuhan, Polisi yang Terlibat Tewasnya George Floyd Juga Dicerai Istrinya (Kolase Tribunnews/CBS)

Berkaca pada kejadian serupa di masa lalu, penyidikan berujung pada pembunuhan dibenarkan dengan alasan yang dipertanyakan.

Atau bahkan hanya ditangani dengan pemberian sanksi administratif.

"Peran yang dimainkan dan menyebar luas dalam diskriminasi rasial dalam kematian seperti itu juga harus diperiksa, diakui, dan ditangani dengan baik," ujar Michelle.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas