Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Brasil Mulai Membuka Negara Disaat Angka Kematian Covid-19 Hampir Duduki Terbanyak Ke-2 di Dunia

Sejumlah pakar merasa khawatir dengan langkah pembukaan negara oleh Brasil dan Meksiko.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Brasil Mulai Membuka Negara Disaat Angka Kematian Covid-19 Hampir Duduki Terbanyak Ke-2 di Dunia
TARSO SARRAF / AFP
Petugas kesehatan dari layanan tanggap darurat medis membawa Eladio Lopes Brasil (79), yang terinfeksi virus corona baru, dengan tandu yang akan dipindahkan dengan kapal ambulans dari komunitas Portel ke rumah sakit di Breves, di pulau Marajo, negara bagian Para, Brasil, pada 25 Mei 2020. Layanan kapal ambulan memungkinkan pasien COVID-19 yang kritis dipindahkan di daerah yang sangat terpencil yang dikelilingi oleh air di Brasil. 

Di sisi lain, Meksiko mencatat 10.637 kematian dan hampir 100.000 kasus meskipun pemerintah mengakui jumlah sebenarnya cenderung jauh lebih tinggi.

Menurut Worldometers.info pada Kamis (4/6/2020), sudah ada 11.729 korban jiwa dan 101.238 kasus infeksi di Meksiko.

Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador memulai kembali tur enam negara ketika aturan jarak sosial nasional dilonggarkan.

Berbicara di kota resor Cancún, López Obrador atau dikenal sebagai Amlo, presiden menilai Meksiko harus pelan-pelan menormalkan kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya.

Favela Brasilandia yang terlihat sangat padat untuk tempat tinggal.
Favela Brasilandia yang terlihat sangat padat untuk tempat tinggal. (Sky News)

Baca: Bakal Dibuka Kembali, Cancun di Meksiko Siapkan Diskon untuk Wisatawan

Baca: Penelitian Mengungkap Angka Kematian Covid-19 di Meksiko Lebih Tinggi dari Catatan Resmi

"Kita sekarang harus bergerak menuju normalitas baru ini karena ekonomi negara dan kesejahteraan rakyat kita bergantung padanya," kata Obrador dikutip dari The Guardian

Tetapi otoritas kesehatan Meksiko mengaku bahwa pandemi belum sepenuhnya 'dijinakkan' sebagaimana klaim presiden.

Pakar medis di kedua negara khawatir keputusan mengembalikan normalitas masih prematur dan hanya didasarkan pada masalah ekonomi bukan kesehatan.

Berita Rekomendasi

Ahli epidemiologi di Universitas Sao Paulo, Paulo Lotufo mencontohkan skenario terburuk yang mungkin terjadi di Amazon.

Menurutnya pandemi akan memukul keras warga miskin di Amazon karena warga di sana sulit mengisolasi diri dan mencari perawatan.

"Prospeknya mengerikan," tambah Lotufo.

Dia juga memperingatkan bahwa angka kematian Brasil bisa melampaui 125.000 jiwa dalam beberapa bulan mendatang.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas