Brasil Mulai Membuka Negara Disaat Angka Kematian Covid-19 Hampir Duduki Terbanyak Ke-2 di Dunia
Sejumlah pakar merasa khawatir dengan langkah pembukaan negara oleh Brasil dan Meksiko.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
Di sisi lain, Meksiko mencatat 10.637 kematian dan hampir 100.000 kasus meskipun pemerintah mengakui jumlah sebenarnya cenderung jauh lebih tinggi.
Menurut Worldometers.info pada Kamis (4/6/2020), sudah ada 11.729 korban jiwa dan 101.238 kasus infeksi di Meksiko.
Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador memulai kembali tur enam negara ketika aturan jarak sosial nasional dilonggarkan.
Berbicara di kota resor Cancún, López Obrador atau dikenal sebagai Amlo, presiden menilai Meksiko harus pelan-pelan menormalkan kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya.
Baca: Bakal Dibuka Kembali, Cancun di Meksiko Siapkan Diskon untuk Wisatawan
Baca: Penelitian Mengungkap Angka Kematian Covid-19 di Meksiko Lebih Tinggi dari Catatan Resmi
"Kita sekarang harus bergerak menuju normalitas baru ini karena ekonomi negara dan kesejahteraan rakyat kita bergantung padanya," kata Obrador dikutip dari The Guardian.
Tetapi otoritas kesehatan Meksiko mengaku bahwa pandemi belum sepenuhnya 'dijinakkan' sebagaimana klaim presiden.
Pakar medis di kedua negara khawatir keputusan mengembalikan normalitas masih prematur dan hanya didasarkan pada masalah ekonomi bukan kesehatan.
Ahli epidemiologi di Universitas Sao Paulo, Paulo Lotufo mencontohkan skenario terburuk yang mungkin terjadi di Amazon.
Menurutnya pandemi akan memukul keras warga miskin di Amazon karena warga di sana sulit mengisolasi diri dan mencari perawatan.
"Prospeknya mengerikan," tambah Lotufo.
Dia juga memperingatkan bahwa angka kematian Brasil bisa melampaui 125.000 jiwa dalam beberapa bulan mendatang.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)