Donald Trump Makin Pusing dengan Aksi Rusuh Rakyatnya, Berlakukan Jam Malam di Berbagai Kota
Siapa saja yang melanggar jam malam terancam hukuman penjara dan atau denda hingga 500 dolar AS (sekitar Rp 7 juta).
Penulis: Febby Mahendra
Editor: Choirul Arifin
Dalam beberapa kasus, para pemimpin polisi mengatakan aksi kekerasan yang dilakukan pendemo di jalanan membuat mereka tidak punya pilihan lain.
Baca: FOTO-FOTO MESRA Liburan Bulan Madu Awan Arzum Balli, Bule Turki yang Nikahi Petugas PPSU
Presiden Donald Trump telah mendorong para pejabat lokal meningkatkan unjuk kekuatan mereka. Tetapi pengunjuk rasa dan kritikus polisi berpendapat beberapa petugas meningkatkan tindakan mereka.
Rekaman video dan foto dari di seluruh negeri menunjukkan polisi menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa. Kadang-kadang gas air mata ditembakkan ke arah pelaku kekerasan dan penjarahan.
Namun tak jarang gas air mata juga diarahkan kepada peserta aksi damai.
Para pejabat di beberapa kota mengatakan mereka sedang menyelidiki tuduhan sejumlah oknum petugas telah menggunakan kekuatan berlebihan terhadap pendemo.
Di Atlanta, dua petugas dipecat setelah polisi mengatakan mereka memecahkan kaca sebuah kendaraan, menarik dua pengunjuk rasa keluar dari mobil, dan melakukan tindakan kasar.
Muncul pula laporan kekerasan terhadap para wartawan yang melakukan tugas peliputan.
Seorang fotografer di Minneapolis mengatakan ditembak peluru karet. Juga di Minneapolis, seorang awak CNN ditangkap saat memberikan laporan televisi langsung namun dibebaskan sekitar satu jam kemudian.
Baca: Terkuak Setahun Pasca Kejadian, Pembunuh Janda Empat Anak Ini Ternyata Pasangan Suami Istri
Sedangkan di Nebraska, seorang pengunjuk rasa tewas setelah ditembak pemilik seorang anak pemilik bar.
Keluarga korban mengatakan jaksa tidak mengajukan tuntutan atas peristiwa tersebut, alasannya penembakan dilakukan untuk membela diri.
Baca: Ditelepon oleh Mertua Akan Jadi Janda, Ika Sartika Syok Suaminya yang Polisi Meninggal Bunuh Diri
Jaksa Wilayah Douglas, Don Kleine, mengatakan setelah menonton video kejadian, bersama pejabat polisi dan detektif pembunuhan, ia memutuskan untuk tidak menuntut Jake Gardner dalam kematian James Scurlock, pada peristiwa Sabtu malam.
Pengacara Justin Wayne, yang mewakili keluarga Scurlock (korban), mengatakan pria berusia 22 tahun itu seharusnya tidak tertembak saat perkelahian pada Sabtu malam. Ksus tersebut harus dibawa ke dewan juri.
Peristiwa berawal ketika ayah Gardner meminta para demonstran di luar bar Gatsby untuk pergi.
Ia mendorong seorang pengunjuk rasa. Seorang pria tak dikenal dapat terlihat mendorong Gardner sehingga putranya ikut turun tangan.
Jake Gardner saat itu membawa pistol di pinggangnya. Mendadak dua orang melompat ke punggung Gardner sehingga ia melepaskan dua tembakan peringatan. Scurlock menyerang kemudian tertembak dan tewas. (cnn/feb)