Arab Saudi Sedang Pertimbangkan Batasi Kuota Jemaah Haji Hanya 20 Persen Di Tengah Pandemi Covid-19
Pemerintah Arab Saudi sedang mempertimbangkan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dengan membatasi kuota untuk mencegah penyebaran virus corona.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Pemerintah Arab Saudi sedang mempertimbangkan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dengan membatasi kuota untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.
Diketahui, total kasus Covid-19 di negara tersebut tembus pada angka 100 ribu.
Biasanya setiap tahun, sekitar 2,5 juta jemaah mengunjungi tempat suci umat Islam di Makkah dan Madinah untuk menunaikan ibadah Haji.
Data resmi menunjukkan ibadah Haji dan Umrah sedikitnya menghasilkan sekitar 12 miliar dolar AS tiap tahunnya bagi pendapatan kerajaan.
Baca: Sebaran Virus Corona di Indonesia Selasa (9/6/2020): Ada 232 Kasus Baru di DKI, 220 di Jawa Timur
Pada Maret lalu, Arab Saudi meminta umat muslim untuk menunda rencana ibadah haji dan menangguhkan ibadah umrah sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Dua sumber Reuters yang akrab dengan otoritas setempat, mengatakan Arab Saudi sedang mempertimbangkan kemungkinkan akan mengizinkan "hanya jumlah simbolis" untuk ibadah Haji tahun ini.
Meskipun tetap harus ada pembatasan termasuk larangan usia jemaah dan pemeriksaan kesehatan tambahan.
Baca: Jadi Jubir Tim Komunikasi Gugus Tugas Covid-19, Ini Profil Dokter Cantik Reisa Broto Asmoro
"Dengan prosedur yang ketat, otoritas Arab Saudi mempertimbangkan untuk hanya mengizinkan hingga 20 persen dari kuota reguler jamaah haji masing-masing negara," kata seorang sumber kepada Reuters.
Namun, beberapa pejabat lain masih bersikukh untuk membatalkan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, yang akan dimulai pada akhir Juli mendatang, menurut tiga sumber Reuters.
Juru Bicara Kantor Kementerian Pelayanan Haji dan Umrah tidak berkomentar tentang hal itu, ketika ditanyakan Reuters.
Membatasi atau membatalkan ibadah Haji akan menekan keuangan pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang terkena dampak terjunnya harga minyak dan pandemi Covid-19.
Baca: Ombudsman DKI: Kebijakan Ganjil Genap Sepeda Motor Terlalu Dipaksakan
Analis memprediksi kontraksi ekonomi terparah tahun ini akan terjadi di Arab Saudi.
Kerajaan Arab Saudi juga menghentikan penerbangan penumpang internasional pada bulan Maret lalu.