WHO: Pakistan Harus Berlakukan Kembali Lockdown untuk Mengekang Virus Corona
WHO merekomendasikan agar pihak berwenang Pakistan memberlakukan kembali lockdown yang ketat.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan agar pihak berwenang Pakistan memberlakukan kembali lockdown yang ketat.
Imbauan ini disampaikan demi mengekang penyebaran virus corona di Pakistan.
Sebagaimana diketahui, kasus-kasus infeksi virus corona yang dikonfirmasi di Asia Selatan meningkat secara eksponensial semenjak lockdown dicabut bulan lalu.
Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, dalam sepucuk surat yang dikirim ke pemerintah pada Minggu (7/6/2020), Kepala WHO Pakistan, Palitha Mahipala buka suara.
Baca: Peringatan WHO: Situasi Pandemi Corona Memburuk, Ada Lebih dari 100 Ribu Kasus pada 9 Hari Terakhir
Baca: Pandemi Covid-19 Makin Memburuk, WHO: Ini Bukan Waktu Untuk Negara Mana Pun Bersantai
Palitha mengatakan, Pakistan tidak memenuji salah satu dari enam kriteria teknis dari WHO untuk melonggarkan lockdown.
"Sampai hari ini, Pakistan tidak memenuhi syarat untuk membuka lockdown," terang surat tersebut.
Lebih lanjut, pemerintah Pakistan yang dipimpin Perdana Menteri Imran Khan telah memberlakukan pembatasan lockdown dengan berbagai aturan.
Pencabutan lockdown mengantarkan meroketnya kasus virus corona di Pakistan.
Sejauh ini, lima dari sembilan hari di bulan Juni telah mencatat peningkatan kasus harian.
Infeksi harian meningkat sekitar 1.700 per hari sebelum relaksasi mejadi 5.385 kasus baru pada 9 Juni 2020.
Di Pakistan, per Rabu (10/6/2020) memiiki 113.702 kasus virus corona, dengan 2.312 kematian yang dilaporkan.
Tingkat Infeksi Virus Corona di Pakistan Terlalu Tinggi
Lebih jauh, dalam suratnya, WHO menegaskan tingkat infeksi virus corona di Pakistan terlalu tinggi.
Ini menunjukkan, tidak cukup pengujian yang dilakukan pemerintah Pakistan.
Terkait hal itu, WHO merekomendasikan agar Pakistan meningkatkan pengujian harian menjadi lebih dari 50 ribu per hari.
Saat ini, kapasitas pengujian di Pakistan sekira setengah dari jumlah itu.
WHO juga mengatakan, sistem pengawasan Pakistan untuk mengidentifikasi, menguji, mengisolasi, perawatan medis dan pelacakan kontak terbilang lemah.
"Kapasitan terbatas dalam memberikan perawatan (hanya 751 ventilator) dan populasi tidak siap untuk beradaptasi dengan perubahan perilaku," terang Mahipala.
PM Khan Menolak Menerapkan Kembali Lockdown
Lebih jauh, Perdana Menteri Khan telah lama dikabarkan menolak menerapkan kembali tindakan lockdown.
Dia juga mengesampingkan kemungkinan dalam pernyataan yang dibuat awal pekan ini.
"Meski pun pembatasan lockdown memperlambat penyebaran virus, kit ajuga harus menyadari, bahwa Pakistan adalah negara miskin," katanya dalam pidato yang disiarkan TV, Senin (8/6/2020).
"Kita tidak punya pilihan selain membuka kembali Pakistan," paparnya.
"Seluruh dunia mengerti bahwa lockdown bukanlah solusi," tambahnya.
Baca: Pertama Kalinya dalam Sejarah, Kepala Angkatan Udara AS Dijabat Pria Afrika-Amerika
Berikut update data korban virus corona atau Covid-19 yang tersebar di seluruh dunia hingga Rabu, 10 Juni 2020 pukul 20.00 WIB.
Pakistan menempati posisi ke- 15secara global.
Mencatat lebih dari 113.700 kasus infeksi virus corona, dengan 2.255 korban jiwa.
Meski virus corona tercatat pertama kali di Wuhan, China, tapi kini Amerika Serikat (AS) menjadi urutan pertama yang memiliki jumlah kasus infeksi terbanyak di dunia.
Menurut data terbaru di worldometers.info, total kasus virus corona di AS telah menembus angka 2.046.075 pasien.
Baca: AS Merapat Ke Taiwan, China Pamer Kekuatan Terhadap Wilayah yang Diklaim Sebagai Teritorinya
Sementara, total kematian di AS mencapai 114.167 jiwa dan pasien sembuh ada 788.885 orang.
Dengan angka tersebut, AS menempati posisi pertama total kasus secara global.
Brasil ada di posisi ke-2 dunia mengonfirmasi infeksi virus corona sebanyak 742,084 jiwa.
Jumlah infeksi virus corona di Rusia hari ini mencapa 493,657 kasus.
Baca: Perusahaan-Perusahaan Amerika Pindahkan Pabrik dari China ke Asia Tenggara tapi Bukan ke Indonesia
Baca: Indonesia Akan Jalin Kerja Sama Dengan Rusia Terkait Penanganan Pandemi Covid-19
Kemudian di peringkat ke-4, Inggris melaporkan 289.140 infeksi yang dikonfirmasi.
Diperingkat ke-6, India mencatat 276,583 kasus yang dikonfirmasi, setelah mencatat 1.803 infeksi baru.
Lebih jauh, China yang merupakan pusat wabah virus corona pertama kali dideteksi, berada di posisi ke-18 dengan total 83.046 orang telah terinfeksi.
Setidaknya ada 213 negara atau kawasan yang terinfeksi virus corona, ditambah dua kasus dari kapal pesiar, yakni Diamond Princess dan MS Zaandam.
Adapun virus corona kini telah menjangkiti setidaknya 7.354.275 orang di dunia.
Warga yang dinyatakan sembuh sebanyak 3.628.913 pasien, sedangkan 414.377 orang dinyatakan meninggal dunia.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)