Dituduh Trump Antek ANTIFA, Pria yang Didorong Polisi hingga Berdarah Hanya Tertawa Kecil
Pria lanjut usia yang didorong polisi Buffalo di New York hingga kepalanya berdarah, Martin Gugino menanggapi tuduhan presiden.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
"Sudah cukup jelas bahwa hubungan Presiden dengan kenyataan terus memburuk," katanya.
Dia mengatakan Gugino dibesarkan di Buffalo dan kembali untuk merawat ibunya.
Gugino dan Colville menjalin pertemanan ketika keduanya memasuki dunia aktivisme, termasuk dalam kelompok Witness Against Torture.
Gugino adalah lelaki 'pembawa damai' kata teman dan sesama aktivis, Kathy Kelly.
Video menunjukkan Gugino dengan tenang berjalan ke polisi tepat sebelum dia didorong.
"Sama sekali tidak mengejutkan saya bahwa dia ingin memulai percakapan dengan seseorang yang, bagi saya, akan terlihat seperti orang yang menakutkan," kata Kelly.
Kelly terakhir melihat Gugino pada November silam, ketika Gugino menjadi pembicara tamu pada acara makan malam tahunan untuk Western New York Peace Center.
Baca: Adik Floyd Serukan Kongres AS untuk Loloskan RUU Reformasi Polisi
Baca: Sejumlah Pasukan Garda Nasional AS Positif Corona, Pengunjuk Rasa Didesak Lakukan Tes
Dia mengatakan teman-teman mengkhawatirkan kesehatannya, jauh sebelum dia didorong ke tanah oleh polisi.
"Pada usia 75 dan tidak dalam kondisi kesehatan terbaik, saya pikir dia mengalami pukulan keras," kata Kelly.
Gugino sampai saat ini masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius namun stabil.
Pada Rabu ini kondisinya membaik, dan pengacaranya Kelly Zarcone berharap pria ini bisa segera pulang.
Kathy Kelly mengatakan dia akan sangat terkejut bila Gugino menanggapi tuduhan Trump kepadanya itu.
"Aku hanya tidak berpikir Martin akan mengembalikan sentimen itu," katanya.
Begitupun rekannya, Colville yang mengatakan Gugino tidak akan berhenti menjadi aktivis meski banyak halangan di depannya.
"Kehidupan Martin berdiri untuk dirinya sendiri. Ia berbicara untuk dirinya sendiri," ujarnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)