Ketegangan India-China Bikin Resah Warga China yang Tinggal di India
Bentrokan yang terjadi perbatasan China-India di Ladakh menyebabkan warga China di India merasa risau.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Bentrokan yang terjadi perbatasan China-India di Ladakh menyebabkan warga China di India merasa risau.
Pasalnya, mereka takut akan muncul sentimen anti-China di kalangan masyarakat India.
Baru-baru ini saja, perkelahian antar tentara yang menewaskan 20 tentara India memicu tagar 'Boycott China' dan 'Teach Lesson to China'.
Dimana tagar-tagar ini mengarah ke protes atau demonstrasi yang akan menambah ketegangan dua negara, dikutip dari Times of India.
Beberapa warga China di India khawatir keberadaannya terendus oleh warga sekitar yang geram.
"Mereka (keluarga China) tidak ingin berbicara kepada media."
"Mereka tidak pergi keluar dan khawatir tentang keamanan dan kesejahteraan mereka. Keluarga mereka juga khawatir berada di rumah," kata Jenderal Ekonomi India-China dan Dewan Kebudayaan, Mohammed Saqib.
Baca: Tidak Pernah Akur, Lebih Kuat Mana Militer China atau India?
Baca: China Vs India, Indonesia Minta Kedua Pihak Menahan Diri
Dia bercerita teman-teman China-nya yang tinggal di India mulai menghubungi dirinya sejak bentrokan meletus pada Senin (15/6/2020).
Saqib mengaku prihatin dengan munculnya sentimen anti-China di India.
Seorang warga negara China dari Beijing yang bekerja di Gurgaon awalnya tidak ingin berbicara pada media, namun berubah pikiran dengan syarat anonim.
"Ada pembicaraan tentang kebuntuan perbatasan dan ketegangan, tetapi kita tahu orang India adalah orang yang sangat hangat dan itulah sebabnya saya memberi tahu keluarga saya bahwa semuanya baik-baik saja di sini dan mereka tidak perlu khawatir," katanya.
Warga negara China lain yang bekerja di Gurgaon mengaku tertekan, meskipun banyak rekan menenangkannya.
"Mereka (orang China di India) mengalami banyak tekanan secara alami."
"Konflik semacam itu menempatkan banyak tekanan karena mereka dapat menanggung beban terberat dan hal yang sama berlaku bagi orang India di China," jelas profesor di Universitas Jawaharlal Nehru, BR Deepak.
Profesor menyayangkan kericuhan di perbatasan menggagalkan program pemerintah untuk memperkuat hubungan India-China.
Dimana tahun ini kedua negara tersebut akan merayakan 70 tahun pembentukan hubungan diplomatik.
Para ahli juga merasa bentrokan di perbatasan akan berdampak negatif pada kerjasama ekonomi dan hubungan antar masyarakat.
Sekitar 3.000 warga Tiongkok berbisnis dan belajar di kota-kota besar India.
Baca: Politikus PKS Minta TNI Disiagakan Amankan Jalur Stategis Anstisipasi Konflik di Laut China Selatan
Baca: Tolak Negosiasi dengan China Soal LCS, Indonesia Kirim Catatan Diplomatik Kedua Ke PBB
Bersamaan dengan pandemi corona ini, para warga China terpaksa tinggal di India selama lockdown.
"Ini akan berdampak pada psikologi orang China di sini."
"Ada 2.000 perusahaan China di berbagai sektor di India yang akan terdampak," kata Deepak.
Sejatinya hubungan India-China kerap kali berakhir rumit.
Ketidakakuran kedua negara ini telah terjadi sejak Inggris menjajah India.
Polemik perdagangan memecah perang antara Inggris dengan Dinasti Qing yang berujung penghinaan bagi China.
Sejak saat itu, hubungan keduanya sering diterpa masalah seperti sengketa Tibet, Pakistan, dan perbatasan Himalaya.
Bahkan insiden bentrokan yang membunuh 20 tentara India itu dinilai sebagai eskalasi terparah di perbatasan sejak 40 tahun silam.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)