Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri India: Sejak 1962, China Tak Pernah Akui Jumlah Pasukannya Jadi Korban

Sejauh ini China masih belum mengungkap apa-apa tentang jumlah prajuritnya yang menjadi korban dalam baku pukul

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Menteri India: Sejak 1962, China Tak Pernah Akui Jumlah Pasukannya Jadi Korban
PTI via financialexpress.com
Pasukan militer India dan China berpatroli bersama di Lembah Galwan. 

Tentara India, pada Kamis (18/6/2020) menyangkal prajuritnya berada dalam tahanan China.

"Tidak ada pasukan India yang hilang dalam bentrokan, " demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh Angkatan Darat India.

Kemudian pada hari itu, tentara India mengatakan 76 prajuritnya terluka dalam bentrokan hari Senin malam di lembah Galwan.

Lima puluh enam dari mereka yang terluka telah kembali bekerja.

India sudah mengadakan pemakaman 20 tentaranya yang meninggal dalam bentrokan fisik dengan militer China di perbatasan Senin (15/6/2020) lalu.

Upacara pemakaman Kamis (18/6/2020), berlangsung di tengah dua pimpinan negara sedang mencari jalan keluar untuk menghindari terulangnya bentrokan.

Pasukan India pun masih tetap siaga di lembah Galwan di wilayah Ladakh di Barat Himalaya tiga hari setelah bentrokan terjadi.

Berita Rekomendasi

Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar membahas mengenai persoalan ini bersama diplomat senior China, Wang Yi pada Rabu (17/6/2020) waktu setempat.

Hasilnya, dua belah pihak sepakat untuk tidak mengambil langkah apapun yang bisa semakin meningkatkan ketegangan.

India dan China sepakat untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di perbatasan.

Seorang pejabat India mengatakan perwira senior dari kedua belah pihak sedang mengadakan pembicaraan pada Kamis (18/6/2020) untuk meredakan ketegangan.

"Pembicaraan itu sedang berlangsung," kata pejabat itu, seperti dilansir Reuters.

Meskipun terjalin pembicaraan, Jaishankar dan Wang Yi saling menyalahkan atas bentrokanyang terjadi di perbatasan yang tercatat. paling mematikan sejak 1967.

Dua pejabat sama-sama menyerukan masing-masing untuk mengendalikan pasukan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas