Meghan Markle dan Pangeran Harry Dikritik karena Gunakan Logo Mahkota, Pakar Sebut Mereka Berhak
Meghan Markle dan Pangeran Harry dikritik karena masih menggunakan logo mahkota bahkan setelah mereka keluar dari keluarga kerajaan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
"Kata-kata 'menyediakan situs web yang menampilkan konten yang berkaitan dengan filantropi, pemberian dana, sukarelawan, dan peluang karier' di International Class 35 masih terlalu luas, dan diperlukan diklarifikasi untuk menentukan sifat konten yang disediakan."
Pemberitahuan itu juga menyatakan bahwa Sussex tidak membayar biaya penuh yang diperlukan untuk memproses dokumen dan tidak menandatangani formulir.
Penguji mengatakan:
"Surat pengajuan tidak ditandatangani, mengakibatkan pengajuan tidak diverifikasi dengan benar."
Jika aplikasi paten ditolak oleh Kantor, maka pihak yang mengajukan paten harus membuat sejumlah perubahan yang harus diajukan kembali oleh pengacara mereka.
Tenggat waktu yang disediakan penguji hak paten untuk Sussex yaitu pada 22 Agustus.
Jika Sussex tidak melakukannya sampai waktu yang telah ditentukan, maka pengajuan mereka berisiko diabaikan.
Sementara itu, juru bicara Meghan Markle dan Harry belum berkomentar mengenai masalah ini.
Sebuah sumber mengatakan pengajuan itu adalah bagian dari "proses bolak-balik yang normal", yang masih berlangsung.
Tidak benar bahwa permohonan tersebut telah menerima penolakan final, kata mereka.
Peluncuran Archewell secara publik diharapkan dilakukan pada tahun 2021.
Baca: Situs Archewell Meghan Markle & Harry Jadi Sasaran Netizen Jahil, Teralihkan ke YouTube Kanye West
Pada bulan April, Duke dan Duchess mengatakan kepada Telegraph: "Kami menantikan untuk meluncurkan Archewell ketika waktunya tepat."
The Sussexes saat ini tinggal di Los Angeles setelah mengundurkan diri dari kehidupan Kerajaan pada bulan Januari dan dipaksa untuk meninggalkan merek Sussex Royal mereka.
Minggu lalu, terungkap bahwa mereka telah menunda peluncuran proyek Archewell mereka secara publik, menyusul pandemi virus corona dan juga protes Black Lives Matter.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)