166 Orang Tewas dalam Aksi Protes Pembunuhan Musisi di Ethiopia, Hachalu Hundessa
Setidaknya 166 orang tewas dalam kerusuhan etnis pasca pembunuhan penyanyi Ethiopia, Hachalu Hundessa.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Wakil Komisaris Polisi Oromia, Gelam mengatakan ada 167 orang yang mengalami cedera serius selama kerusuhan.
Gelam mengatakan 1.084 orang telah ditangkap, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Lebih lanjut, kepolisian mengatakan bahwa kini kerusuhan sudah terkendali.
Perdana Menteri Abiy Ahmed, yang juga keturunan Oromo dan berkuasa pada April 2018, memperingatkan bahwa orang di balik kematian Hachalu ingin menggagalkan reformasinya.
"Kami memiliki dua pilihan sebagai rakyat. Untuk jatuh ke dalam perangkap yang dibuat oleh para pencela atau menyimpang dari perangkap mereka dan tetap pada jalur reformasi."
"Memilih yang pertama adalah dengan sukarela membantu mereka dalam kematian kita," kata perdana menteri.
Dipenjara Hingga Menulis Lagu Berisi Aspirasi
Hachalu Hundessa merupakan mantan tahanan politik dan pria biasa yang tumbuh besar dengan memelihara ternak.
Sikap kritisnya mengantarkan Hachalu menjadi salah satu musisi ternama di Ethiopia.
Dia menggugah masyarakat Ethiopia dengan lirik bernda romansa dan kebebasan politik, dua topik yang sering dia gabung dalam lagunya.
"Saya biasa menyanyi apa pun yang muncul di kepala saya," kenangnya dalam wawancara BBC Afaan Oromoo pada 2017.
Hachalu lahir di Ambo pada 1986, barat ibukota, Addis Ababa.
Ketika itu Ethiopia dicekam ketegangan politik, dimana pemerintahan melarang oposisi dan memenjarakan pengritik.
Hachalu bersekolah di Ambo dan bergabung dengan komunitas siswa yang berkampanye untuk kebebasan.