Presiden Bolivia Anez Terpapar Covid-19: Saya akan Terus Bekerja Jarak Jauh dari Lokasi Isolasi
Setidaknya tujuh menteri, termasuk Menteri Kesehatan, telah dinyatakan positif dan sedang menjalani pengobatan atau memulihkan diri di rumah.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, LA PAZ - Presiden Bolivia Jeanine Anez mengumumkan dirinya positif terinfeksi Virus Corona (Covid-19), pada Kamis (9/7/2020) waktu setempat.
Dalam kicauannya di Twitter, Anez mengatakan kondisi kesehatannya "baik" dan akan terus bekerja sementara dalam isolasi.
"Bersama-sama, kita akan ke luar dari ini," katanya, seperti dilansir Reuters, Jumat (10/7/2020).
Pemerintah Bolivia menyebutkan, setidaknya tujuh menteri, termasuk Menteri Kesehatan, telah dinyatakan positif dan sedang menjalani pengobatan atau memulihkan diri di rumah.
Anez mengatakan dia telah melakukan tes mengingat banyak dari timnya telah jatuh sakit.
Baca: Update Corona: Reaksi Jokowi Setelah Lonjakan 2.657 Kasus hingga Secapa TNI AD Jadi Klaster Baru
Baca: Melihat Corona di Jawa Timur, Dua Minggu Deadline dari Jokowi, Bagaimana Hasilnya?
"Saya merasa baik, saya merasa kuat, saya akan terus bekerja jarak jauh dari lokasi isolasi saya, dan saya ingin berterima kasih kepada semua warga Bolivia yang bekerja untuk membantu kami dalam krisis kesehatan ini," katanya.
Bolivia akan menggelar pemilihan umum pada 6 September mendatang.
Pemilu awalnya direncanakan pada bulan Mei, tapi tertunda karena pandemi.
Kekacauan politik mencengkeram negara ini pada Oktober lalu, ketika pemilu yang disengketakan menyebabkan gelombang protes yang akhirnya menggulingkan pemimpin kiri Evo Morales.
Anez, mantan Senator konservatif, mengambil alih jabatan Presiden interim dalam kekosongan politik.
Awalnya dia mengatakan tidak akan menjalankan jabatan ini sampai selesai.
Baca: Bolivia Kewalahan dengan Kematian Akibat Virus Corona, Jasad Menumpuk di Jalan, Mirip di Ekuador
Baca: Menteri Kesehatan Bolivia, María Eidy Roca Positif Covid-19
Namun belakangan ia menyatakan diri maju dalam gelanggang pemilu Bolivia.
Calon saingannya adalah mantan Presiden Jorge Tuto Quiroga, yang kembali maji.
Sebagaimana diketahui ada pemimpin dunia di seluruh dunia juga telah tertular virus.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (55), menghabiskan tiga hari dalam perawatan intensif Rumah Sakit karena Covid-19.
Selain itu ada Presiden Brasil Jair Bolsonaro yabg dikonfirmasi pada hari Rabu lalu positif Covid-19.
Bolivia, yang berpenduduk lebih dari 11,5 juta orang telah mencatat lebih dari 42.000 kasus positif yang telah dikonfirmasi dan 1.500 kasus kematian.
Bolivia merupakan salah satu negara yang terkena dampak terburuk per kapita di dunia.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Bolivia María Eidy Roca dinyatakan positif terinfeksi virus corona Covid-19 meskipun dalam kondisi stabil.
Hal itu disampaikan Kementerian Kesehatan Bolivia pada Minggu (5/7/2020).
"Perang melawan virus terus tanpa henti dan saya berharap Menteri segera pulih untuk bergabung kembali dalam pertempuran ini untuk kesehatan warga Bolivia," ujar Presiden Jeanine Anez dalam sebuah kicauan di Twitter, seperti dilansir Reuters, Senin (6/7/2020).
Berdasarakan data terjadi kenaikan tajam dalam kasus baru dan kasus kematian akibat Covid-19 di negara Amerika Selatan.
Bolivia yang berpenduduk lebih dari 11,5 juta orang, melaporkan kasus konfirmasi berjumlah 38 ribu dan 1.378 kasus kematian.
Beban kasus baru harian membuat Bolivia saat ini menjadi salah satu negara yang terkena dampak terburuk Covid-19 di dunia.
Baca: POPULER Internasional: Presiden Brasil Positif Corona hingga Seo Ye Ji Ungkap Trauma Masa Lalu
Baca: Terbaru Presiden Bolivia hingga Presiden Brasil, Deretan Pemimpin Amerika Latin Positif Covid-19
Amerika Latin telah menjadi pusat penyebaran virus, dengan Brasil, Chili, Meksiko dan Peru sangat terdampak.
Sementara Argentina dan Bolivia telah melihat jumlah kasus baru meningkat dalam beberapa minggu terakhir meskipun menerapkan lockdown.
Kementerian Kesehatan Bolivia memperkirakan puncak Covid-19 akan menghantam antara Agustus dan September 2020.
Negara ini juga tengah menuju pemilihan umum pada 6 September 2020.(Reuters)