Donald Trump Sebut Flu Spanyol Mengakhiri Perang Dunia II, Cek Faktanya di Sini
Dalam sebuah briefing media di Gedung Putih Senin (10/8/2020), Presiden AS Donald Trump menyebut pandemi Covid-19 ini adalah yang terburuk sejak 1917.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Dalam sebuah briefing media di Gedung Putih Senin (10/8/2020), Presiden AS Donald Trump menyebut pandemi Covid-19 ini adalah yang terburuk sejak 1917, mengacu pada Flu Spanyol.
Dilansir CNN, Donald Trump telah berulang kali mengatakan hal yang sama sebelumnya.
Namun kali ini, ia menambahkan bahwa pandemi "1917" mungkin telah mengakhiri Perang Dunia II.
Pernyataan Trump tersebut menimbulkan misleading.
Faktanya, pandemi flu yang menyebabkan 50 juta orang meninggal di seluruh dunia itu terjadi pada tahun 1918 dan 1919, bukan 1917.
Baca: Kronologis Penembakan di Luar Gedung Putih Hingga Donald Trump Diungsikan Secret Service
Baca: Kumpulan Poster Wajib Pakai Masker saat Pandemi Flu Spanyol Tahun 1918, Model Kebanyakan Laki-laki
Ada beberapa penemuan yang menyebut flu itu muncul pada tahun 1917.
Akan tetapi kerusakan besar timbul sepanjang dua tahun setelahnya.
Maka, pendemi tersebut tidak mengakhiri Perang Dunia II yang baru dimulai tahun 1939-1945.
Donald Trump mungkin bermaksud menyebut Perang Dunia I.
Karena menurut CDC, memang banyak tentara yang jatuh sakit karena flu tersebut saat PD I.
Sebelum mengeluarkan pernyataan tersebut, terjadi insiden yang mengakibatkan Donald Trump harus digiring keluar ruangan karena terjadi penembakan di dekat Gedung Putih.
Saat itu, Donald Trump tengah melakukan briefing di hadapan pers.
Kejadian itu terjadi Senin (10/8/2020) sore waktu setempat atau Selasa (11/8/2020) dini hari tadi waktu Indonesia.
Dikabarkan CNN.com, Donald Trump kembali ke ruang briefing beberapa menit setelahnya, mengkonfirmasi adanya penembakan.
"Ada penembakan di luar Gedung Putih dan nampaknya sudah dikendalikan dengan baik," ujar Trump saat kembali.
"Saya ingin berterima kasih kepada Secret Service yang selalu cepat tanggap dan melakukan kerja yang efektif."
Baca: Donald Trump Beri Waktu 45 Hari kepada TikTok untuk Mencapai Kesepakatan Penjualan dengan Microsoft
Baca: Donald Trump Unggah Video Sebut Anak-anak Hampir Kebal Covid-19, Dihapus Facebook
Saat Trump kembali ke podiumnya, US Secret Service mengunggah cuitan:
"Secret Service mengkonfirmasi ada seorang petugas yang terlibat penembakan di 7th Street and Pennsylvania Ave."
"Petugas penegak hukum sudah berada di tempat."
Seorang pejabat senior administrasi mengatakan ada penembak di dekat Gedung Putih dan penembak itu telah ditahan.
Insiden itu terjadi tepat di luar halaman Gedung Putih dekat dengan Lafayette Square, kata pejabat itu.
Saat Trumo sedang memberikan pengarahan, tiba-tiba petugas keamanan masuk ke ruangan dan memintanya untuk meninggalkan ruangan itu.
"Excuse me?" tanya Trump saat petugas keamanan mendekatinya.
"Harap keluar," ucap agen itu.
"Oh," respons Trump singkat dan meninggalkan ruangan.
Baca: Bersihkan Aplikasi China, Pemerintahan Donald Trump: TikTok dan WeChat adalah Ancaman Signifikan
Baca: Ucapan Donald Trump soal Ledakan di Beirut Terjadi karena Serangan, Membuat Pejabat Lebanon Khawatir
Ketika Trump kembali ke ruang briefing, ia mengatakan dirinya dibawa ke Oval Office saat evakuasi.
"Saya merasa sangat aman dengan Secret Service," ucapnya.
"Mereka orang-orang yang fantastis."
"Mereka yang terbaik dari yang terbaik."
"Mereka dilatih dengan baik."
"Mereka hanya ingin saya keluar sebentar untuk memastikan semuanya aman."
Baca: Kasus Covid-19 di AS Tebus 4,6 Juta, Donald Trump Bilang Masih Terkendali
Baca: Pernyataan Donald Trump Soal Ledakan Beirut Dibantah Pejabat Kemenhan Amerika Serikat
Trump mengatakan dia telah bertanya apakah fasilitas Gedung Putih diterobos.
"Saya berpikir orang itu tidak melanggar apa pun," tambahnya.
"Saya percaya tidak ada yang dilanggar. Saya mengajukan pertanyaan itu."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)