70 Persen Panti Jompo di Jepang Kekurangan Tenaga Perawat
Perusahaan yang menerima pekerja asing meningkat 4 poin dari tahun sebelumnya menjadi 6,6 persen dari total jumlah perawat di Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang beserta sebuah yayasan untuk stabilitas tenaga kerja perawatan jangka panjang, baru-baru ini terungkap bahwa 70 persen panti jompo di Jepang kekurangan tenaga perawat.
"Kekurangan perawat tahun ini adalah yang terburuk sejak tahun 2007," ungkap sumber Tribunnews.com, Minggu (16/8/2020).
Tahun lalu sebanyak 9.126 kantor bisnis yang menyediakan layanan perawatan perawat.
Menurut survei itu, 69,7 persen dari lembaga panti jompo menjawab survei mengungkapkan staf perawat "sangat kekurangan", "kekurangan", "agak kekurangan".
Baca: Setelah 44 Tahun Tutup, Kedai Ramen Pertama di Jepang Buka Kembali
Apa penyebabnya sehingga terjadi kekurangan perawat di Jepang?
"Sebanyak 90 persen responden menjawab "sulit untuk mempekerjakan" dan banyak yang mengatakan "persaingan sumber daya manusia dengan perusahaan lain di industri yang sama sangat ketat" atau "kondisi kerja yang kurang baik dibandingkan dengan industri lain" di samping kenyataan jumlah tenaga kerja perawat yang memang kekurangan," lanjutnya.
Di sisi lain, perusahaan yang menerima pekerja asing meningkat 4 poin dari tahun sebelumnya menjadi 6,6 persen dari total jumlah perawat di Jepang.
Di lokasi asuhan keperawatan, diharapkan jumlah operasi akan meningkat karena langkah-langkah seperti tindakan pencegahan infeksi untuk lansia atas virus corona baru, dan pengamanan sumber daya manusia masih menjadi masalah utama.
Sementara itu Buku "Rahasia Ninja di Jepang", pertama di dunia cerita non-fiksi kehidupan Ninja sesungguhnya di Jepang dalam bahasa Indonesia, akan terbit akhir September 2020, silakan tanyakan ke: info@ninjaindonesia.com