14 Roket Hantam Dekat Kawasan Diplomatik Utama di Kabul
14 peluru mortir menghantam dekat kawasan diplomatik utama di Kabul, Selasa pagi (18/8/2020).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Peluru mortir menghantam dekat kawasan diplomatik utama di Kabul, Afghanistan, Selasa pagi (18/8/2020).
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tareq Arian mengatakan, 14 roket ditembakkan dari dua kendaraan di Kabul.
Mengutip Al Jazeera, Tareq menerangkan, dua tersangka penyerangan tersebut sudah ditangkap.
“Sebagian besar roket ini menghantam rumah warga sipil di Kabul,” kata Tareq.
“Sayangnya, 10 warga sipil termasuk empat anak dan satu wanita terluka,” tambahnya.
Baca: CEK FAKTA: Viral Video Detik-detik Serangan Roket Terlihat Saat Ledakan di Beirut
Baca: Catat Sejarah, Uni Emirat Arab Luncurkan Misi Hope ke Mars dengan Roket Jepang
Namun, belum jelas siapa yang berada di balik serangan pada Hari Kemerdekaan Afghanistan.
Padahal Amerika Serikat belum lama ini menarik pasukan dan mendorong pembicaraan damai untuk mengakhiri 19 tahun perang.
Para saksi mata mengatakan, beberapa roket jatuh di dekat istana dan Kementerian Pertahanan di daerah yang dijaga ketat juga menampung beberapa konselor.
Narasumber yang mengatakan kepada kantor berita Reuters menjelaskan, area diplomatik dengan cepat dikunci setelah ledakan tersebut.
Baca: Siap-Siap, Afghanistan Sepakat Bebaskan 400 Tahanan Kelompok Taliban Garis Keras
Baca: Afghanistan Adakan Pertemuan Besar untuk Putuskan Nasib 400 Tahanan Taliban
Serangan Terjadi Selang Sehari Setelah Pemerintah Tak Ingin bebaskan Tahanan Taliban
Lebih lanjut, serangan itu terjadi selang satu hari setelah pemerintah mengatakan tidak akan membebaskan 320 tahanan Taliban terakhir yang ditahan.
Pemerintah terkait mengatakan tengah menunggu sampai kelompok bersenjata membebaskan lebih banyak tentara Afghanistan yang ditangkap.
Keputusan ini sebenarnya bertentangan dengan keputusan dewan tradisional Afghanistan yang diadakan awal bulan ini yang dikena dengan Loya Jirga.
Mereka mengatakan, kemungkinan akan menunda lebih lanjut pembicaraan perdamaian intra-Afghanistan yang diinginkan oleh AS.
Baca: ISIS Serang Penjara di Afghanistan, 29 Orang Meninggal, 1.000 Tahanan Mencoba Melarikan Diri
Baca: Rusia Dituding Tawarkan Hadiah pada Taliban untuk Bunuh Pasukan AS di Afghanistan
Tanggapan Juru Bicara Taliban
Sementara itu, Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, dia tidak mengetahui adanya serangan di Kabul.
Juga pada Selasa pagi, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menghadiri upacara Hari Kemerdekaan di Kementerian Pertahanan di Kabul.
Dia dikabarkan meletakkan bunga di Monumen Menara Kemerdekaan di sana.
Untuk diketahui, Afghanistan secara resmi merdeka dari pengaruh Inggris pada Agustus 1919.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.