Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Australia akan Gratiskan Vaksin Covid-19 untuk 25 Juta Jiwa Penduduknya

Australia mengaku sudah memastikan pemesanan vaksin dan akan menggratiskannya kepada seluruh warga di sana.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
zoom-in Australia akan Gratiskan Vaksin Covid-19 untuk 25 Juta Jiwa Penduduknya
Foto Nikkei
Ilustrasi Vaksin Covid-19 

TRIBUNNEWS.COM - Australia mengaku sudah memastikan pemesanan vaksin dan akan menggratiskannya kepada seluruh warga di sana.

Vaksin yang dimaksud adalah vaksin buatan perusahaan farmasi AstraZeneca dan Universitas Oxford.

Jika uji klinisnya berhasil, AstraZeneca sepakat akan mengamankan stok pertama untuk Australia, menurut laporan BBC

Demikian diumumkan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.

Morrison mengatakan kemungkinan Australia akan mewajibkan vaksinasi.

Baca: Media Australia Sebut Penyembelihan Sapi Kurban di Indonesia Tak Manusiawi, hingga Hentikan Ekspor

Baca: Kasus Covid-19 Meningkat, Travel Bubble Australia-Selandia Baru Ditunda

ILUSTRASI Vaksin virus corona - China mengklaim bisa membuat vaksin virus corona dalam waktu sebulan atau tak lebih dari 40 hari, ahli di Hong Kong pun membantah.
ILUSTRASI Vaksin virus corona. (Fresh Daily)

Hingga berita ini diturunkan, Australia mencatat 450 kematian akibat Covid-19 dan sebagian besar penularan terjadi di negara bagian Victoria.

Awal bulan ini, Victoria menyatakan kondisi bencana Covid-19 dan mengunci wilayahnya.

Berita Rekomendasi

Negara kangguru juga memiliki lebih dari 7.000 kasus aktif, meskipun jumlah infeksi baru menurun dalam sepekan terakhir.

Vaksin Oxford atau AstraZeneca adalah satu dari lima kandidat vaksin menjanjikan untuk lanjut ke tahap uji klinis lanjutan.

Bahkan sudah banyak negara-negara di seluruh dunia yang berusaha mengamankan stok.

"Jika vaksin ini terbukti berhasil, kami akan langsung memproduksi dan memasok vaksin dengan cara kami sendiri dan membuatnya gratis untuk 25 juta warga Australia," kata Morrison.

Sekelompok polisi dan tentara berpatroli di daerah Docklands Melbourne pada 2 Agustus 2020, setelah pengumuman pembatasan baru untuk mengekang penyebaran virus corona COVID-19. Australia pada 2 Agustus memperkenalkan langkah-langkah baru untuk mengendalikan penyebaran wabah koronavirus di kota terbesar kedua, termasuk jam malam semalam dan larangan pernikahan untuk pertama kalinya selama pandemi.
Sekelompok polisi dan tentara berpatroli di daerah Docklands Melbourne pada 2 Agustus 2020, setelah pengumuman pembatasan baru untuk mengekang penyebaran virus corona COVID-19. Australia pada 2 Agustus memperkenalkan langkah-langkah baru untuk mengendalikan penyebaran wabah koronavirus di kota terbesar kedua, termasuk jam malam semalam dan larangan pernikahan untuk pertama kalinya selama pandemi. (William WEST / AFP)

Kendati demikian, kisaran biaya pengadaan vaksin untuk 25 juta penduduk Australia ini belum ditetapkan.

Secara terpisah, Australia telah menandatangani kesepakatan senilai USD 18 juta atau Rp 265,6 milyar dengan Becton Dickinson, perusahaan farmasi Amerika untuk memasok 100 juta jarum dan alat suntik.

Sementara itu kesepakatan dengan AstraZeneca adalah perjanjian vaksin pertama di Australia.

Jika uji coba berhasil, Morrison berharap vaksin itu akan siap digunakan awal tahun depan.

Pembuatannya akan membutuhkan beberapa bulan tambahan.

Perdana menteri ini mengharapkan vaksin bisa melindungi warganya semaksimal mungkin.

Kendati demikian, pemerintahannya belum menyusun kebijakan soal vaksinasi ini.

Baca: Media Australia Soroti Penyembelihan Sapi di Aceh yang Tidak Manusiawi dan Begini Tanggapan Ulama

Baca: 20 Tahun Lepas dari Indonesia, Timor Leste Disebut Hanya Bisa Jadi Sapi Perah Australia, Kok Bisa?

Ilustrasi Coronavirus. Setelah 7 karyawan sebuah pusat grosir di Sleman Yogyakarta positif covid-19, pengunjung lakukan tes rapid massal.
Ilustrasi Coronavirus. Setelah 7 karyawan sebuah pusat grosir di Sleman Yogyakarta positif covid-19, pengunjung lakukan tes rapid massal. (CNN)

"Selalu ada pengecualian untuk setiap vaksin dengan alasan medis, tapi itu harus menjadi satu-satunya dasar," katanya kepada stasiun radio 3AW.

"Kami bicara tentang pandemi yang telah menghancurkan ekonomi global dan merenggut nyawa ratusan ribu orang di seluruh dunia, dan lebih dari 430 warga Australia di sini," jelasnya.

Australia menargetkan 95 persen dari populasi untuk divaksinasi.

Worldometers pada Rabu (19/8/2020) mencatat penambahan kasus infeksi sebanyak 219 di Australia.

Hingga saat ini total kasus infeksi sebanyak 23.989.

Adapun 450 orang meninggal dunia.

Lalu sejumlah 14.929 telah dinyatakan sembuh dari penyakit ini.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas