Demo di Portland, Presiden AS dan Joe Biden Justru Berselisih, Cawapres Demokrat Sebut Trump Ceroboh
Presiden AS Donald Trump dan saingannya dari Partai Demokrat Joe Biden berselisih karena demo yang meletus di Portland, Oregon.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Donald Trump dan saingannya dari Partai Demokrat, Joe Biden berselisih karena demo yang meletus di Portland, Oregon, Amerika Serikat.
Trump kabarnya menyalahan Wali Kota Portland dari Partai Demokrat, Ted Wheeler karena membiarkan 'kematian dan kehancuran'.
Mengutip BBC, sedangkan Joe BIden menyebut Trump ceroboh karena mendorong kekerasan.
Sabtu kemarin, seorang pria ditembak mati di Portland oleh oknum polisi.
Baca: POPULER Internasional: Profil Yoshihide Suga, PM Jepang yang Baru | Pria Tewas Ditembak di Portland
Baca: Pria Tewas Ditembak di Portland saat Massa Pro-Trump dan Demonstran Bentrok
Tak berselang lama, Portland berubah menjadi titik nyala untuk demonstrasi menentang kebrutalan polisi dan rasisme.
Padahal sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di Minneapolis, di mana George Floyd yang tewas pada 25 Mei 2020.
Kematian George Floyd pun menjadi pemicu huru-hara besar-besaran di AS selama beberapa bulan dan membangkitkan gelombang kemarahan internasional.
Baca: Mirip Kasus George Floyd, Polisi AS Tembak Punggung Jacob Blake 7 Kali, Demo Besar Kembali Pecah
Baca: Demi Gelar Duel Fantastis, Presiden UFC Jaga Komunikasi dengan Floyd Mayweather
Melalui cuitan Twitter, Wali Kota Wheeler memperingatkan orang-orang yang bertujuan datang ke Portland untuk menjauh, bila membawa alasan untuk membalas dendam.
"Bagi Anda yang mengatakan di Twitter pagi ini, Anda berencana datang ke Portland untuk meminta pembalasan, saya meinta Anda untuk menjauh," katanya.
Sebut Trump Menciptakan Kebencian dan Perpecahan
Lebih lanjut, kader Partai Demokrat itu juga menyampaikan kritis pedas untuk komentar Trump.
Menurut Wheeler, Trump merupakan presiden yang menciptakan kebencian dan perpecahan pada rakyatnya.
"Saya akan menghargai jika presiden mendukung kami atau tidak ikut campur," tambahnya.
Baca: Israel vs Iran, Ulasan di Balik Huru-hara Suriah dan Agresifitas Turki
Baca: Demo Tuntut PM Israel Benjamin Netanyahu Mundur Memasuki Minggu ke-11, Ribuan Orang Padati Rumahnya
Wali Kota Portland Diminta Mundur
Secara terpisah, OPB melaporkan, beberapa aktivis menyerukan pengunduran diri Wali Kota Portland.
Mereka mengklaim Wheeler tak mampu menyelesaikan protes.
Tanggapan Pedas Donald Trump
Dalam serangkaian cuitan yang diunggah Trump pada MInggu pagi, dia menyebut "Portland tidak akan segera pulih dengan wali kota yang bodoh.
Trump menyarankan agar pasukan federal di kerahkan ke Portland untuk menangani kerusuhan.
Orang nomor satu di AS itu juga menuduh Joe Biden 'tidak mau memimpin'.
Secara terpisah, dalam sebuah pernyataan, Biden menyebut langkah yang diambil Trump justru menunjukkan betapa lemahnya dia.
Penembakan Pria di Portland
Diberitakan sebelumnya, seorang warga tewas ditembak di pusat kota Portland, Sabtu (29/8/2020) malam waktu setempat atau Minggu (30/8/2020) WIB.
Pria itu tewas ditembak setelah terjadi bentrokan antara pendukung Trump dan pengunjuk rasa yang mengecam kebrutalan polisi Amerika.
Demo Lebih dari 90 Malam
Selama lebih dari 90 malam berturut-turut, pengunjuk rasa di Portland mengecam kebrutalan polisi dan ketidakadilan rasial.
Protes itu dipicu oleh pembunuhan George Floyd pada Mei 2020, dan semakin memanas setelah penembakan Jacob Blake akhir pekan lalu di Wisconsin.
Pria yang tewas di Portland Sabtu malam itu mengenakan topi berlencana Patriot Prayer, kelompok sayap kanan yang berbasis di Portland yang pernah bentrok dengan pengunjuk rasa di masa lalu.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)