Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sensei Jepang Cantik Ini Senang Sekali Kalau Bisa Bantu Indonesia

Tahun 2005-2007 Sugimoto akhirnya ditarik bekerja kontrak di kedutaan besar Jepang yang ada di Jakarta.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Sensei Jepang Cantik Ini Senang Sekali Kalau Bisa Bantu Indonesia
Richard Susilo
Associate Professor Universitas Kyushu, Megumi Sugimoto 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Prestasi sensei Jepang ini, Associate Professor Universitas Kyushu, Megumi Sugimoto cukup bisa dibanggakan, banyak membantu penderitaan korban tsunami di Indonesia baik di Aceh maupun di Sulawesi.

"Saya sudah ratusan kali datang ke Indonesia sejak tahun 2005. Awalnya berkenalan dengan seorang peneliti Indonesia sekitar tahun 2001," papar Sugimoto khusus kepada Tribunnews.com Kamis ini (24/9/2020).

Tahun 2005-2007 Sugimoto akhirnya ditarik bekerja kontrak di kedutaan besar Jepang yang ada di Jakarta.

Ditugaskan ke Aceh membantu penanganan korban Tsunami di sana. Bahkan sempat tinggal di Aceh beberapa bulan setelah berakhirnya kontrak dengan kedutaan Jepang tersebut.

Sugimoto juga sempat ke pulau Nias dan semua tempat bekas tsunami tampak berantakan dihantam bencana alam tersebut.

"Terakhir September 2019 saya ke Sulawesi, Aceh dan Jakarta juga melihat keadaan perkembangan yang ada di sana saat ini."

Berita Rekomendasi

Sugimoto berusaha kuat untuk mengembangkan upaya pendidikan pencegahan bencana di Indonesia semaksimal mungkin.

"Saya tetap ingin sekali ke Indonesia meluaskan pendidikan pencegahan bencana di Indonesia, kalau bisa di luar pulau Jawa karena masih banyak orang yang tampaknya belum memahami perlunya antisipasi bencana alam sehingga perlu berbagai hal dilakukan untuk pencegahan tersebut," ungkapnya lagi.

Kelahiran kota Kyoto empat puluhan tahun lalu itu kini mengajar tetap di Universitas Kyushu sejak 2014. Sebelumnya selama dua tahun mengajar di GRIPS di Tokyo antara tahun 2012-2014.

"Di tempat saya mengajar bagian pencegahan bencana tidak ada murid Indonesia, tetapi di jurusan lain tampaknya banyak mahasiswa Indonesia belajar di Universitas Kyushu."

Sugimoto mempertanyakan mengapa pencegahan bencana kurang berkembang di Indonesia.

"Oleh karena itu pendidikan pencegahan bencana alam mungkin perlu dimasyarakatkan lebih luas lagi ya di Indonesia," harapnya lebih lanjut.

Dengan pengenalan upaya pencegahan bencana yang lebih luas dan lebih baik lagi di Indonesia, Sugimoto berharap di masa depan apabila ada bencana alam di Indonesia, korban tidak lagi sebanyak seperti di masa lalu karena banyak orang sudah siap menghadapi bencana tersebut dengan segala antisipasinya.

Sementara itu baru saja terbit Buku "Rahasia Ninja di Jepang", pertama di dunia cerita non-fiksi kehidupan Ninja di Jepang dalam bahasa Indonesia, silakan tanyakan ke: info@ninjaindonesia.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas