Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Xi Jinping Sebut Kebijakan di Xinjiang Benar, Keukeuh Lakukan Indoktrinasi pada Muslim Uighur

Presiden China Xi Jinping menyebut kebijakannya di wilayah Xinjiang, yang memiliki penduduk multi etnis adalah benar.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
zoom-in Xi Jinping Sebut Kebijakan di Xinjiang Benar, Keukeuh Lakukan Indoktrinasi pada Muslim Uighur
Instagram: @realxijinping
Presiden China, Xi Jinping serukan wabah virus korona sebagai masalah serius yang menyebabkan 217 orang terjangkit di negaranya 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden China Xi Jinping menyebut kebijakannya di wilayah Xinjiang, yang memiliki penduduk multi etnis adalah benar.

Bahkan dia berjanji akan menanamkan identitas nasional Tiongkok 'merasuk ke dalam jiwa' pada orang Uighur dan minoritas Muslim di sana.

Dilansir The New York Times, Xi melontarkan pernyataan ini di depan awak media saat konferensi pers Sabtu (26/9/2020) lalu. 

Kemungkinan pernyataan Xi ini menggambarkan arah kebijakan China di Xinjiang untuk tahun-tahun mendatang.

Dari sejumlah pernyataannya tersebut, Xi mengisyaratkan bahwa dirinya tidak takut dengan kecaman dari negara AS dan Eropa.

Baca: Ribuan Masjid di Xinjiang Dihancurkan, Termasuk Masjid Bersejarah Dibangun 1540: Jadi Lahan Parkir

Baca: Video Warga Uighur Diikat dan Dipaksa Naik Kereta, Dubes Tiongkok: Itu Bukan di Xinjiang

Ilustrasi - Dipenjara Tujuh Tahun karena Punya Tujuh Anak: Kisah Abdushukur Umar, Warga Uighur di Xinjiang China
Ilustrasi - Dipenjara Tujuh Tahun karena Punya Tujuh Anak: Kisah Abdushukur Umar, Warga Uighur di Xinjiang China (HECTOR RETAMAL / AFP)

Diketahui selama ini negara Eropa dan AS mengecam keras tindakan pemerintah China pada komunitas Muslim Uighur di Xinjiang.

Presiden China ini tidak mengubah tekadnya untuk tetap menundukkan minoritas Muslim Xinjiang.

Berita Rekomendasi

Dalam hal ini pemerintah China melakukannya melalui strategi ganda, indoktrinasi politik dan perubahan demografis yang dikendalikan negara.

"Dilihat secara keseluruhan, Xinjiang menikmati pengaturan stabilitas sosial yang menguntungkan dengan orang-orang yang hidup dalam kedamaian dan kepuasan," kata Xi dalam pertemuan tersebut, menurut ringkasan yang dikeluarkan oleh kantor berita Xinhua.

"Fakta telah banyak menunjukkan bahwa pekerjaan minoritas nasional kami telah berhasil," tambahnya.

Baca: Pengkritik Presiden China Xi Jinping Divonis 18 Tahun Penjara

Pidato Xi ini secara tidak langsung mengungkap bagaimana strategi keamanan China di Xinjiang selama ini.

Padahal komunitas internasional sudah berkali-kali mengecam tindakan China ini.

Dimana pihaknya mendirikan kamp indoktrinasi dan menahan ratusan ribu hingga jutaan minoritas Muslim di Xinjiang.

Namun meski sudah dikritik dan dikecam, tidak ada tanda-tanda Xi Jinping akan melunakkan kebijakannya di sana.

"(Strategi Partai Komunis China di Xinjiang telah terbukti) sepenuhnya benar," kata Xi.

Seraya menambahkan bahwa "itu harus dipertahankan untuk jangka panjang."

Implikasi dari komentar terbaru Xi di Xinjiang mungkin membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, untuk menjadi jelas.

Kilas Balik Kebijakan China pada Warga Minoritas Xinjiang

Xi melakukan pertemuan serupa pada 2014 silam.

Saat itu dia membahas tindakan yang lebih keras atas kerusuhan, perlawanan, dan kekerasan separatis di Xinjiang.

Sejak pasukan Partai Komunis China mengambil alih Xinjiang pada 1949, pemerintah berusaha mengendalikan warga Uighur, Kazakh, dan minoritas lain di wilayah tersebut.

Bahasa Turki dan tradisi Muslim di sana membedakan mereka dari mayoritas Han di China.

Banyak anggota minoritas ini yang tidak menyukai kekuatan mayoritas Han di China.

Setelah serangkaian serangan dan protes oleh orang-orang Uighur, Xi menetapkan kebijakan radikal di Xinjiang setelah 2014.

Sejak saat itu berdiri ratusan kamp indoktrinasi yang digunakan untuk mengubah cara pikir warga Muslim di sana.

Masih mengutip The New York Times, kamp juga dimaksudkan melemahkan ketaatan warga Uighur dan Kazakh pada agama yang dianut serta membuat mereka setia dengan Tiongkok.

Di saat yang sama, pemerintah China mengeluarkan ratusan ribu orang Uighur dari desa-desa dan menugaskan mereka untuk bekerja di perkotaan dan pabrik.

Dengan harapan mereka akan lebih sukses dan mengesampingkan gaya hidup tradisional di kampung.

Foto yang diambil pada 31 Mei 2019 ini memperlihatkan sebuah menara kawal di fasilitas berkeamanan tinggi dekat tempat yang dipercaya sebagai kamp re-edukasi yang menahan minoritas Uighur. Fasilitas ini berada di pinggiran Hotan, Xinjiang barat laut, China. Amerika Serikat pada 31 Juli 2020 menjatuhkan sanksi kepada organisasi paramiliter Xinjiang Production and Construction Corps (XPCC) karena diduga memiliki kaitan dengan pelanggaran HAM terhadap muslim Uighur.
Foto yang diambil pada 31 Mei 2019 ini memperlihatkan sebuah menara kawal di fasilitas berkeamanan tinggi dekat tempat yang dipercaya sebagai kamp re-edukasi yang menahan minoritas Uighur. Fasilitas ini berada di pinggiran Hotan, Xinjiang barat laut, China. Amerika Serikat pada 31 Juli 2020 menjatuhkan sanksi kepada organisasi paramiliter Xinjiang Production and Construction Corps (XPCC) karena diduga memiliki kaitan dengan pelanggaran HAM terhadap muslim Uighur. (GREG BAKER / AFP)

Baca: Cerita Lockdown di Xinjiang: Warga Dikurung, Dipaksa Minum Obat Tradisional China, dan Didesinfeksi

Baca: Sosok Dilraba Dilmurat, Artis Tiongkok Keturunan Suku Muslim Uighur yang Buat Atlet Dunia Terpesona

Pemerintah China terus membangun kamp penahanan di wilayah tersebut, termasuk kompleks penjara raksasa yang dikelilingi tembok tinggi, sebagaimana dilaporkan Institut Kebijakan Strategis Australia dalam laporan yang dirilis pada hari Kamis.

Secara terpisah, laporan lain yang dirilis oleh Institut dan penyelidikan paralel oleh The New York Times, menemukan bahwa ribuan masjid, tempat suci, dan situs keagamaan Islam lainnya di Xinjiang telah dihancurkan sejak 2017.

Dalam pidatonya, Xi Jinping tidak secara gamblang menyebutkan kamp indoktrinasi yang disebut pusat pelatihan kejuruan.

Kendati demikian, pernyataanya menunjukkan bahwa dia ingin melanjutkan upaya indoktrinasi di Xinjiang.

"Gabungkan pendidikan tentang kesadaran bersama tentang kebangsaan China ke dalam pendidikan untuk kader Xinjiang, pemuda dan anak-anak, dan masyarakat," kata Xi.

"Buat kesadaran bersama tentang kebangsaan China mengakar jauh di dalam jiwa."

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas