Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anak Perempuannya Dipaksa Sunat, Keluarga Irak Terbang Pakai Jet Pribadi ke Jerman Cari Suaka

Satu keluarga asal Irak mencari suaka atau ingin mengungsi ke Jerman. Anehnya, mereka terbang menggunakan jet peribadi dan paspor diplomatik palsu.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Anak Perempuannya Dipaksa Sunat, Keluarga Irak Terbang Pakai Jet Pribadi ke Jerman Cari Suaka
istimewa
Ilustrasi bandara 

TRIBUNNEWS.COM - Satu keluarga asal Irak mencari suaka atau ingin mengungsi ke Jerman.

Anehnya, mereka terbang menggunakan jet peribadi dan paspor diplomatik palsu.

Dilansir Daily Mail, keluarga berisi ibu, ayah, dan dua anak berusia 7 dan 12 tahun itu terbang ke Munich memakai pesawat pribadi. 

Mereka menyewa pesawat pribadi carteran Hawker Beechcraft dari Istanbul, Turki pekan lalu.

Setibanya di Munich, mereka mengaku sebagai diplomat dari pulau di Karibia, St Kitts dan Nevis, yang akan bepergian ke Dominika setelah menginap di Jerman.

Namun pihak bandara curiga lantaran tidak ada satu pun dari keluarga itu yang bisa berbahasa Inggris maupun Prancis.

Baca juga: WNA Iran Pencari Suaka Diciduk Gegara Sabu Beli Sabu di Kampung Boncos

Baca juga: Pandemi Corona, Ratusan Pencari Suaka Nekat Jalan Kaki dari Kalideres ke Kantor UNHCR

Ilustrasi jet pribadi
Ilustrasi jet pribadi ((Courtesy Wheels Up))

Kemudian terungkap bahwa dokumen diplomatik mereka ternyata palsu.

Berita Rekomendasi

Dilaporkan media lokal, jubir polisi Christian Köglmeier heran dengan kasus ini.

Menurutnya belum pernah ada insiden seperti ini di Bandara Munich.

Kurangnya kefasihan berbahasa menjadi kecurigaan awal para petugas bandara.

Sebab Bahasa Prancis adalah bahasa diplomatik yang umum, sedangkan Bahasa Inggris merupakan bahasa global.

Kepala Polisi Federal Jerman, Karl-Heinz Blümel menggambarkannya sebagai kasus yang sangat tidak biasa.

Walaupun begitu, petugas bandara diminta waspada mengungkap masuknya keluarga asal Irak tersebut.

Pihak berwenang juga menemukan, dokumen diplomatik yang keluarga itu bawa memang dipalsukan.

Setelah semuanya terungkap, anak berusia 12 tahun di keluarga itu berbicara pada polisi.

Dengan Bahasa Inggris yang terbata-bata, dia menjelaskan bahwa keluarganya mencari suaka di Jerman.

Mereka kemudian diwawancarai penerjemah.

Terungkap bahwa keluarga itu kabur dari kakek yang memaksa anak perempuan mereka untuk disunat.

Sunat untuk anak perempuan dilarang di Inggris dan sebagian besar Eropa.

Baca juga: Tiga Roket Hantam Sasaran Dekat Pangkalan AS di Irak Utara

Baca juga: Mitos Pantangan Makan Daging pada Laki-laki setelah Sunat, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Bedah

Bandara Munich, Jerman
Bandara Munich, Jerman (munich-airport.com)

Namun tradisi ini masih dilakukan di beberapa daerah di Irak, termasuk Provinsi Erbil dan Sulaimaniyah yang dikuasai Kurdi.

Demi melarikan diri dari sang kakek, keluarga itu mengaku telah menjual semua harta benda mereka senilai Rp 1,1 miliar di Irak.

Uang itu diberikan kepada oknum yang bisa memasukkan mereka ke Jerman dengan ilegal.

Diyakini keluarga tersebut berencana untuk bersembunyi di Jerman setelah masuk dengan paspor palsu.

Pasutri bernama Shwana (49) dan Basoz (44) diperkirakan berasal dari daerah mayoritas Kurdi di Irak utara.

Mereka mungkin percaya, memasuki Jerman secara ilegal adalah satu-satunya pilihan karena wilayah Irak yang dikuasai Kurdi relatif stabil.

Polisi federal Jerman membawa keluarga itu ke pusat pemrosesan di Bavaria, kasus tersebut sekarang akan ditangani oleh otoritas imigrasi.

Namun mereka juga terancam hukuman lima tahun penjara karena memalsukan dokumen dan satu tahun untuk percobaan tinggal ilegal di Jerman, kata media lokal.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas