Eksekutif Muslim Belgia Mengutuk Keras Pembunuhan Samuel Paty, Guru di Prancis yang Tewas Dipenggal
Eksekutif Muslim di Belgia (EMB) mengutuk keras pembunuhan Samuel Paty, seorang guru sejarah dan geografi yang terbunuh di Prancis Jumat lalu.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Bagaimana reaksi orang-orang terhadap insiden tersebut?
Diketuai oleh Macron, Dewan Pertahanan Prancis pada Minggu memutuskan untuk memperkuat keamanan di sekolah-sekolah pada awal tahun ajaran.
Selain itu, Dewan Pertahanan Prancis juga mengambil "tindakan nyata" terhadap kelompok atau individu yang mengirimkan pesan kebencian setelah pembunuhan itu.
Macron "menyerukan agar tindakan cepat diambil dan tidak ada jeda yang diberikan kepada mereka yang mengatur untuk menentang tatanan republik," tambah Elysée.
Secara terpisah, Charlie Hebdo tweeted pada hari Jumat: "Intoleransi baru saja mencapai ambang batas baru dan tampaknya tidak berhenti untuk memaksakan teror di negara kita."
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada hari Sabtu menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban dan mengatakan "pikirannya tertuju pada guru di Prancis dan di seluruh Eropa" setelah serangan itu.
“Tanpa mereka (guru) tidak ada warga negara. Tanpa mereka tidak ada demokrasi,” ungkapnya.
Baca juga: Orang yang Melanggar Karantina Virus Corona Harus Dibunuh, Kata Pemimpin Chechnya
Komunitas Chechnya Buka Suara
Lebih jauh, Majelis Komunitas Chechnya di Eropa, yang berbasis di Strasbourg, Prancis menanggapi insiden brutal yagn terjadi ini.
Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Seperti semua orang Prancis, komunitas kami ngeri dengan kejadian ini."
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)