PM Malaysia Akan Kumpulkan Kabinet Bahas Penolakan Raja Terhadap Permintaan Darurat Covid-19
Kepala Menteri Perlis Azlan Man mengatakan, pemerintah telah melakukan yang terbaik dalam menangani wabah Covid-19.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin akan mengumpulkan kabinetnya untuk membahas keputusan Raja Al-Sultan Abdullah menolak mengeluarkan Dekrit Keadaan Darurat terhadap pandemi Covid-19.
Kemari, Raja melihat tidak perlunya keadaan darurat untuk diumumkan.
"Saya sangat berterima kasih atas kepercayaan Yang Mulia kepada pemerintahan saya dan menyambut baik saran tersebut agar stabilitas pemerintah tidak membahayakan," ujar PM Malaysia dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir The Star, Senin (26/10/2020).
Baca juga: Raja Malaysia: Tidak Perlu Nyatakan Keadaan Darurat Untuk Atasi Covid-19
Kepala Pengawas Rumah Tangga Kerajaan Istana Negara Malaysia Ahmad Fadil Shamsuddin mengatakan Raja membuat keputusan setelah membahas proposal dari pemerintah dengan para penguasa (Sultan) Melayu, serta melihat situasi negara saat ini.
“Para Sultan Melayu menyampaikan terima kasih kepada Raja karena telah berkonsultasi dengan mereka sebelum mengambil keputusan apa pun,” kata Penjaga Segel Penguasa Syed Danial Syed Ahmad.
Syed Danial mengatakan para penguasa Melayu memahami implikasi dari permintaan pemerintah agar keadaan darurat dinyatakan berdasarkan citra negara, pandangan negara lain, kepercayaan investor dari luar dan dalam negeri, serta aspek kemakmuran negara dan kehidupan rakyat.
Para pemimpin pemerintah negara bagian mengatakan mereka akan mengikuti keputusan Raja untuk terus melakukan upaya penegakan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di negara itu.
Kepala Menteri Selangor Amirudin Shari men-tweet bahwa pemerintah negara bagian akan fokus penuh pada memerangi pandemi Covid-19 dan masalah-masalah lain di negara bagian.
Kepala Menteri Kedah Muhammad Sanusi Md Nor mengatakan, keputusan raja telah mendorong pemerintah negara bagian untuk terus berupaya melawan tantangan saat ini, terutama dalam menangani Covid-19.
Dia mengatakan pemerintah Kedah akan berupaya penuh dan berkonsultasi dengan semua instansi untuk memastikan bahwa pandemi Covid-19 bisa terkendali.
Kepala Menteri Perlis Azlan Man mengatakan, pemerintah telah melakukan yang terbaik dalam menangani wabah Covid-19.
"Tiga hal terpenting bagi saya untuk fokus pada saat ini adalah pembangunan negara, kesejahteraan rakyat, dan efisiensi administrasi negara," katanya kepada Bernama.
Dalam sebuah postingan di Facebook, Kepala Menteri Terengganu Ahmad Samsuri Mokhtar meminta semua pihak untuk bekerja sama dalam memerangi pandemi Covid-19.
Wakil Kepala Menteri Kelantan Mohd Amar Nik Abdullah juga mendesak semua pihak untuk menghormati keputusan Raja.
"Saya percaya apa yang Mulia inginkan adalah para politisi, khususnya, untuk lebih fokus pada rakyat dan negara daripada kepentingan pribadi," katanya.
Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah telah memutuskan tidak perlu menyatakan keadaan darurat di Negera Jiran itu.
Sultan Abdullah juga mengingatkan kepada seluruh politisi untuk segera menghentikan segala bentuk politik yang dapat mengganggu stabilitas negara, kata pengawas Rumah Tangga Kerajaan Istana Negara Malaysia, Ahmad Fadil Shamsuddin, seperti dilansir The Star, Minggu (25/10/2020).
"Sultan Abdullah juga mengatakan tidak perlu anggota Parlemen untuk melanjutkan tindakan tidak bertanggung jawab mereka yang dapat mengganggu stabilitas pemerintahan yang ada, " katanya dalam sebuah pernyataan.
Dia mengatakan Sultan Abdullah dan penguasa Melayu telah melalui diskusi membahas proposal pemerintah untuk menyatakan keadaan darurat berdasarkan Pasal 150(1) Konstitusi Federal.
Raja Malaysia dan para Sultan penguasa Melayu merasa pemerintah telah berhasil menahan pandemi secara efektif.
"Raja sangat percaya pada kemampuan Pemerintah di bawah kepemimpinan Perdana Menteri untuk terus menerapkan kebijakan dan melakukan penegakan untuk mengekang pandemi Covid-19 agar tidak menyebar," katanya.
Ahmad Fadil menambahkan, Sultan Abdullah menekankan anggaran 2021 yang akan dibahas di Parlemen sangat penting bagi rakyat untuk memerangi Covid-19 dan mengembalikan perekonomian bangsa.
"Dengan demikian, alokasi keuangan sangat dibutuhkan oleh frontliner untuk memastikan mereka dapat melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawabnya dengan lancar, " katanya, seraya menambahkan bahwa Sultan Abdullah sangat prihatin dengan kekhawatiran masyarakat karena munculnya beberapa klaster baru dan lonjakan kasus harian.
Ahmad Fadil mengatakan, Sultan Abdullah mengimbau semua orang, terlepas dari latar belakang dan kecenderungan politik mereka, untuk menyisihkan semua perbedaan dan bersatu serta memainkan peran masing-masing untuk membantu pemerintah dan aparat memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Para penguasa Melayu sebelumnya mengadakan pertemuan khusus di Istana Negara Kerajaam Malaysia untuk membahas rencana pemerintah menyatakan keadaan darurat untuk mengatasi situasi Covid-19 yang kembali memburuk.
Pada Jumat (23/10/2020) lalu, PM Muhyiddin dan beberapa menteri bertemu Sultan Abdullah membicarakan mengenai rencana mengumumkan keadaan darurat di Istana Abdulaziz di Kuantan.
PM Malaysia dan sejumlah Menteri didampingi oleh Inspektur Jenderal Polisi Abdul Hamid Bador, Jaksa Agung Idrus Harun dan Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Dr Noor Hisham Abdullah. (Bernama/Reuters/Channel News Asia/The Star)