Joe Biden Berjanji akan Tangani Pandemi Sesuai Sains di Hari Pertama Terpilih Jadi Presiden AS
Calon Presiden AS dari Demokrat, Joe Biden berjanji akan menangani pandemi sesuai sains di hari pertamanya terpilih sebagai Presiden AS.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Joe Biden mengaku akan mengatasi pandemi Covid-19 di hari pertamanya bekerja jika terpilih sebagai presiden.
Namun, ia memperingatkan tidak ada 'alat ajaib' yang mampu untuk mengakhiri pandemi.
Ia pun menyinggung pesaingnya, Donald Trump yang bersikeras mampu mengakhiri pandemi dengan mudah jika kembali terpilih sebagai Presiden.
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri kampanye di Wilmington, Delaware pada Rabu (28/10/2020).
Dalam kesempatan tersebut, Biden bertemu dengan para ahli kesehatan untuk menyempurnakan rencananya melawan pandemi.
Baca juga: Jika Menang, Trump Akan Pangkas Lagi Jumlah Pengungsi Di AS Sampai Level Terendah, Biden Sebaliknya
Baca juga: Pilpres AS Tinggal Sepekan, 9 Negara Bagian Ini akan Menentukan Trump atau Biden yang Bakal Menang
Ia berusaha meyakinkan pemilih dengan menggunakan sains untuk melawan penularan virus corona.
"Bahkan jika saya menang, akan membutuhkan banyak kerja keras untuk mengakhiri pandemi ini," kata Biden, dikutip dari CNA, Kamis (29/10/2020).
"Saya tidak memiliki janji palsu untuk dapat mengakhiri pandemi ini dengan menekan tombol," tambahnya.
"Tapi yang bisa saya janjikan kepada Anda adalah, Kami akan mulai pada Hari 1 dengan melakukan hal yang benar."
"Kami akan membiarkan sains memandu keputusan kami," katanya.
Baca juga: Pemilu AS 2020: Meski Virus Corona Membayangi, Trump-Biden Masuki Pekan Terakhir Kampanye
Pria berusia 77 ini terus berkampanye dengan hati-hati menjelang Pemilihan Presiden, Selasa depan.
Ia juga mengadakan acara-acara sederhana dengan kerumunan kecil orang yang menerapkan jarak sosial.
Pada Sabtu (31/10/2020) mendatang, Biden akan mendapatkan kekuatan karena bergabung di Michigan dengan Barack Obama.
Hal itu akan menjadi penampilan tatap muka pertama mereka dalam pemilihan presiden 2020 ini.
Setelah mengumpulkan pendukung di tiga negara bagian pada hari Selasa (27/10/2020), Trump bermalam Nevada, kemudian terbang ke Arizona untuk dua kampanye lagi.
Baca juga: Donald Trump Defensif dan Bilang Pandemi Covid-19 Segera Berakhir, Joe Biden: Dia Sudah Menyerah
Secara keseluruhan, Trump berencana untuk mengunjungi 10 negara bagian pada minggu terakhir kampanye.
Ia juga akan menjadi tuan rumah 11 aksi unjuk rasa dalam 48 jam terakhir, kata seorang pejabat kampanye.
"Ini akan menjadi gelombang merah yang hebat," kata Trump di Arizona, mengacu pada warna Republik.
"Kami mencintaimu! Kami mencintaimu!" kerumunan yang antusias balas menyanyi.
Dalam rapat umum lainnya, di Goodyear, Arizona, Trump memperkirakan dia akan mengulangi kekecewaannya di tahun 2016.
Baca juga: 4 Kontroversi dalam Debat Donald Trump Vs Joe Biden, Tuding Isu Rasis sampai Kucuran Dana Pribadi
Baca juga: Final Debat AS 2020, Ini yang Dikatakan Trump dan Biden tentang Tanggapan Pandemi Covid di New York
"Kita akan mendapatkan kejutan yang lebih besar dalam enam hari," ungkapnya.
Diketahui, lebih dari 75 juta orang telah memberikan suara secara langsung dan mengirimkan surat suara lebih awal.
Hal ini menurut data yang dikumpulkan oleh Proyek Pemilu AS di Universitas Florida.
Itu adalah kecepatan yang memecahkan rekor dan lebih dari 53 persen dari total jumlah pemilih 2016.
Sementara di hari Selasa, Biden mengunjungi Georgia, yang secara tradisional merupakan wilayah Republik.
Dia mengatakan akan melakukan perjalanan ke Florida, Wisconsin dan Michigan pada hari-hari penutupan kampanye.
Semuanya adalah negara bagian yang dimenangkan Trump pada tahun 2016 tetapi yang diperebutkan tahun ini.
(Tribunnews.com/Maliana)