Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kontroversi PM Prancis Emmanuel Macron, Nikahi Nenek 67 Tahun hingga Hina Islam dan Nabi

Itu gara-gara Presiden Prancis ini dalam pernyataannya dituduh 'menghina Islam' dan menyudutkan Nabi Muhammad SAW.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Kontroversi PM Prancis Emmanuel Macron, Nikahi Nenek 67 Tahun hingga Hina Islam dan Nabi
AFP PHOTO
Brigitte Trogneux (tengah), usianya 24 tahun lebih tua dari suaminya, Presiden Perancis Emmanuel Macron (kanan). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok Emmanuel Macron dikenal seantero jagad dalam sepekan terakhir ini.

Itu gara-gara Presiden Prancis ini dalam pernyataannya dituduh 'menghina Islam' dan menyudutkan Nabi Muhammad SAW.

Negara-negara Islam di Timur Tengah pun marah besar.

Akibatnya produk makanan-minuman dan jasa dari Prancis kabarnya ditolak di Timur Tengah.

Sebelumnya, Macron dikenal kontroversi termasuk saat menikahi nenek berusia 67 tahun dan telah menjanda.

Baca juga: Bacaan Sholawat Nabi Muhammad SAW, Sholawat Nariyah, Sholawat Tibbil Qulub, Dilengkapi Manfaatnya

Lalu siapa sebenarnya Macron ini dan apa kiprahnya selama ini?

Berikut Tribunnews.com, Rabu (28/10/2020) sajikan dari berbagai sumber fakta-fakta mengenai Macron:

Berita Rekomendasi

1. Presiden termuda

Pemilik nama lengkap Emmanuel Jean-Michel Frédéric Macron ini lahir di Amiens, Prancis, pada 21 Desember 1977 (usia 42 tahun).

Sebelum terjun ke politik, Macron merupakan mantan bankir investor Prancis.

Pada 26 Agustus 2014 ia dilantik sebagai Menteri Ekonomi, Pembaruan Industri dan Urusan Digital dalam pemerintahan Manuel Valls.

Pada Pemilihan umum Presiden Prancis 2017, ia mengalahkan Marine Le Pen dengan meraup 66,06 persen suara jauh mengungguli Marine Le Pen, yang hanya meraup 34 persen suara.

Kemenanganya menjadikan ia sebagai Presiden Prancis termuda dalam sejarah dengan usia 39 tahun.

2. Anak profesor

Macron adalah putra dari Jean-Michel Macron, Profesor Neurologi di Universitas Picardy, dan Françoise Macron-Noguès, MD.

Macron bekerja sebagai Inspektur Keuangan dalam Kementerian Ekonomi Prancis antara 2004 dan 2008.

Pada 2007, ia menjabat sebagai deputi rapporteur pada Komisi untuk mempengaruhi pertumbuhan Prancis yang dikepalai oleh Jacques Attali.

3. Mantan bankir bergaji besar

Sebelum bekerja sebagai bankir investasi di Rothschild & Cie Banque, Macron bekerja sebagai inspektur keuangan kementrian ekonomi Perancis.

Tahun 2008, ia membayar 50.000 euro atau sekitar Rp 730 miliar untuk bisa keluar dari ikatan dinas dengan pemerintah dan bekerja sebagai bankir.

Dalam kampanyenya, Macron berjanji akan membuat Perancis menjadi negeri yang lebih ramah bisnis dan mengurangi pajak perusahaan.

4. Istrinya 24 tahun lebih tua

Macron berkenalan dengan istrinya di saat dia bersia usia 15 tahun.

Saat itu Brigitte Marie-Claude Trogneux adalah guru bahasa Perancis-nya, telah menikah dan memiliki anak.

Istri Macron.
Istri Macron. (Tribunnews/Ruth Vania)

Setelah bercerai dari suami pertamanya dan beerstatus janda, Trogneux menikahi Macron.

Mereka menikah di tahun 2007.

Keduanya tidak memiliki anak bersama, tapi Trogneux (67), memiliki tiga anak dan tujuh cucu.

5. Bicara soal muslim di awal terpilih

Macron seorang yang sangat pluralis dan menghargai perbedaan, termasuk dalam keyakinan.

“Tidak ada agama yang menjadi masalah di Perancis saat ini," ujar Macron saat kampanye bulan Oktober 2016.

"Negara harus netral karena merupakan jantung dari sekularisme. Kita berkewajiban untuk membiarkan semua orang menjalankan agama mereka dengan adil," katanya.

6. Pro-intervensi di Suriah

Menurut Reuters, Macron ingin meningkatkan anggaran pertahanan hingga dua persen, dari angka 1,8 persen produk domestik bruto (PDB).

Ia juga pernah mengatakan, harus ada intervensi internasional di Suriah, jika ada bukti bahwa Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia.

7. Politisi pro-Uni Eropa

Marine Le Pen berjanji untuk menarik Perancis dari Uni Eropa seperti Inggris tahun 2016.

Namun, Macron adalah pendukung Uni Eropa. Ia ingin ada beberapa perubahan, supaya Uni Eropa lebih kuat lagi.

“Sejak 2008 kita gagal membangun Eropa. Sejak 2008 hanya ada generasi terlupakan yang melihat segelintir dari rencana kita terwujud. Tugas kita adalah membangun kembali impian Eropa."

Sumber: Tribunnews.com/Wikipedia/Kompas.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas