Pemimpin Negara Ini Sudah Beri Selamat kepada Trump Padahal Penghitungan Suara Belum Usai
Jansa menulis di Twitter dan mengklaim bahwa rakyat AS “sangat jelas” memilih Trump untuk tetap menjadi presiden AS.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, LJUBLJANA - Perdana Menteri (PM) Slovenia Janez Jansa memberi selamat kepada Donald Trump karena dianggapnya telah memenangi pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS).
Jansa menulis di Twitter dan mengklaim bahwa rakyat AS “sangat jelas” memilih Trump untuk tetap menjadi presiden AS.
Pernyataan Jansa tersebut membuatnya sebagai pemimpin Eropa pertama yang mengucapkan selamat kepada Trump sebagaimana dilansir dari Reuters, Rabu (4/11/2020).
Baca juga: Donald Trump Akan Ajukan Gugatan ke MA karena Merasa Dicurangi, Timses Joe Biden: Sangat Keterlaluan
“Sangat jelas bahwa orang Amerika telah memilih @realDonaldTrump @Mike_Pence untuk # 4moreyears,” kata Jansa.
"Semakin banyak penundaan dan fakta yang menyangkal dari #MSM, semakin besar kemenangan akhir untuk #POTUS," sambungnya.
“Selamat @GOP untuk hasil yang luar biasa di #US,” tambah Jansa.
Baca juga: Juru Kampanye Biden Sebut Donald Trump Keterlauan Ingin Hentikan Penghitungan Suara
Slovenia merupakan tanah air Ibu Negara Melania Trump.
Sebelumnya diberitakan, Trump mengklaim kemenangannya dalam Pilpres AS.
Klaim prematur sang presiden terjadi pada Rabu pukul 02.20 waktu setempat, ketika negara bagian di seantero AS tengah melakukan proses penghitungan.
"Kita akan menang dan sejauh yang saya ketahui, kita sudah memenanginya," kata Trump meski 10 negara bagian belum mengumumkan hasilnya.
Dikutip AFP, presiden ke-45 dalam sejarah "Negeri Uncle Sam" tersebut melanjutkan bahwa Pilpres AS ini adalah "penipuan di depan publik".
"Kami sudah bersiap untuk merayakannya. Kami sudah memenangkan apa pun. Tetapi tiba-tiba (kemenangan) ini terenggut begitu saja," klaimnya.
Klaim Trump tersebut dilaporkan membuat sejumlah politisi Partai Republik dan maupun komentator konservatif "tertekan".
Penasihat sang presiden sekaligus mantan Gubernur New Jersey Chris Christie menyebut bahwa petahana sudah melakukan kesalahan.