Data Awal Menunjukkan Vaksin Eksperimental Moderna 94,5% Efektif Melawan Covid-19
Produsen obat Moderna mengumumkan pada hari Senin (16/11/2020) bahwa vaksin virus corona mereka 94,5 persen efektif.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Produsen obat Moderna mengumumkan pada hari Senin (16/11/2020) bahwa vaksin virus corona mereka 94,5 persen efektif.
Moderna menyusul Pfizer dalam perlombaan pembuatan vaksin untuk memberantas Covid-19 yang telah menewaskan 1,2 juta orang di seluruh dunia.
Seperti yang dilansir NY Times, Moderna dan Pfizer berencana untuk mengajukan otorisasi darurat kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) dalam beberapa minggu ke depan untuk mulai memvaksinasi masyarakat.
Para pejabat mengatakan kedua perusahaan itu dapat memproduksi vaksin yang cukup untuk lebih dari 20 juta orang di Amerika Serikat pada sekitar bulan Desember.
Baca juga: WHO: Vaksin Tidak Akan Otomatis Langsung Hentikan Pandemi Covid-19
Baca juga: WHO: Dunia Tak Boleh Berpuas Diri setelah Berita Vaksin Covid-19
Dosis pertama diberikan kepada orang-orang dengan risiko tertinggi, seperti pekerja perawatan kesehatan, pekerja medis darurat dan masyarakat rentan di rumah-rumah jompo di Amerika Serikat
Namun vaksin yang akan tersedia secara luas untuk umum masih beberapa bulan lagi.
Pejabat kesehatan masyarakat menyambut berita Moderna dengan kegembiraan, terutama jika dilihat bersama dengan data yang dirilis minggu lalu oleh Pfizer, yang bekerja sama dengan BioNTech, yang melaporkan bahwa vaksinnya lebih dari 90 persen efektif.
Kedua perusahaan tersebut adalah yang pertama mengumumkan data sementara dari studi besar.
Sepuluh pembuat vaksin lainnya juga melakukan uji coba Fase 3 besar, termasuk di Australia, Inggris, China, India, dan Rusia.
Lebih dari 50 kandidat lainnya sedang dalam tahap pengujian awal.
Vaksin Pfizer dan Moderna jauh melebihi persyaratan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang mewajibkan vaksin virus corona setidaknya 50 persen efektif untuk mendapat persetujuan.
Baca juga: Masih dalam Tahap Pengujian, Vaksin Pfizer Disebut Memiliki Efektivitas Lebih dari 90%
Moderna juga melaporkan pada hari Senin bahwa vaksinnya memiliki umur simpan lebih lama di bawah lemari es dan pada suhu kamar daripada yang dilaporkan sebelumnya, yang membuatnya lebih mudah untuk disimpan dan digunakan.
Berbasis di Cambridge, Massachusetts, Moderna mengembangkan vaksinnya bekerja sama dengan para peneliti dari Pusat Penelitian Vaksin, bagian dari Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular.
Peneliti menguji vaksin dengan menyuntikkan beberapa peserta penelitian dan memberikan plasebo kepada orang lain.
Mereka kemudian mengamati kedua kelompok tersebut untuk melihat berapa banyak orang yang sakit.
Dalam studi Moderna, 95 orang tertular virus corona: lima yang divaksinasi, dan 90 yang menerima suntikan air asin dengan plasebo.
Secara statistik, perbedaan antara kedua kelompok sangat signifikan.
Dari 95 kasus, 11 parah - semuanya dalam kelompok plasebo.
95 kasus termasuk 15 orang berusia 65 tahun atau lebih tua dan 20 orang yang Hispanik, Hitam, Asia atau multiras.
Moderna mengatakan vaksinnya tampak sama aman dan efektif di semua subkelompok.
Hasilnya pengujian dianalisis oleh dewan pemantauan keamanan data independen, yang ditunjuk oleh National Institutes of Health.
Rusia Yakin Vaksin Covid-19 Sputnik Efektif 92%, Lebih dari Vaksin Eksperimental Pfizer
Sementara itu, Rusia juga yakin bahwa vaksin Sputnik V mereka memiliki efektivitas lebih dari 90 persen.
Data menunjukkan, vaksin virus corona buatan Rusia 92% efektif seperti yang dilansir Mirror.
Klaim tentang vaksin Sputnik V itu muncul beberapa hari setelah perusahaan raksasa farmasi Pfizer dan perusahaan bioteknologi BioNTech merilis hasil sementara yang menunjukkan vaksin mereka lebih dari 90% efektif dalam mencegah Covid-19.
Sementara itu, tiga petugas medis Rusia yang telah diberi suntikan vaksin justru terinfeksi Covid-19.
Kasus itu menimbulkan pertanyaan tentang vaksin yang disebut Vladmir Putin sebagai "pukulan dunia".
Uji coba fase tiga mengevaluasi kemanjuran Sputnik V di antara lebih dari 16.000 sukarelawan yang menerima vaksin atau plasebo 21 hari setelah injeksi pertama.
Analisis statistik dari 20 kasus terkonfirmasi virus corona, kasus dibagi antara individu yang divaksinasi dan mereka yang menerima plasebo, menunjukkan vaksin tersebut memiliki tingkat kemanjuran 92% setelah dosis kedua.
Baca juga: Menko PMK Ungkap Target Pemberian Vaksin Covid-19 Gratis, Tak Semua Warga Dapet, Beri Solusi Ini
Baca juga: Rusia Yakinkan Lagi Indonesia, Harga Vaksin Covid-19 Sputnik V Lebih Terjangkau
Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) yang telah mendukung vaksin tersebut, mengatakan tidak ada kejadian buruk yang tak terduga selama uji coba.
Pemantauan terhadap para peserta terus berlanjut.
Hasilnya belum ditinjau sejawat.
Studi fase tiga vaksin itu, yang dikembangkan oleh Gamaleya Institute, berlangsung di 29 klinik di seluruh Moskow.
Uji coba melibatkan 40.000 sukarelawan secara total, dengan seperempatnya menerima suntikan plasebo.
Denis Logunov, wakil direktur Gamaleya Center, mengatakan, "Hasil fase ketiga yang positif memberikan alasan untuk berharapan akan hasil yang sukses dari uji klinis Sputnik V."
"Kami akan terus memproses dan menganalisis semua data dan melihat ke masa depan dengan optimisme, berharap hasil kerja kami akan membantu mengakhiri pandemi lebih cepat."
Sementara itu, Eleanor Riley, profesor imunologi dan penyakit menular, University of Edinburgh, mengatakan:
"Saya khawatir data ini dikeluarkan terlalu cepat setelah pengumuman Pfizer/BioNtech awal minggu ini."
"Data Sputnik hanya didasarkan pada 20 kasus Covid-19 pada peserta uji coba, dibandingkan dengan lebih dari 90 kasus pada uji coba sebelumnya."
"Ini bukan kompetisi."
"Semua uji coba perlu dilakukan dengan standar setinggi mungkin dan sangat penting bahwa kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dipatuhi untuk menghindari pengambilan data yang tidak akurat."
"Apa pun yang kurang dari ini berisiko hilangnya kepercayaan publik pada semua vaksin, yang akan menjadi bencana."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.