Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasca Gencatan Senjata Nagarno-Karabakh, Menteri Pertahanan Armenia Mengajukan Pengunduran Diri

Surat kabar Aravot dari Armenia melaporkan, Menteri Pertahanan Armenia Davit Tonoyan mengajukan pengunduran dirinya pada Jumat (20/11/2020).

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Pasca Gencatan Senjata Nagarno-Karabakh, Menteri Pertahanan Armenia Mengajukan Pengunduran Diri
Karen Minasyan/AFP
Menteri Pertahanan Armenia David Tonoyan, kiri, berdiri di samping Perdana Menteri Nikol Pashinyan pada pemakaman Mayor Garush Hambardzumyan, yang tewas dalam bentrokan bersenjata di perbatasan Armenia-Azerbaijan, Yerevan pada 16 Juli 2020 

TRIBUNNEWS.COM – Surat kabar Aravot dari Armenia melaporkan, Menteri Pertahanan Armenia Davit Tonoyan mengajukan pengunduran dirinya pada Jumat (20/11/2020).

Mengutip Al Jazeera, Tonoyan menduduki jabatan Menteri Pertahanan sejak Mei 2018 lalu.

Pengunduran dirinya disampaikan setelah Menteri Luar Negeri Zohrab Mnatsakanyan mundur dari jabatannya pada Senin (16/11/2020).

Para pejabat tinggi itu mundur dari kursi kekuasaannya setelah Perdana Menteri Niko Pashinyan menandatangani kesepakatan damai dengan Azerbaijan.

Dua negara tersebut berperang lebih dari enam pekan sebelum sepakat untuk berdamai.

Gencatan senjata antara Armenia-Azerbaijan ini ditengahi oleh Rusia, setelah sebelumnya upaya yang sama terus menerus gagal.

Baca juga:Warga Armenia Berkemas dan Tinggalkan Nagarno-Karabakh

Baca juga:Menteri Luar Negeri Armenia Mengundurkan Diri setelah Pemerintah Dikecam soal Gencatan Senjata

Menteri Pertahanan Armenia David Tonoyan, kiri, berdiri di samping Perdana Menteri Nikol Pashinyan pada pemakaman Mayor Garush Hambardzumyan, yang tewas dalam bentrokan bersenjata di perbatasan Armenia-Azerbaijan, Yerevan pada 16 Juli 2020
Menteri Pertahanan Armenia David Tonoyan, kiri, berdiri di samping Perdana Menteri Nikol Pashinyan pada pemakaman Mayor Garush Hambardzumyan, yang tewas dalam bentrokan bersenjata di perbatasan Armenia-Azerbaijan, Yerevan pada 16 Juli 2020 (Karen Minasyan/AFP)

Demonstrasi Tuntut Perdana Menteri Mundur

Berita Rekomendasi

Tak sampai di sini saja yang dihadapi Armenia setelah perang memperebutkan Nagarno-Karabakh.

Ribuan orang turun ke jalan menuntut Pashinyan mundur dari kursi Perdana Menteri Armenia.

Gencatan senjata, yang ditengahi oleh Rusia pada 9 November 2020, menetapkan Armenia menyerahkan kendali atas beberapa wilayah di luar perbatasan Nagorno-Karabakh ke Azerbaijan.

Nagorno-Karabakh terletak di Azerbaijan tetapi telah berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia.

Pertempuran sengit yang berkobar pada 27 September menandai eskalasi terbesar dari konflik puluhan tahun antara dua negara bekas Soviet itu.

Perang Armenia dan Azerbaijan dilaporkan menewaskan lebih dari 1.000 orang.

Sampai saat ini, Azerbaijan belum mengungkapkan korban militernya.

Baca juga:Upaya Percobaan Pembunuhan PM Armenia Digagalkan

Baca juga: 6 Minggu Perang, Armenia, Azerbaijan & Rusia Sepakat Damai dan Akhiri Konflik Nagarno-Karabakh

Menteri Luar Negeri Mengundurkan Diri

Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan dikabarkan mengundurkan diri dari jabatannya, menyusul kesepakatan gencatan senjata pekan lalu.

Diketahui, pemerintah Armenia menghadapi kecaman atas gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran sengit dengan pasukan Azeri di wilayah Nagarno-Karabakh.

Mengutip Al Jazeera, pengunduran diri Menteri Luar Negeri Armenia diumumkan oleh Juru Bicara Kementerian dalam sebuah unggahan sosial media pada Senin (16/11/2020).

Dilaporkan pula, Perdana Menteri Nikol Pashyinyan juga menerima tekanan agar dirinya mundur dari jabatannya.

Baca juga: Upaya Percobaan Pembunuhan PM Armenia Digagalkan

Baca juga: Konflik Nagarno-Karabakh, PM Armenia Abaikan Ultimatum Tuntut Pengunduran Dirinya

Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan
Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan dikabarkan mengundurkan diri dari jabatannya, menyusul kesepakatan gencatan senjata pekan lalu.

Pekan lalu, ribuan pengunjuk rasa memprotes dan menuntut Pashinyan menyerahkan jabatannya karena gencatan senjata yang disepakati.

Negeri yang dilanda perang sekira enam pekan tersebut telah melaporkan 2.300 prajuti Armenia tewas.

Sementara, Azerbaijan belum mengungkapkan jumlah pasukan militer yang menjadi korban.

Baca juga:6 Minggu Perang, Armenia, Azerbaijan & Rusia Sepakat Damai dan Akhiri Konflik Nagarno-Karabakh

 

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengabaikan ultimatum para pengunjuk rasa yang meminta dia  berhenti karena kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran di Nagorno-Karabakh.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengabaikan ultimatum para pengunjuk rasa yang meminta dia berhenti karena kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran di Nagorno-Karabakh. (IG Nikol Pashinyan)

Gencatan Senjata untuk Mengurangi Kerugian Armenia

Lebih dalam, Pashniyan mengaku mengambil tanggung jawab atas hilangnya wilayah Nagarno-Karabakh.

Dia menegaskan, kesepakatan tersebut ditandatangnai untuk mencegah kerugian lebih luas serta demi menyelamatkan nyawa setelah militer Azerbaijan selangkah lebih maju.

Pashniyan telah berjanji untuk tetap menjabat dan membawa stabilitas ke negara itu.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas