Covid-19: Layanan kesehatan Gaza bakal 'kewalahan' tangani pasien Covid-19 dalam beberapa hari mendatang
Jalur Gaza di Palestina kekurangan ventilator di tengah peningkatan kasus Covid-19 di wilayah itu, kata para ahli.
Peningkatan jumlah kasus virus corona di Jalur Gaza bakal membuat sistem layanan kesehatan di Palestina kewalahan dalam beberapa hari ke depan, kata para ahli.
Dari 100 ventilator di Gaza, 79 telah digunakan oleh pasien Covid-19, kata Abdelraouf Elmanama, dari satuan tugas penanganan pandemi di wilayah itu.
Gaza yang padat penduduk, dengan dua juta penduduk dan tingkat kemiskinan yang tinggi, rentan terhadap penularan.
Pada Minggu (22/11), kementerian kesehatan setempat melaporkan 684 kasus baru dan tiga kematian.
Wilayah itu telah mencatat lebih dari 14.000 kasus virus corona dan total 65 kematian.
"Dalam 10 hari, sistem kesehatan tidak akan mampu menghadapi kenaikan kasus seperti itu dan mungkin ada pasien yang tidak akan mendapat tempat di unit perawatan intensif," kata Elmanama.
Abdelnaser Soboh, koordinator kesehatan darurat di kantor Organisasi Kesehatan Dunia di Gaza, memperingatkan bahwa "dalam seminggu, kita tidak akan bisa menangani kasus kritis".
Gaza adalah wilayah yang terdampak blokade darat, laut, dan udara oleh Israel dan Mesir, hal yang telah menghancurkan ekonominya.
Perselisihan antara penguasa Hamas dan rivalnya Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat, mengganggu sistem kesehatan publiknya.
Israel dan Mesir memberlakukan blokade pada 2007 ketika kelompok militan Palestina dengan kekerasan memperkuat kontrolnya atas wilayah itu setahun setelah memenangkan pemilihan.