Interpol Peringatkan Ancaman Jaringan Kriminal Incar Vaksin Covid-19
Interpol memperingatkan, Rabu (2/12/2020), ancaman jaringan kriminal terorganisir menargetkan vaksin virus corona (Covid-19) dan dapat menjual vaksin
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, PARIS — Badan koordinasi kepolisian internasional Interpol memperingatkan, Rabu (2/12/2020), ancaman jaringan kriminal terorganisir menargetkan Vaksin Virus Corona (Covid-19) dan dapat menjual vaksin yang palsu.
Interpol, yang berkantor pusat di Prancis, mengatakan telah mengeluarkan peringatan global terhadap penegakan hukum di 194 negara anggotanya.
Selain itu Interpol juga memperingatkan jaringan anggotanya untuk mengantisipasi jaringan kejahatan terorganisir yang menargetkan vaksin Covid-19, baik secara fisik maupun online.
"Ketika pemerintah bersiap untuk melaksanakan program vaksinasi, organisasi kriminal berencana untuk menyusup atau mengganggu rantai pasokan,” kata sekretaris jenderal Interpol Juergen Stock, seperti dilansir Reuters, Kamis (3/12/2020).
“Jaringan kriminal juga akan menargetkan anggota masyarakat yang tidak curiga melalui situs palsu dan obat palsu, yang dapat menimbulkan risiko signifikan bagi kesehatan mereka, bahkan kehidupan mereka," jelas Juergen Stock.
Vaksinasi Covid-19 Dimulai Pekan Depan di Rusia dan Inggris
Sejumlah negara akan memulai program vaksinasi untuk melawan Covid-19. Sejauh ini Rusia dan Inggris akan memulai vaksinasi kepada warganya pada pekan depan.
Presiden Vladimir Putin memerintahkan agar program vaksinasi virus corona (Covid-19) secara sukarela dalam skala besar dimulai minggu depan di seluruh Rusia.
Putin mengatakan guru dan dokter akan menjadi prioritas pertama untuk mendapatkan vaksin Sputnik V, vaksin unggulan buatan Rusia.
Putin memberikan perintah itu dalam pertemuan virtual dengan para menteri pada Rabu (2/12/2020) waktu setempat.
Baca juga: Februari 2021, Amerika Serikat Diperkirakan Beri Vaksin Covid-19 kepada 100 Juta Warganya
"Mari kita sepakat tentang ini - Anda tidak akan melaporkan kepada saya minggu depan, tetapi Anda akan memulai vaksinasi skala besar ... Mari kita mulai bekerja," kata Putin kepada Wakil Perdana Menteri Tatiana Golikova, seperti dilansir Reuters, Kamis (3/12/2020).
"Saya mengerti, Anda menggunakan bahasa yang sangat hati-hati dan itu benar bahwa kita berhati-hati. Tapi saya tahu industri dan jaringan (kesehatan) secara umum siap. Mari kita ambil langkah pertama ini."
Putin mengatakan Rusia akan menghasilkan 2 juta dosis vaksin dalam beberapa hari ke depan.
Sputnik V, salah satu dari dua vaksin buatan Rusia yang telah menerima persetujuan regulasi domestik sejauh ini, meskipun uji klinis tahap ketiga belum selesai. Dibutuhkan dua suntikan agar vaksin ini ampun mencegah Covid-19.
Rusia mengatakan bulan lalu bahwa vaksin Sputnik 92% efektif melindungi orang-orang dari Covid-19, menurut hasil sementara.
“Rusia telah memvaksinasi lebih dari 100.000 orang yang berisiko tinggi,” kata Menteri Kesehatan Mikhail Murashko dalam presentasi terpisah kepada PBB tentang Sputnik V.
Menurut presentasi, lebih dari 45.000 orang saat ini berpartisipasi dalam uji klinis Sputnik V di seluruh dunia.
Inggris akan Mulai Vaksinasi Virus Corona Minggu Depan
Pemerintah Inggris telah mengumumkan rencana untuk meluncurkan vaksin virus corona yang dikembangkan oleh raksasa farmasi AS Pfizer.
Pemerintah mengumumkan pada Rabu (2/12/2020), otoritas terkait telah mengkonfirmasi keamanan dan keampuhan vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech Jerman.
Menteri Kesehatan Matt Hancock mengungkapkan Inggris akan menerima pengiriman pertama 800.000 dosis vaksin.
Warga Inggris akan mulai menerima suntikkan vaksin pada awal pekan depan.
Vaksinasi massal akan dilakukan tahun depan, dengan prioritas pada penduduk dan pekerja medis, perawat di rumah jompodan kelompok warga berusia 80 atau lebih.
Eksekutif regulator Ingggris, Dr June Raine, meyakinkan masyarakat bahwa vaksin itu aman.
Tantangan kedepan vaksin perlu disimpan dan dikirim pada suhu minus 60 hingga 80 derajat Celcius.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan kepada wartawan, "program vaksinasi massal terbesar dalam sejarah Inggris" akan dimulai minggu depan.
Dia juga menjelaskan akan memakan waktu beberapa bulan agar semua orang berisiko tinggi untuk menyelesaikan vaksinasi.
Johnson memperingatkan masyarakat agar tidak "terlalu terbawa optimisme yang berlebihan" setelah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19.
Ia juga mengatakan langkah pemerintah itu bukan berarti perjuangan telah berakhir.
Karena itu Johnson mengimbau masyarakat untuk memastikan mereka tetap melakukan langkah preventif untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.(Reuters/NHK/CNN/AP)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.