KALEIDOSKOP INTERNASIONAL 2020: Tewasnya Qasem Soleimani hingga Pemerkosa Berantai Reynhard Sinaga
KALEIDOSKOP INTERNASIONAL 2020 yang Tribunnews rangkum: Tewasnya Jenderal Soleimani, Kapal China di Natunahingga Pemerkosa Berantai Reynhard Sinaga.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Hubungan Iran dan Amerika Serikat begitu panas awal tahun 2020 ini.
Mata seluruh dunia tertuju pada peristiwa mengejutkan yang terjadi pada Januari 2020 kemarin, saat Komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Iran, Mayjen Qassem Soleimani tewas dalam serangan drone.
Hampir di hari yang sama, peristiwa tak kalah menegangkan lainnya yakni di Laut Natuna, ketika kapal China memasuki ZEEI pada Kamis (2/1/2020).
Badan Keamanan Laut (Bakamla) menyatakan, telah mengusir sejumlah kapal laut asing yang masuk ke perairan Indonesia terutama adi wilayah Natuna.
Baca juga: KALEIDOSKOP 2020: 5 Pencarian Terpopuler di Google Tahun 2020, Virus Corona hingga Odading
Baca juga: KALEIDOSKOP 2020: 5 Resep Paling Banyak Dicari Tahun 2020, Mulai dari Nastar hingga Pie Susu Teflon
Di tanah Eropa pun ada kasus yang begitu menggemparkan.
Mahasiswa Indonesia yang menempuh studi S3 nya di Inggris dilaporkan memperkosa lebih dari 150 pria.
Pemerkosa berdarah dingin itu dikenal dengan nama Reynhard Sinaga.
Reynhard dikabarkan dihukum seumur hidup lantaran terbukti bersalah dalam 159 kasus pemerkosaan.
Selain kasus pemerkosaan, Reynhard juga dilaporkan melakukan serangan seksual terhadap 48 korban pria.
Berikut Tribunnews rangkum tiga peristiwa internasional besar sepanjang 2020:
Baca juga: Kaleidoskop 2020 : Persekusi di Depan Rumah Mahfud MD, Buntut Pemanggilan Rizieq oleh Polisi
1. Pentagon Konfirmasi Jenderal Iran, Qassem Soleimani Tewas dalam Serangan Pesawat Tak Berawak AS
Pentagon mengonfirmasi pemimpin militer tertinggi Iran, Jenderal Qassem Soleimani tewas dalam serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) di Baghdad.
Kabar tersebut dikonfirmasi setelah kematiannya dilaporkan melalui tayangan televisi pemerintah Iran dan media Irak, Kamis malam (2/1/2020).
Diketahui, Soleimani merupakan Komandan Pasukan Al Quds Garda Republik Iran.
Ia merupakan tokoh kunci politik Iran dan Timur Tengah.
Baca juga: Putri Mendiang Jenderal Soleimani: Kebijakan AS Terhadap Iran Tak Berubah Meski Biden Jadi Presiden
Baca juga: Drone AS yang Bunuh Jenderal Qassem Soleimani Diberi Izin Terbang oleh Otoritas Irak
Kematian Soleimani kian memperburuk ketegangan yang sudah terjadi di antara Iran dan AS.
Kabarnya, kematian Soleimani dikhawatirkan akan memicu serangan balasan dari pasukan Iran.
Berikut Tribunnews kutip pernyataan lengkap Departemen Pertahanan melalui portal berita CNBC Internasional:
"Atas arahan Presiden, militer AS telah mengambil tindakan defensif yang menentukan untuk melindungi personel AS di luar negeri dengan membunuh Qasem Soleimani, kepala Pasukan Pengawal Revolusi Iran-Pasukan Quds, sebuah organisasi teroris asing yang ditunjuk AS.
Soleimani secara aktif mengembangkan rencana untuk menyerang para diplomat Amerika dan anggota layanan di Irak dan di seluruh kawasan.
Jenderal Soleimani dan Pasukan Quds-nya bertanggung jawab atas kematian ratusan orang Amerika dan anggota layanan koalisi dan melukai ribuan lainnya.
Dia telah mengatur serangan terhadap pangkalan-pangkalan koalisi di Irak selama beberapa bulan terakhir - termasuk serangan pada tanggal 27 Desember - yang berpuncak pada kematian dan melukai personel tambahan Amerika dan Irak.
Jenderal Soleimani juga menyetujui serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Baghdad yang terjadi minggu ini.
Pemogokan ini bertujuan untuk menghalangi rencana serangan Iran di masa depan.
Amerika Serikat akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi orang-orang kami dan kepentingan kami di mana pun mereka berada di seluruh dunia," tulis Departemen Pertahanan AS.
Selang beberapa jam, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengunggah cuitan di akun Twitter.
Ia menjelaskan, pembunuhan Soleimani merupakan tindakan yang sangat berbahaya dan bodoh.
"AS memikul tanggung jawab untuk semua konsekuensi dari tindak kejahatannya," tulisnya.
Perkembangan terakhir, setelah serangan pada malam tahun baru yang dilakukan milisi yang didukung Iran di Kedutaan Besar AS di Baghdad.
Kabarnya, hari kedua serangan itu, Presiden AS Donald Trump memerintahkan pengerahan sekira 750 tentara AS dari Divisi Lintas Udara ke-92 menuju Timur Tengah.