Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapsul China Pembawa Sampel Batu dari Bulan Mendarat Mulus di Mongolia

China berencana membuat stasiun luar angkasa permanen pada 2022, dan selanjutnya mengirimkan misi berawak ke bulan.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Kapsul China Pembawa Sampel Batu dari Bulan Mendarat Mulus di Mongolia
YOUTUBE.COM/NASA
LAPAN: ISS, Stasiun Luar Angkasa Dapat Dilihat di Langit Indonesia Setelah Subuh hingga 21 Mei 

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Kapsul pesawat luar angkasa China yang membawa contoh batu dan tanah dari bulan mendarat selamat di Bumi, Kamis (17/12/2020) pagi waktiu Mongolia.

Misi China ini menjadi yang pertama selama empat dekade terakhir. Kantor berita Xinhua dan AFP mengabarkan, kapsul dari bulan mendarat di savana di pedalaman Mongolia.

Kapsul itu membawa sampel yang dikumpulkan pesawat luar angkasa Chang'e-5. Direktur Badan Luar Angkasa Nasional China (CNSA), Zhang Kejian, menyatakan misi itu berakhir sempurna.

Atas sukses misi ini, China menjadi negara ketiga yang mampu mengambil sampel dari bulan, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet pada 1960-an dan 1970-an.

Beijing ingin mengejar ketertinggalan Washington dan Moskow setelah menghabiskan beberapa dekade menjalankan riset .

Miliaran dolar digelontorkan untuk program luar angkasa yang dijalankan militer China. Target mereka berikutnya, mengirimkan misi berawak ke bulan.

Chang'e-5, dinamai berdasarkan mitos dewi bulan China, mendarat di permukaan bulan pada 1 Desember 2020. Pesawat itu ia juga mengibarkan bendera China.

BERITA TERKAIT

Setelah dua hari bekerja di permukaan bulan, modul itu meninggalkan bulan. Ia menjalani operasi rumit kembali ke pesawat ruang angkasa yang membawa sampel itu kembali ke bumi.

Para ilmuwan berharap sampel tersebut akan membantu mereka mempelajari tentang asal-usul bulan, formasi, dan aktivitas vulkanik di permukaannya.

Misi Chang'e-5 adalah mengumpulkan dua kilogram (4,5 pon) material di area yang dikenal sebagai Oceanus Procellarum  atau Ocean of Storms.

Menurut jurnal Nature, Oceanus Procellarum adalah dataran lava luas yang sebelumnya belum pernah dijelajahi siapapun.

Selain diteliti sendiri, China menyediakan beberapa sampel bagi para ilmuwan di negara lain. Demikian disampaikan Pei Zhaoyu, Wakil Direktur CNSA.

Xinhua menggambarkan misi tersebut sebagai salah satu yang paling menantang dan rumit dalam sejarah kedirgantaraan China.

Pesawat itu terdiri dari pesawat terpisah untuk sampai ke bulan, mendarat di atasnya dan mengumpulkan sampel, kembali dan kemudian mengembalikan bebatuan dan tanah ke bumi.

Kapsul kembali memasuki atmosfer bumi pada ketinggian sekitar 120 km (75 mil).

Ketika berada sekitar 10 km di atas tanah, sebuah parasut terbuka dan mendarat dengan mulus, setelah itu tim pencari menemukannya.

Ini adalah upaya pertama untuk mengumpulkan sampel semacam itu sejak misi Luna 24 Uni Soviet pada tahun 1976.

Di bawah Presiden Xi Jinping, impian China mengeksplorasi luar angkasa telah disusun rapi. China berharap memiliki stasiun luar angkasa berawak pada 2022, dan akhirnya mengirim manusia ke bulan.

China meluncurkan satelit pertamanya pada 1970, sementara penerbangan luar angkasa manusia membutuhkan waktu beberapa dekade lebih lama.

Yang Liwei menjadi "taikonaut" pertama negara itu pada tahun 2003. Sebuah penjelajah bulan Tiongkok mendarat di sisi terjauh bulan pada Januari 2019.

Ini mendorong Beijing mewujudkan mimpinya menjadi negara adidaya luar angkasa. China juga mengembangkan penyelidikan terbaru yang ambisius.

Termasuk menciptakan roket kuat yang mampu mengirimkan muatan lebih berat daripada yang dapat ditangani oleh NASA dan perusahaan roket swasta SpaceX.

China juga berkeinginan menciptakan pangkalan bulan, stasiun luar angkasa berawak permanen, dan penjelajah Mars.(Tribunnews.com/Aljazeera/AFP/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas