Strain Baru Covid-19, Mutasi Virus Corona yang Pertama Kali Ditemukan di Inggris, Apa Gejalanya?
Strain Baru Covid-19, Mutasi Virus Corona yang Pertama Kali Dideteksi di Inggris, Bagaimana Gejala yang Diakibatkannya?
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Lonjakan strain virus corona baru di Inggris telah memicu kekhawatiran secara global, setelah Boris Johnson mengatakan strain baru itu dapat menyebar hingga 70 persen lebih cepat dari versi aslinya.
Dilansir Independent, banyak negara Eropa memberlakukan pembatasan perjalanan dari dan ke Inggris pada hari Minggu (20/12/2020).
Puluhan negara lain mengikuti kebijakan itu pada hari Senin, termasuk India, Kuwait dan Peru.
Prancis juga memutuskan untuk menghentikan pengiriman disertai perjalanan melintasi Selat selama setidaknya dua hari.
Hal itu menjadi tantangan terbesar bagi Inggris, karena beberapa bisnis terancam kekurangan pasokan makanan.
Baca juga: Menteri Transportasi Inggris: Strain Baru Covid-19 yang Sangat Menular Mungkin Sudah Tersebar
Baca juga: WHO Komunikasi Intens dengan Pejabat Inggris terkait Temuan Strain Virus Corona Baru
Varian Covid-19 baru itu tentu saja menyebabkan banyak pergolakan dan telah membuat para menteri berjuang untuk menyelesaikan kekacauan perjalanan.
Tapi apa yang kita tahu mengenai gejala yang diakibatkannya?
Para ilmuwan telah mengkonfirmasi bahwa virus corona mutan, yang dijuluki VUI-202012/01, memang memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi daripada bentuk virus lainnya.
Peter Horby, ketua New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (Nervtag), membenarkan hal ini pada hari Senin (21/12/2020).
Ia mengatakan bahwa varian tersebut memang memiliki "keunggulan" dalam hal kecepatan penularan dibandingkan varian virus lain yang saat ini ada di Inggris.
Patrick Vallance, kepala penasihat ilmiah pemerintah, juga mengatakan bahwa versi mutasi itu "jelas" ditransmisikan lebih cepat daripada yang lain.
Namun yang penting, Vallance menambahkan bahwa varian baru Covid-19 tidak menyebabkan penyakit yang lebih serius daripada versi penyakit lainnya.
Berbicara pada Senin sore, Vallance mengatakan tidak ada bukti bahwa penyakit yang diakibatkan dua strain itu berbeda.
Pandangan ini kemudian dikuatkan oleh Profesor Chris Jones, wakil direktur medis Wales pada konferensi pemerintah Welsh.
Prof Jones berkata,"Kami tidak tahu pasti apakah orang tanpa gejala akan menunjukkan varian ini, tetapi sama sekali tidak ada alasan untuk berpikir ke arah sana."
"Saat ini bukti menunjukkan bahwa penyakit yang disebabkan oleh varian virus ini tidak dapat dibedakan dari penyakit Covid-19 sebelumnya yang kami kenali.
"Jadi saya akan berasumsi bahwa orang-orang kemungkinan besar asimtomatik sama seperti sebelumnya."
Baca juga: Belanda Larang Perjalanan Udara dari Inggris Antisipasi Strain Baru Virus Corona Penyebab Covid-19
Baca juga: Chile dan Kanada Juga Larang Perjalanan ke Inggris Pasca-Ditemukan Strain Baru Virus Corona
Jenis baru virus corona yang sangat menular pertama kali terdeteksi pada bulan September.
Namun virus baru menyebar hingga November, akibat lockdown nasional Inggris.
Sejak awal November, sudah ada "pertumbuhan yang eksponensial", menurut Nervtag, kelompok penasehat pada virus pernapasan baru.
Mengingat kecepatan penularannya, Vallance mengatakan kemungkinan pembatasan virus corona di Inggris "perlu ditingkatkan di beberapa tempat pada waktunya, bukan dikurangi".
Meskipun VUI-202012/01 sekarang terkonsentrasi paling banyak di London dan daerah lain di Inggris tenggara (yang sekarang berada di bawah batasan tingkat 4 yang baru), strain virus itu juga telah terdeteksi di tempat lain di Inggris.
Menteri pertama Welsh Mark Drakeford mengatakan pada hari Senin bahwa ada lebih dari 600 kasus varian baru Covid-19 di Wales.
Kasus lain juga telah dikonfirmasi di tempat-tempat seperti Australia, Denmark dan Gibraltar.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)