Trump Diminta Umumkan Status Darurat Setelah Bom Nashville Lumpuhkan Jaringan dan Sistem Kota
Donald Trump diminta untuk mengumumkan status darurat pasca terjadinya ledakan bom bunuh diri di kota Nashville, Jumat lalu.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TENNESSEE - Gubernur Tennessee Bill Lee telah meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengumumkan status darurat pasca terjadinya ledakan bom bunuh diri di kota Nashville, Jumat lalu.
Pengumuman status ini tentunya memungkinkan penggunaan sumber daya federal dalam upaya pemulihan jaringan komunikasi dan sistem lainnya yang terdampak aksi tersebut.
Baca juga: Fakta-Fakta Ledakan Bom di Nashville Amerika Serikat: Kronologi hingga Pelaku Pengeboman
Baca juga: FBI Selidiki Apakah Paranoia 5G Jadi Pemicu Aksi Bom Bunuh Diri di Nashville ?
"Tingkat kerusakan dan gangguan jaringan komunikasi cukup parah, sehingga kami membutuhkan tanggapan yang efektif di luar pemerintah kota maupun negara bagian," kata Lee, dalam sebuah surat yang disampaikannya kepada Trump, Jumat lalu.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (28/12/2020), ia mencatat bahwa sumber daya pemerintah negara bagian dan lokal terkuras setelah menghabiskan lebih dari 175 juta dolar AS untuk dialokasikan pada situasi tanggap bencana 2019 dan 2020, termasuk tornado dan banjir.
Sebelumnya, sebuah RV meledak pada Jumat pagi di pusat kota Nashville, Tennessee, AS.
Tiga orang terluka dalam ledakan tersebut, sedangkan seorang tewas ditemukan di dekat lokasi ledakan dengan kondisi badan tidak utuh dan diduga sebagai pelaku bom bunuh diri.
Kepolisian setempat dibantu Agen Identifikasi Federal (FBI) mengidentifikasi mayat tersebut sebagai Anthony Quinn Warner.
Akibat peristiwa ini, kata Lee, 41 bisnis mengalami kerusakan, banyak bangunan yang terdampak, mayoritas diantaranya merupakan bangunan bersejarah.
Perlu diketahui, kendaraan RV yang digunakan pelaku dalam aksi ini diparkir di luar gedung transmisi AT&T saat bom meledak.
Akibatnya, ledakan ini tidak hanya menghancurkan sambungan telepon rumah dan layanan telepon seluler di seluruh Tennessee dan beberapa wilayah di Kentucky serta Alabama utara.
Namun juga melumpuhkan 20 pusat panggilan darurat 911 dan rusaknya jaringan komputer.
Ini memaksa sistem negara bagian itu mengandalkan infrastruktur cadangan untuk operasionalnya.
"Kerusakannya sangat mengejutkan, tapi beruntungnya tidak ada warga yang tewas," cuit Lee dalam akun Twitternya, setelah berkeliling kawasan itu pada Sabtu pagi.
AT&T pun mengakui bahwa layanan telekomunikasi masih mengalami gangguan pada hari Sabtu di wilayah Nashville dan sekitarnya.
Dua sistem seluler portabel pun dipasang di pusat kota, dan teknisi AT&T melakukan pengeboran lubang akses ke gedung yang rusak untuk mencoba menyambungkan kembali peralatan inti ke listrik.
"Ayo kita laporkan bagaimana pelanggan AT&T tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar," kata salah satu pengguna Twitter.
Sementara itu, Wali Kota Nashville John Cooper mengatakan ledakan yang disengaja ini merupakan peristiwa yang baru terjadi satu kali.
Otoritas Penerbangan Federal untuk sementara waktu juga menyatakan bahwa pembatasan penerbangan akan diberlakukan hingga 30 Desember 2020 pukul 16.45 waktu setempat.
Di sisi lain, Kepala Departemen Kepolisian Kota Nashville John Drake memuji enam petugas mereka karena secara cepat mengevakuasi warga sebelum bom meledak.
Para petugas ini pergi dari pintu ke pintu, mengevakuasi warga yang ada di apartemen, serta memberitahu seorang pria yang sedang berjalan-jalan membawa anjingnya di jalan tempat RV diparkir, tepat sebelum ledakan terjadi.
Kondisi darurat negara bagian dan lokal diumumkan pada hari Jumat, dan jam malam juga diberlakukan di pusat kota Nashville hingga pukul 16.30 pada hari Minggu kemarin.