Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Permintaan Kedelai China akan Tetap Kuat pada 2021, Didorong Pemulihan Ternak Babi

Para pengamat menilai kenaikan harga biji kedelai karena negara tersebut menyumbang 60 persen dari perdagangan kedelai global.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Permintaan Kedelai China akan Tetap Kuat pada 2021, Didorong Pemulihan Ternak Babi
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/Bukbis Candra Ismet Bey
Ilustrasi kedelai: Pekerja mengolah adonan kedelai di sentra industri tempe, Jalan Jakarta, Kota Bandung, Senin (28/9/2015). I,bas dari pelemahan Rupiah terhadap Dollar memicu kenaikan harga kedelai impor di kisaran Rp 7.500 sampai Rp7.800 per Kg. TRIBUN JABAR/Bukbis Candra Ismet Bey 

Menurut Konsultan yang berbasis di Beijing, MARA, sektor peternakan babi China telah menyaksikan konsolidasi yang cepat sejak akhir 2019 lalu.

Karena peternakan skala kecil digabungkan menjadi entitas besar di bawah arahan pemerintah.

Data MARA menunjukkan, pada November 2020 stok babi di negara itu naik 29,8 persen secara tahunan.

Sedangkan persediaan babi betina pun naik 31,2 persen pada tahun tersebut, sehingga meningkatkan pasokan daging babi di negara itu.

Hal ini yang kemudian membuat China sangat bergantung pada pembelian kedelai.

Karena negara itu memproses lebih dari 80 persen biji kedelai impor menjadi pakan ternak.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas