4 Orang Tewas dan 52 Orang Ditangkap Setelah Pendukung Trump Serbu Gedung Capitol AS
Aksi para pendukung itu dilakukan untuk menghentikan sidang Kongres untuk memberikan sertifikasi kemenangan kepada Presiden terpilih AS, Joe Biden.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
Kepala kepolisian mengatakan divisi urusan internal sedang menyelidiki kasus penembakan itu. Contee mengatakan mereka masih menentukan rincian pasti dari tiga kematian lainnya.
“Setidaknya empat belas polisi mengalami luka-luka dengan beberapa masih di dirawat di rumah sakit,” kata Contee.
“ Satu petugas mengalami luka serius karena ditarik ke kerumunan di mana ia diserang,” tambahnya.
"Ini adalah insiden tragis dan saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan teman-teman korban," kata Contee.
Kerusuhan terjadi di Gedung Capitol, Washington DC, antara massa pendukung Presiden Donald Trump dengan aparat.
Awalnya diberitakan seorang wanita tewas tertembak di bagian dada di Rabu sore waktu setempat (6/1/2020), dalam upaya mereka menghalangi kemenangan Joe Biden.
Sumber dari penegak hukum mengungkapkan, wanita itu tewas beberapa jam kemudian. Tak diketahui siapa yang menembaknya.
Selain adanya korban tewas, banyak orang terluka termasuk dari sisi pihak berwenang, di mana massa pro-Trump berusaha menerobos masuk Gedung Capitol.
Garda Nasional diaktifkan untuk memadamkan kerusuhan, dengan polisi mengaku menemukan peledak di dekat gedung Kongres AS.
Polisi menyatakan mereka memberlakukan jam malam pukul 18.00 di seluruh DC, dengan kerusuhan merembet ke seantero AS.
Saat pengunjuk rasa berupaya menduduki gedung parlemen, Biden menyerukan kepada massa agar mundur dan menyatakan mereka sudah termakan hasutan.
Sejumlah pejabat seperti Wakil Presiden Mike Pence dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi langsung diungsikan begitu massa menembus Rotunda.
Sementara politisi yang berada di House Chamber (DPR AS) diminta memakai masker gas, karena aparat menembakkan gas air mata. (Reuters/CNBC/USA TODAY/AP/AFP/CNN)