Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Akun Twitter Donald Trump Ditutup Permanen karena Dinilai Bisa Picu Kekerasan Lebih Lanjut

Twitter mengungkapkan akun Donald Trump ditutup secara permanen karena dinilai memicu kekerasan lebih lanut.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
zoom-in Akun Twitter Donald Trump Ditutup Permanen karena Dinilai Bisa Picu Kekerasan Lebih Lanjut
Tangkap Layar Twitter
Akun Twitter Donald Trump. Twitter mengungkapkan akun Donald Trump, @realDonaldTrump, ditutup secara permanen karena dinilai memicu kekerasan lebih lanut. 

"Banyak dari kita sangat bahagia dan sangat bangga bekerja untuk perusahaan yang melakukan hal benar," katanya.

Baca juga: Pria Mirip Kapten Real Madrid Sergio Ramos Muncul Saat Pendukung Donald Trump Geruduk Gedung Capitol

Baca juga: Ivanka Trump Sebut Perusuh di Capitol AS sebagai Patriot Amerika

Ini adalah kali kedua dalam seminggu, Twitter mengambil tindakan terhadap akun Trump.

Twitter menghapus tiga cuitan yang mempromosikan teori konspirasi tentang pemilu dan mengunci akun Trump pada Rabu, dengan alasan "risiko kekerasan", setelah kerusuhan hebat di Capitol.

Penangguhan akun Twitter Trump mendapat sambutan positif dari politisi Demokrat.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews, Sabtu (9/1/2021), akun Twitter @realDonaldTrump sudah menghilang.

Akun Twitter @realDonaldTrump tak muncul di pencarian Twitter, Sabtu (9/1/2021).
Akun Twitter @realDonaldTrump tak muncul di pencarian Twitter, Sabtu (9/1/2021). (Tangkap Layar Twitter)

Kronologi Rusuh di Capitol

Lebih dari 50 petugas terluka ketika massa pendukung Donald Trump menyerbu Capitol, memaksa evakuasi anggota parlemen yang tengah menghitung suara Electoral College, menurut Walikota DC, Muriel Bowser.

Berita Rekomendasi

Kekacauan terjadi di Capitol saat para pengunjuk rasa menerobos gedung.

Demonstran pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bentrok dengan polisi dan aparat keamanan saat mereka mencoba menembus barikade untuk menduduki Gedung Kongres US Capitol di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021) waktu setempat. Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan aksi demonstrasi dengan menyerbu dan menduduki Gedung Capitol untuk menolak pengesahan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Donald Trump dalam Pemilu Amerika 2020 lalu. Mereka menduduki Gedung Capitol setelah sebelumnya memecahkan jendela dan bentrok dengan polisi. AFP/Roberto Schmidt
Demonstran pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bentrok dengan polisi dan aparat keamanan saat mereka mencoba menembus barikade untuk menduduki Gedung Kongres US Capitol di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021) waktu setempat. Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan aksi demonstrasi dengan menyerbu dan menduduki Gedung Capitol untuk menolak pengesahan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Donald Trump dalam Pemilu Amerika 2020 lalu. Mereka menduduki Gedung Capitol setelah sebelumnya memecahkan jendela dan bentrok dengan polisi. AFP/Roberto Schmidt (AFP/Roberto Schmidt)

Empat warga sipil tewas dalam serangan itu, termasuk seorang wanita California yang ditembak oleh petugas polisi Capitol yang berpakaian preman, menurut Departemen Kepolisian Metropolitan.

Polisi menghadapi kritik luas masyarakat karena dianggap gagal menghentikan para perusuh memasuki Capitol.

Banyak warga yang membandingkan cara tanggapan polisi berbeda dari taktik yang digunakan terhadap pengunjuk rasa Black Lives Matter selama musim panas.

Baca juga: Potret Wanita Pendukung Trump yang Rela Terbang Pakai Jet Pribadi Demi Ikut Aksi di Capitol

Baca juga: Buntut Kerusuhan, Polisi Capitol AS Meninggal Akibat Bentrok dengan Pendukung Donald Trump

Karena merasa gagal melaksanakan tugas, Kepala Polisi Capitol, Steven Sund, mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis sore.

Departemen Kepolisian Metropolitan menangkap 68 orang pada Rabu (6/1/2021) dan Kamis (7/1/2021) pagi, terutama karena melanggar jam malam yang diberlakukan oleh walikota kota.

Hampir semua, kecuali satu dari mereka, yang ditangkap tinggal di luar Washington.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas