Trump akan Tinggalkan Washington Pagi Hari saat Joe Biden-Kamala Harris Dilantik
Donald Trump akan meninggalkan Washington pada Rabu pagi (20/1/2021), terpat sebelum pelantikan Joe Biden dan Kamala Harris.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Donald Trump akan meninggalkan Washington pada Rabu pagi (20/1/2021), terpat sebelum pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris.
Ap News melaporkan, Trump disebut akan mulai menjalani kehidupan pasca menjadi Presiden AS di Florida.
Seperti diberitakan, Trump menolak mengikuti tradisi dan enggan berpartisipasi dalam upacara pelantikan.
Dia justru mengadakan upacara keberangkatannya sendiri di Joint Base Andrews di Maryland, sebelum terbang terakhir kalinya menggunakan Air Force One.
Baca juga: Masa Depan Ivanka Trump dan Jared Kushner Sesudah Presiden Donald Trump Lengser
Baca juga: POPULER Techno: Media Sosial di AS Blokir Trump hingga Infinix Masuk Erafone
Trump akan menjadi presiden keempat dalam sejarah Amerika yang memboikot pelantikan penggantinya.
Meski demikian, Trump sempat mengatakan, dia berkomitmen untuk melakukan transisi kekuasaan secara damai.
Sebelumnya, berbulan-bulan Trump mencoba mendelegitimasi kemenangan Biden, dengan tuduhan tak berdasar dan klaim Pilpres AS dicurangi.
Menurut narasumber, Wakil Presiden AS saat ini, Mike Pence telah berbicara dengan penggantinya, Kamala Harris untuk memberi selamat dan menawarkan bantuan, meski demikian, Trump tak mengundang Biden ke Gedung Putih dan tak berbicara dengan Biden melalui telepon.
Trump akan meninggalkan Washington dengan masa depannya yang sangat tidak pasti.
Baca juga: Mike Pence Sapa Kamala Harris dan Staf Gedung Putih, Siap Hadiri Pelantikan Presiden Biden
Baca juga: Abaikan Ancaman Keamanan, Biden-Harris Takkan Takut dan Menyerah
Pemakzulan Donald Trump
DPR AS pada Rabu (12/1/2021) menjadikan Trump sebagai presiden AS pertama yang dimakzulkan dua kali.
Trump didakwa melakukan penghasutan untuk pemberontakan ketika anggota parlemen sedang bersidang untuk mengesahkan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden dalam pemilu 3 November.
Reuters melaporkan, Eastman adalah seorang mantan panitera untuk Hakim Agung AS Clarence Thomas, mewakili Trump bulan lalu dalam gugatan hukum pemilu yang gagal.
Pada unjuk rasa itu, Eastman, yang hingga Rabu adalah seorang profesor di Chapman University di California, berbicara tentang "folder rahasia" surat suara yang digunakan untuk mencurangi pemilu sebelum Trump naik panggung dan mengulangi klaim yang mediskreditkan bahwa pemilihan itu dicuri darinya.
Baca juga: Drama Pemakzulan Donald Trump, 10 Anggota Republikan Membelot
Sewa Profesor Hukum untuk Bela Pemakzulan
Diberitakan sebelumnya, Trump akan menyewa seorang profesor hukum yang pernah berbicara pada unjuk rasa sebelum kerusuhan di gedung Capitol AS untuk membantu membelanya dalam persidangan pemakzulan.
Mengutip Reuters, hal itu disampaikan dua sumber yang akrab dengan masalah ini seperti dilansir Reuters, Kamis (14/1/2021).
“Profesor hukum John Eastman, yang bergabung dengan pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani di atas panggung pada unjuk rasa 6 Januari, sedang dipertimbangkan untuk bergabung dalam tim pengacara Trump,” kata dua sumber itu.
Eastman, 60 tahun, yang mengklaim adanya kecurangan pemilu yang tidak berdasar pada unjuk rasa itu, tidak akan mengkonfirmasi atau menyangkal apakah dia akan mewakili Trump, dengan alasan hak istimewa pengacara-klien.
Baca juga: Ikuti Jejak Twitter dan Facebook, Youtube Juga Blokir Channel Donald Trump
Ditanya apakah dia bersedia, Eastman mengatakan: "Jika Presiden Amerika Serikat meminta saya untuk mempertimbangkan membantunya, saya pasti akan memberikan pertimbangan."
Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang Eastman dan telah menolak untuk mengomentari Giuliani.
Baca juga: Trump Dilaporkan Marah kepada Ivanka dan Jared Kushner karena Berencana Hadiri Pelantikan Joe Biden
(Tribunnew.com/Andari Wulan Nugrahani/Andri Malau)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.