Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

8 FAKTA Pidato Perpisahan Trump, Singgung Kesepakatan Timur Tengah hingga Kutuk Aksi di Capitol AS

Dalam pidato perpisahannya, Trump menyoroti beberapa hal, mulai dari kesepakatan perdamaian di Timur Tengah yang diinisiasi AS hingga aksi di Capitol

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in 8 FAKTA Pidato Perpisahan Trump, Singgung Kesepakatan Timur Tengah hingga Kutuk Aksi di Capitol AS
AFP/Brendan Smialowski
Foto Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Simak FAKTA Pidato Perpisahan Trump, Singgung Kesepakatan Timur Tengah hingga Kutuk Aksi di Capitol AS 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan pidato perpisahannya kepada publik Amerika pada Rabu (20/1/2021) waktu setempat.

Pidato perpisahan Trump disampaikan ketika Presiden terpilih Joe Biden bersiap mengambil alih kursi kepresidenan.

Dalam pidato perpisahannya, Trump menyoroti beberapa hal, mulai dari kesepakatan perdamaian di Timur Tengah yang diinisiasi AS hingga kerusuhan di Capitol Hill pada 6 Januari 2021 kemarin.

Berikut ini fakta-fakta terkait pidato perpisahan Donald Trump yang Tribunnews rangkum dari Sputnik News:

Baca juga: Donald Trump Tinggalkan Pesan Video Gerakan Politiknya Baru Saja Dimulai

Baca juga: Trump Perintahkan Buka Dokumen Rahasia Penyelidikan Skandal Russia

Foto Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Simak FAKTA Pidato Perpisahan Trump, Singgung Kesepakatan Timur Tengah hingga Kutuk Aksi di Capitol AS
Foto Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Simak FAKTA Pidato Perpisahan Trump, Singgung Kesepakatan Timur Tengah hingga Kutuk Aksi di Capitol AS (AFP/Brendan Smialowski)

Singgung Kesepakatan Timur Tengah

Melansir Sputnik News, Rabu (20/1/2021), dalam pidato perpisahannya, Trump menggarisbawahi kesepakatan di Timur Tengah.

"Sebagai hasil dari diplomasi kami yang berani dan realisme berprinsip, kami mencapai serangkaian kesepakatan perdamaian bersejarah di Timur Tengah," kata Trump.

Berita Rekomendasi

"Ini adalah awal dari Timur Tengah yang baru dan kami membawa pulang tentara kami," tegas Trump.

Trump Akui Bangga Tak Picu Perang Baru

Trump juga mengaku bangga menjadi Pemimpin pertama di AS yang tidak memicu adanya perang baru.

"Saya sangat bangga menjadi presiden pertama dalam beberapa dekade ini yang tidak memulai perang baru," jelas Trump.

Trump Akui Berada di Posisi Sulit

Lebih lanjut Trump menekankan bahwa selama menjabat, dirinya sering berada pada posisi yang sulit.

"Saya menjalani pertempuran yang sulit, pertarungan yang paling sulit, pilihan yang paling sulit, karena itulah yang kalian pilih untuk saya lakukan," pungkas Trump.

Baca juga: POPULER INTERNASIONAL: Donald Trump Dikabarkan Marah Besar | Trump-Melania Hina Joe Biden dan Istri

Baca juga: Pidato Perpisahan Trump: Bangga Jadi Presiden Pertama yang Tidak Picu Perang Baru

Demonstran pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bentrok dengan polisi dan aparat keamanan saat mereka menyerbu Gedung Kongres US Capitol di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021) waktu setempat. Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan aksi demonstrasi dengan menyerbu dan menduduki Gedung Capitol untuk menolak pengesahan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Donald Trump dalam Pemilu Amerika 2020 lalu. Mereka menduduki Gedung Capitol setelah sebelumnya memecahkan jendela dan bentrok dengan polisi. AFP/Olivier Douliery
Demonstran pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bentrok dengan polisi dan aparat keamanan saat mereka menyerbu Gedung Kongres US Capitol di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021) waktu setempat. Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan aksi demonstrasi dengan menyerbu dan menduduki Gedung Capitol untuk menolak pengesahan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Donald Trump dalam Pemilu Amerika 2020 lalu. Mereka menduduki Gedung Capitol setelah sebelumnya memecahkan jendela dan bentrok dengan polisi. AFP/Olivier Douliery (AFP/Olivier Douliery)

Kutuk Aksi di Capitol AS

Dalam pidato perpisahannya, Trump kembali mengutuk aksi kerusuhan yang terjadi di Capitol Hill pada 6 Januari 2021 kemarim.

Seperti diketahui, ribuan pendukung pro-Trump menyerbu gedung parlemen atau Capitol Hill AS, dalam upaya menghentikan Kongres mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam Pilpres AS 2020.

Mengutip Sputnik News, Rabu (20/1/2021), Trump mengatakan, kekerasan politik di AS tidak boleh dibiarkan, terutama serangan yang terjadi di Capitol.

"Semua orang Amerika merasa takut melihat serangan di Capitol, kekerasan politik merupakan serangan terhadap mereka yang kami hargai sebagai orang Amerika. Itu tidak akan pernah bisa ditolerir," tegas Trump.

Serukan agar Warga AS Doakan Pemerintahan yang Baru

Dalam video pidatonya, Trump menyoroti keberhasilan pemerintahannya di tengah pemakzulan atas tuduhan memicu kerusuhan di Capitol AS.

Trump menyerukan agar warga AS mendoakan pemerintahan yang baru.

"Minggu ini, kami meresmikan pemerintahan baru dan berdoa untuk keberhasilannya dalam menjaga keamanan dan kemakmuran Amerika," kata Trump dikutip dari NBC News

"Kami melakukan apa yang ingin kami lakukan di sini - dan lebih banyak lagi," mengacu pada pencapaian legislatif konservatif pemerintah.

"Di atas segalanya, kami telah menegaskan kembali gagasan suci bahwa di Amerika, pemerintah bertanggung jawab kepada rakyat," katanya.

Baca juga: Goodbye, Trump Siap Serahkan Kekuasaan Kepada Pemerintahan Biden

Baca juga: Pidato Perpisahan, Trump Kembali Kutuk Aksi Kerusuhan di Capitol Hill

pesan damai Donald Trump
Pesan Damai Donald Trump. Simak AKTA Pidato Perpisahan Trump, Singgung Kesepakatan Timur Tengah hingga Kutuk Aksi di Capitol AS (BBC)

Singgung Soal Konspirasi Pemakzulan

Trump lagi-lagi membahas soal konspirasi yang membuat dirinya turun dari kursi kepresidenan.

Dia menyebut ada gejolak di Washington dan menjadikannya presiden AS ketiga yang dimakzulkan dan presiden pertama yang didakwa dua kali.

Baca juga: Trump Perintahkan Buka Dokumen Rahasia Penyelidikan Skandal Russia

Wakil Presiden AS Mike Pence bertepuk tangan saat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi merobek salinan pidato Presiden AS Donald Trump setelah dia menyampaikan pidato kenegaraan di Capitol AS di Washington, DC, pada 4 Februari 2020 .
Wakil Presiden AS Mike Pence bertepuk tangan saat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi merobek salinan pidato Presiden AS Donald Trump setelah dia menyampaikan pidato kenegaraan di Capitol AS di Washington, DC, pada 4 Februari 2020 . (MANDEL NGAN / AFP)

Soroti Soal Akun Media Sosial

Di dalam pidatonya, Trump juga menyoroti penutupan akun media sosialnya pasca kerusuhan di Capitol.

Diketahui, kerusuhan massa pro-Trump di Capitol menewaskan beberapa orang, salah satunya aparat kepolisian.

Menyoal hal ini, Trump mengecam dan menyerukan persatuan untuk mengatasi dendam partisan.

Saat ini presiden AS ke-45 ini segera menghadapi persidangan pemakzulan ke-dua di Senat.

Adapun hukuman dari pemakzulan ke-dua adalah Trump tidak diizinkan memegang jabatan federal atau publik.

Tutup Pidato dengan Ungkap Gerakan Politik Baru Dimulai

Trump menutup pidatonya dengan mengatakan bahwa gerakan politiknya (Make America Great Again) baru saja dimulai.

"Sekarang, saat saya bersiap untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan baru pada Rabu siang, saya ingin Anda tahu bahwa gerakan yang kami mulai baru saja dimulai," katanya.

Trump masih belum sepenuhnya menerima hasil pemilu pada November lalu.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas