AS Tuduh China Melakukan Genosida Terhadap Muslim Uighur dan Etnis Minoritas Lainnya
Tuduhan itu dibuat menjelang pemerintahan Presiden Donald Trump berakhir.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (Deplu AS) menyatakan bahwa China melakukan genosida dan kejahatan kemanusiaan yang menargetkan muslim Uighur dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang.
Dalam sebuah pernyataan, Menlu AS Mike Pompeo mengatakan: "Saya yakin genosida ini sedang berlangsung dan bahwa kita menyaksikan upaya sistematis untuk menghancurkan Uighur oleh negara partai China."
Demikian dikutip dari Sky News, Rabu (20/1/2021).
Tuduhan itu dibuat menjelang pemerintahan Presiden Donald Trump berakhir.
Tetapi tim Biden sebelumnya telah menyuarakan dukungannya untuk definisi seperti itu, yang menyebut represi genosida Uighur pada Agustus tahun lalu.
Baca juga: Fitur Pengenal Wajah Uighur Alibaba Tuai Kontroversi
Meskipun calon Menteri Luar Negeri Joe Biden, Antony Blinken, telah berjanji untuk membatalkan sejumlah langkah kebijakan luar negeri Presiden Trump kendati dia setuju dengan tekad Pompeo.
Dalam keputusannya tentang kejahatan terhadap kemanusiaan, Pompeo mengutip "pemenjaraan sewenang-wenang atau perampasan berat kebebasan fisik lainnya terhadap lebih dari satu juta warga sipil, sterilisasi paksa, penyiksaan sejumlah besar mereka yang ditahan secara sewenang-wenang, kerja paksa, dan penerapan pembatasan yang kejam. tentang kebebasan beragama atau berkeyakinan, kebebasan berekspresi, dan kebebasan bergerak".
Beijing kemungkinan akan bereaksi atau marah atas pernyataan tersebut.
Pada konferensi pers yang diadakan minggu lalu di ibu kota China, pejabat Komunis China Xu Guixiang berkata bahwa tuduhan genosida yang dilayangkan AS dianggap palsu.
"Pemalsuan 'genosida' yang sama sekali tidak terikat mengenai Xinjiang adalah konspirasi abad ini," ujarnya