Pelantikan Presiden Joe Biden Menarik Deretan Artis Ternama, Donald Trump Dikabarkan Marah Besar
Donald Trump dikabarkan sangat marah ketika mengetahui pelantikan Joe Biden berhasil menarik deretan artis ternama.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Donald Trump dikabarkan sangat marah ketika mengetahui pelantikan Joe Biden berhasil menarik deretan artis ternama.
Hal itu sangat kontras dengan upacara pelantikan Trump pada empat tahun lalu.
The Washington Post mengabarkan Trump marah terkait hadirnya bintang-bintang yang berpartisipasi ke acara Biden.
Dulunya, Trump alami kesulitan untuk menarik nama-nama besar di hari pelantikannya.
Tetapi Biden telah mengkonfirmasi kehadiran Jennifer Lopez, Lady Gaga, Tom Hanks dan bintang country Garth Brooks untuk acaranya.
Baca juga: Latihan Gladi Resik Pelantikan Biden Dihentikan Ketika Kebakaran Terjadi di Kamp Tunawisma
Baca juga: 7 Fakta Jelang Pelantikan Presiden Amerika Joe Biden: Lady Gaga dan John Legend akan Ikut Meramaikan
Empat tahun lalu, seperti yang dilansir Daily Mail, Trump menarik penyanyi country Toby Keith dan Lee Greenwood, grup rock 3 Doors Down dan The Piano Guys, DJ RaviDrum, dan The Frontmen of Country.
Elton John, penyanyi Inggris Rebecca Ferguson dan Charlotte Church plus Moby secara terbuka menolak undangan untuk tampil dari Trump.
Seorang anggota Paduan Suara Mormon Tabernacle Choir bahkan mengundurkan diri dari grup daripada tampil di acara Trump.
Sementara itu, Barack Obama juga tidak kesulitan menarik bintang di upacara pelantikannya.
Beyonce, U2, Stevie Wonder dan Bruce Springsteen semua tampil saat itu.
Rencana Donald Trump setelah Masa Jabatannya Resmi Berakhir
Salah satu sumber mengatakan kepada The Washington Post bahwa, terlepas dari kekacauan yang terjadi beberapa minggu terakhir, Trump masih merasa kesal dengan susunan artis di acara Biden.
Donald Trump menegaskan dia tidak akan menghadiri pelantikan Biden.
Mike Pence, wakil presiden, akan ada di sana.
Trump berencana meninggalkan Gedung Putih dan Washington DC pada Hari Pelantikan dengan upacara keberangkatan di Joint Base Andrews.
Biasanya, presiden yang selesai masa jabatannya akan menghadiri upacara di Capitol, lalu naik helikopter dari Capitol ke pangkalan militer di luar Washington yang merupakan rumah bagi Air Force One dan pesawat pemerintah dan militer resmi lainnya.
Presiden-presiden sebelumnya juga membuat pernyataan singkat kepada staf dan pendukungnya sebelum terbang meninggalkan kota.
Trump belum mengonfirmasi niat pasca-kepresidenannya, tetapi diyakini dia akan tinggal di Mar-a-Lago di Florida.
Putrinya Ivanka dan suaminya Jared Kushner telah membeli sebidang tanah senilai $ 30 juta di Indian Creek, Florida, dan Donald Trump Jr juga diperkirakan akan pindah ke negara bagian itu bersama pacarnya, Kimberly Guilfoyle.
Tiffany Trump (27), juga berencana pindah ke Miami.
Pejabat Keamanan Amerika Peringatkan Adanya Ancaman 'Serangan dari Dalam' saat Pelantikan Joe Biden
Pejabat pertahanan Amerika Serikat pada hari Minggu (17/1/2021) memperingatkan adanya ancaman yang diduga berasal dari orang-orang yang ditugaskan untuk mengamankan upacara pelantikan presiden terpilih Joe Biden pada 20 Januari mendatang, Independent mengabarkan.
Mereka menyebut tengah memeriksa pasukan yang dikerahkan untuk acara tersebut.
FBI bersiap untuk berbagai protes bersenjata di Washington DC oleh pendukung Donald Trump yang terus menerus menolak hasil Pilpres AS.
Masalah keamanan telah membuat cemas lembaga penegak hukum setelah pemberontakan 6 Januari lalu di Capitol AS.
Kekhawatiran adanya "serangan dari dalam" telah mendorong mereka untuk mengerahkan 25.000 tentara di kota di hari pelantikan.
Baca juga: Penjualan Senjata Meningkat Jelang Pelantikan Presiden AS Joe Biden
Baca juga: Ibu Kota Amerika bak Zona Perang Jelang Pelantikan Biden, 25 Ribu Pasukan Garda Nasional Dikerahkan
Sekretaris Angkatan Darat Amerika Serikat, Ryan McCarthy mengatakan kepada The Associated Press bahwa para pejabat telah diperingatkan dan diarahkan untuk mengawasi setiap masalah dalam barisan mereka.
Namun, ia mengatakan belum menemukan bukti ancaman tersebut.
"Kami terus melalui prosesnya, dan mengambil pandangan kedua, ketiga pada setiap individu yang ditugaskan untuk operasi ini," kata McCarthy setelah latihan keamanan.
Pasukan sedang dipersiapkan untuk mengidentifikasi potensi ancaman orang dalam, menargetkan presiden terpilih serta pejabat VIP lainnya di acara tersebut.
McCarthy mengatakan anggota layanan dari seluruh militer hadir pada rapat umum 6 Januari.
Namun, tidak dapat dipastikan berapa banyak yang berpartisipasi dalam pelanggaran keamanan yang menyebabkan lima orang tewas dan beberapa terluka itu.
Dua petugas polisi Virginia telah didakwa akibat kerusuhan tersebut setelah mereka terungkap "membuat pernyataan cabul di depan patung (pahlawan Revolusi) John Stark" di dalam gedung Capitol, menurut laporan media.
"Jika ada indikasi bahwa ada tentara atau penerbang kami yang mengungkapkan hal-hal yang merupakan pandangan ekstremis, mereka akan diserahkan kepada penegak hukum atau ditangani dengan rantai komando segera," kata Jenderal Daniel R Hokanson, kepala Biro Garda Nasional.
Namun, ancaman dari dalam itu hanyalah bagian kecil perhatian dari lembaga penegak hukum.
Ancaman keamanan utama adalah serangan oleh kelompok-kelompok bersenjata dan bahan peledak yang ditanam karena laporan intelijen menunjukkan bahwa unjuk rasa sedang diselenggarakan pada hari-hari menjelang Hari Pelantikan, kata McCarthy.
FBI pada hari Minggu mengatakan mereka telah menerima masukan peringatan dari "protes bersenjata" yang direncanakan di semua 50 gedung DPR negara bagian dan Capitol AS menjelang pelantikan Biden.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)