Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Junta Militer Myanmar Perintahkan Tangkap Enam Selebriti yang Hasut Mogok Kerja

Meskipun junta mengimbau pegawai negeri untuk kembali bekerja dan ancaman tindakan jika tidak, belum ada tanda-tanda aksi pemogokan mereda

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Junta Militer Myanmar Perintahkan Tangkap Enam Selebriti yang Hasut Mogok Kerja
AFP
Ujuk rasa anti-kudeta Myanmar 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Junta militer Myanmar telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap enam selebriti karena mendorong pemogokan yang telah melumpuhkan banyak kantor pemerintah dalam protes terhadap kudeta bulan ini.

Hingga kini total penangkapan mendekati 500 orang.

Pada Rabu (17/2/2021) malam waktu setempat, pasukan keamanan melepaskan tembakan di kota terbesar kedua di Myanmar, Mandalay ketika mereka menghadapi pekerja kereta api yang menghentikan kereta api yang beroperasi sebagai bagian dari gerakan pembangkangan sipil. Satu orang terluka, kata warga.

Seperti dilansir Reuters Kamis (18/2/2021), ratusan ribu orang turun ke jalan-jalan di seluruh negara Myanmar pada Rabu waktu setempat, dalam sejumlah aksi protes terbesar menentang kudeta militer 1 Februari lalu dan penahanan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.

Pawai jalanan telah berlangsung lebih damai daripada demonstrasi yang ditindas dengan berdarah-darah dalam setengah abad  pemerintahan militer sebelumnya, tetapi mereka dan gerakan pembangkangan sipil telah memiliki efek melumpuhkan banyak bisnis resmi.

Baca juga: Peneliti LIPI: ASEAN Bisa Mainkan Peran Strategis Berdialog dengan Junta Militer Myanmar

Junta militer mengumumkan pada Rabu malam bahwa enam selebriti, termasuk sutradara film, aktor dan penyanyi, dicari di bawah undang-undang anti-penghasutan karena mendorong pegawai negeri untuk bergabung dalam aksi protes.

Berita Rekomendasi

Tuntutan itu dapat membawa hukuman dua tahun penjara.

Beberapa dari mereka ada dalam daftar menentang.

"Luar biasa melihat persatuan rakyat kita. Kekuatan rakyat harus kembali kepada rakyat," tulis aktor Lu Min yang diposting di laman Facebook-nya.

Meskipun junta mengimbau pegawai negeri untuk kembali bekerja dan ancaman tindakan jika tidak, belum ada tanda-tanda aksi pemogokan mereda.

Layanan kereta api telah terganggu parah, pasukan keamanan di kota terbesar kedua Manadalay menghadapi pekerja kereta api yang mogok kerja, melepaskan tembakan dengan peluru karet dan ketapel dan melempar batu, kata warga.

Baca juga: Demonstrasi Terbesar di Myanmar, Warga Tolak Klaim Militer dapat Dukungan Publik

Satu pekerja amal terluka di kaki terkena peluru karet. 

Baik tentara maupun polisi tidak memberikan komentar langsung tentang insiden itu, tetapi halaman Facebook militer  menjelaskan pasukan memberikan keamanan di seluruh negeri untuk "memastikan orang-orang memperoleh ketenangan dan tidur nyenyak".

Jumlah orang yang diketahui telah ditahan sejak kudeta menghentikan transisi  menuju demokrasi telah mencapai 495 orang hingga Rabu (17/2/2021), kata Asosiasi Bantuan Myanmar untuk Tahanan Politik dalam sebuah pernyataan.

Asosiasi itu menyebut 460 orang masih ditahan.

Militer mengambilalih kekuasaan setelah komisi pemilihan umum menolak tuduhan kecurangan pemilu 8 November lalu yang dimenangkan secara meyakinkan oleh partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi, memicu kemarahan dari negara-negara Barat serta aksi protes warga.

Lebih banyak demonstrasi direncanakan untuk hari Kamis - termasuk oleh kelompok mahasiswa dan pekerja dari berbagai kelompok etnis di negara yang beragam lebih dari 53 juta orang itu.

Para penentang kudeta militer sangat ragu terhadap janji junta akan menyerahkan kekuasaan setelah pemilu baru yang belum ada tanggal yang ditentukan.

Penerima Nobel Perdamaian Suu Kyi, ditahan sejak kudeta, sekarang menghadapi tuduhan melanggar Undang-Undang Manajemen Bencana Alam serta tuduhan mengimpor enam radio walkie talkie secara ilegal.

Ia akan kembali dihadapkan ke pengadilan berikutnya pada 1 Maret mendatang.

Suu Kyi, 75 tahun, menghabiskan hampir 15 tahun di bawah tahanan rumah karena upayanya untuk membawa demokrasi di Myanmar.

Militer mengatakan satu personil polisi meninggal karena luka-luka yang diderita dalam mengamankan aksi protes.

Salah satu pengunjuk rasa yang ditembak di kepala selama protes di ibukota Naypyitaw sedang ditahan dengan bantuan alat bantu medis  untuk bisa bertahan hidup, tetapi dokter mengatakan dia tidak diperkirakan  tidak akan mampu hidup lama.(Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas