Ilmuwan Khawatirkan Virus Nipah akan Jadi Pandemi Selanjutnya, Tingkat Kematian Capai 75%
Ilmuwan mengkhawatirkan penyakit Nipah yang bisa mengakibatkan pembengkakan di otak, berpotensi menjadi virus 'besar' berikutnya.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
KATERYNA KON / SCIENCE PHOTO LIBRA / KKO / Science Photo Library via AFP
Ilustrasi virus Nipah - Ensefalitis dan pneumonia yang disebabkan oleh virus Nipah, ilustrasi komputer. Virus Nipah bersifat zoonosis (ditularkan ke manusia dari hewan) dan pertama kali ditemukan di Malaysia dan Singapura pada orang-orang yang berhubungan dekat dengan babi. Awalnya diisolasi pada tahun 1999 setelah memeriksa sampel dari wabah ensefalitis dan penyakit pernapasan di antara pria dewasa di kedua negara tersebut.
Babi itu diduga sakit karena terjangkit Virus Nipah, setelah menyantap sisa buah yang dimakan oleh kelelawar dari famili Pteropodidae yang membawa virus itu.
Meski demikian Didik menegaskan, sampai saat ini kasus virus nipah belum pernah ditemukan di Indonesia.
"Sampai saat ini kejadian infeksi virus nipah belum pernah dilaporkan di Indonesia," tegas Didik.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Rina Ayu)
Berita Rekomendasi