Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

200 Peti Mati Jatuh ke Laut karena Makam Longsor di Italia, Beberapa Hancur saat Terbentur Air

Sekitar 200 peti mati jatuh ke Laut Linguria setelah sebuah pemakaman di Italia runtuh akibat tanah longsor.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in 200 Peti Mati Jatuh ke Laut karena Makam Longsor di Italia, Beberapa Hancur saat Terbentur Air
Tangkap Layar The Sun
200 peti mati jatuh ke Laut Linguria setelah sebuah pemakaman di Italia runtuh akibat tanah longsor. 

TRIBUNNEWS.COM - Sekitar 200 peti mati jatuh ke Laut Linguria setelah sebuah pemakaman di Italia runtuh akibat tanah longsor.

Insiden itu terjadi di tebing kota pantai barat laut Camogli, sekitar 20 kilometer selatan Genoa.

Dinas pemadam kebakaran Italia menyatakan tidak ada korban terluka dari insiden tersebut.

Dilansir Euro News, tanah longsor menghancurkan dua kapel dan meruntuhkan batu-batuan besar ke pantai. 

Otoritas situs pemakaman itu telah mengevakuasi sejumlah peti mati sejak Senin (22/2/2021).

Sementara itu akses menuju ke pemakaman telah dibatasi.

Baca juga: Imbas Antonio Conte Hentikan Kebiasaan Buruk, Inter Milan Melejit di Liga Italia

Baca juga: Sosok Anggota DPRD Bantul yang Sebut Pemakaman Jenazah Covid-19 seperti Anjing, Pernah jadi Guru

Sekitar 200 peti mati jatuh ke laut Linguria setelah sebuah pemakaman di Italia runtuh akibat tanah longsor.
Sekitar 200 peti mati jatuh ke laut Linguria setelah sebuah pemakaman di Italia runtuh akibat tanah longsor. (Vigili del Fuoco Twitter via Euro News)

Para ahli mengatakan tanah longsor itu tidak akan mempengaruhi bangunan di sekitarnya.

Berita Rekomendasi

Insiden ini pertama kali diketahui oleh pekerja pemakaman.

Video yang viral menunjukkan tanah bergetar dengan suara gemuruh yang keras terjadi sebelum situs pemakaman runtuh ke pantai.

"Pencarian jenazah yang terkena dampak longsor masih berlangsung," kata Wali Kota Francesco Olivari.

Dia memperingatkan beberapa peti mati mungkin terkubur di bawah reruntuhan.

Lima dari sepuluh peti mati telah teridentifikasi, kata Olivari.

Wali Kota menerangkan ada 20 orang berkumpul di depan balai kota untuk mencari tahu kabar makam keluarga mereka.

"Mulai besok kami akan menerima semua orang satu per satu untuk mencoba memberikan jawaban kepada mereka yang terkena dampak tragedi ini yang telah melibatkan seluruh komunitas kami."

Kejaksaan Genoa telah membuka penyelidikan atas penyebab longsor tersebut.

Otoritas setempat menyatakan tebing di bawah pemakaman terkikis oleh curah hujan tinggi dan badai laut yang ganas dalam beberapa tahun terakhir.

Pemakaman Camogli adalah satu di antara situs paling populer di daerah itu karena lokasinya di Riviera Italia, di kota pelabuhan bersejarah yang kerap dikunjungi turis.

Detik-detik Runtuh

Dilansir The Sun, sesaat sebelum tebing runtuh, para pekerja makam berlarian menyelamatkan diri. 

Tidak lama kemudian makam, peti mati, dan bebatuan runtuh dari tebing dan meluncur ke arah laut.

Hari itu kru penyelam dan petugas pemadam kebakaran langsung melakukan evakuasi dengan menarik peti-peti mati ke daratan.

Arus laut membasahi kembali beberapa peti mati yang telah dievakuasi, beberapa peti pecah karena membentur air.

Rekaman itu menunjukkan seorang pria melompat ke tempat yang aman saat kuburan runtuh dan terjun 200 meter ke laut Mediterania.

200 Peti Mati Jatuh ke Laut karena Makam Longsor di Italia
200 Peti Mati Jatuh ke Laut karena Makam Longsor di Italia (Tangkap Layar The Sun)

Baca juga: Penampakan Makam di Karanganyar yang Alami Longsor, Ada Jenazah yang Tersangkut hingga Hanyut

Baca juga: Sebut Pemakaman Covid-19 Cuma Proyek, Anggota DPRD Bantul Diminta Sampaikan Klarifikasi

"Burung camar bisa merasakan apa yang akan terjadi - mereka terbang menjauh," kata seseorang dalam video.

Ketika satu di antara kapel berisi peti mati mulai runtuh, pekerja itu berteriak 'Mamma Mia!'.

Otoritas lokal mengatakan tidak ada yang terluka tetapi beberapa pekerja di tempat kejadian dirawat karena syok.

Daerah pemakaman Camogli sudah bertahun-tahun mengalami erosi dan proyek penopang tebing telah dimulai sejak 2018.

"Beberapa anggota keluarga saya dimakamkan di pemakaman itu dan sepertinya peti mati mereka berakhir di laut."

"Sangat menyedihkan melihat peti mati mengapung di laut, kami membutuhkan rencana yang jelas untuk dewan lokal tentang apa yang akan mereka lakukan," kata salah seorang keluarga, Serena Bertolucci sambil menangis.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas