POPULER INTERNASIONAL Ketakutan Pangeran Harry Tinggal di Inggris | Aung San Suu Kyi Akhirnya Muncul
Simak berita populer internasional selama 24 jam terakhir, dari ketakutan Pangeran Harry jika tinggal di Inggris hingga kemunculan Aung San Suu Kyi.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Simak berita populer internasional selama 24 jam terakhir.
Berita dimulai dari curahan hati Pangeran Harry saat berbincang bersama Oprah Winfrey.
Berbicara di samping istrinya, Meghan Markle, Pangeran Harry mengungkap ketakutannya jika ia dan Meghan tetap tinggal di Inggris.
Hingga berita mengenai pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang akhirnya muncul ke publik.
Meskipun begitu, ia hanya tampil via virtual di pengadilan.
Untuk selengkapnya, berikut daftar berita populer internasional menurut rangkuman Tribunnews.com:
Baca juga: Pangeran Harry Ungkap Kata Pertama yang Diucapkan Archie Adalah Buaya
1. Ketakutan Pangeran Harry jika Tetap Tinggal di Inggris
Pangeran Harry membuka diri kepada Oprah Winfrey tentang ketakutannya jika ia dan istrinya, Meghan Markle, tetap tinggal di Inggris.
Pangeran Harry takut dirinya akan mengalami nasib tragis yang sama seperti mendiang ibunya, Putri Diana.
"Kekhawatiran terbesar saya adalah sejarah terulang kembali," kata Harry dalam cuplikan wawancara untuk program 'Oprah With Meghan dan Harry: A CBS Primetime Special.'
Dilansir The Wrap, Sussex berbicara terus terang tentang pernikahan mereka, pengasuhan anak, pekerjaan filantropi dan bagaimana mantan aktris Hollywood itu menangani kehidupan di bawah tekanan publik yang intens.
"Apakah Anda diam… atau Anda dibungkam?" tanya Winfrey kepada Markle, yang berkata pengawasan publik yang mereka hadapi dari media di Inggris menjadi "hampir tidak bisa diselamatkan."
"Bagiku," kata Pangeran Harry, "Aku benar-benar lega dan senang duduk di sini berbicara denganmu dengan istriku di sisiku."
Baca juga: Rencana Pangeran Harry dan Meghan Markle soal Momongan: Maksimal Dua Anak
2. Perang Antara Amerika Serikat dan Iran Sudah Diprediksi
Sebuah teks kuno meramalkan perang antara Amerika Serikat dengan Iran sebelum pandemi Covid-19 berakhir.
Adapun teks kuno itu telah berusia 800 tahun.
Teks berusia ratusan tahun itu mengklaim adanya wabah yang diyakini kemungkinan adalah pandemi Covid-19.
Dikatakan bahwa akan ada konflik global sebelum pandemi ini berakhir, sebagaimana dikutip dari Kompas TV.
Perang itu melibatkan Amerika Serikat dengan musuh bebuyutan Arab Saudi, Iran.
Pada ramalan itu, dikatakan pertempuran akan "membawa perselisihan besar dan kegelapan ke dunia."
Baca juga: AS Serang Suriah, Targetkan 2 Kelompok Milisi yang Didukung Iran
Baca juga: Presiden Biden Telepon Raja Salman, Bahas Pengakhiran Perang Yaman
3. 106 Hektar Hutan di Ashikaga Jepang Terbakar
Sejak Minggu (21/2/2021) hingga Senin (1/3/2021) lalu, api masih berkobar membakar 106 hektar hutan di Ashikaga Tochigi Jepang.
Sebanyak 305 rumah tangga diungsikan dan sekolah di dekatnya ditutup.
"SMP Daiichi Kota Ashikaga ditutup dari tanggal 24 Februari karena terletak di kaki gunung tempat kebakaran terjadi dan tidak mungkin untuk mengamankan keselamatan di sekolah," papar sumber Tribunnews.com di Ashikaga, Senin (1/3/2021).
Namun, api telah mereda dan rencananya sekolah akan dibuka kembali.
Beberapa distrik yang memiliki sekolah menengah pertama mendapatkan peringatan evakuasi.
Sekolah membuka konsultasi kepada murid dan keluarganya dan menanyakan kepada siswa, apakah mereka mengalami perubahan kondisi fisik atau masalah saat ini dengan kebakaran hutan tersebut.
Baca juga: Sebabkan Rasa Sakit secara Psikologis, Jepang Minta China Hentikan Anal Swab Test pada Warganya
Baca juga: Partai Oposisi Jepang Ajukan RUU Bantuan Rp 13,4 Juta Per Orang yang Terdampak Covid-19
4. Aung San Suu Kyi Akhirnya Muncul
Aung San Suu Kyi dari Myanmar terlihat untuk pertama kalinya sejak ditahan dalam kudeta militer.
Ia muncul di pengadilan melalui tautan video, BBC melaporkan.
Menurut laporan, pemimpin yang digulingkan itu tampaknya dalam "kesehatan yang baik" dan meminta untuk bertemu dengan tim hukumnya.
Dua dakwaan baru diumumkan terhadap Suu Kyi, yang ditangkap setelah kudeta 1 Februari 2021 lalu.
Sementara itu, pengunjuk rasa turun ke jalan lagi, meskipun Minggu (28/2/2021) kemarin menjadi hari paling mematikan dengan 18 orang tewas.
Kematian itu terjadi ketika militer dan polisi meningkatkan respons mereka terhadap demonstrasi di seluruh negara Asia Tenggara selama akhir pekan, dengan militer menembaki kerumunan.
(Tribunnews.com)