Krisis Myanmar
Unjuk Anti-Kudeta Myanmar: 2 Demonstran di Mandalay Tewas Terkena Peluru Pasukan Keamanan
Unjuk rasa menentang kudeta Myanmar masih berlanjut, pada Rabu (3/3/2021), 2 orang demonstran tewas dalam bentrokan di kota terbesar Myanmar, Mandalay

TRIBUNNEWS.COM - Unjuk rasa menentang kudeta Myanmar masih berlanjut.
Pada Rabu (3/3/2021), dua orang demonstran tewas dalam bentrokan di kota terbesar Myanmar, Mandalay.
Saksi mata dan laporan media setempat mengungkapkan, kedua pengunjuk rasa itu tewas setelah terkena tembakan dari pasukan keamanan.
Mengutip Reuters, saksi mata yang menyaksikan jenazah dua demonstran itu mengatakan, aparat berusaha membubarkan pengunjuk rasa.
Baca juga: Seperti Suu Kyi, Presiden Terkudeta Myanmar Juga Hadapi Dua Dakwaan Baru
Baca juga: POPULER INTERNASIONAL: Uni Emirat Arab Galakkan Investasi Minuman Beralkohol | Myanmar Memanas Lagi

"Dua orang tewas pada Rabu selama bentrokan saat aksi protes anti-kudeta di kota terbesar kedua Myanmar, Mandalay," kata seorang saksi dan laporan media setempat, seperti dilansir Reuters, Rabu (3/3/2021).
Tiga organisasi media dengan reporter di demonstrasi juga melaporkan serangan tersebut.
Baca juga: RI Minta Myanmar Buka Pintu bagi ASEAN untuk Bantu Penyelesaian Konflik

ASEAN Seruan agar Militer Myanmar Hentikan Kekerasan
Sejumlah negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN menyerukan agar semua pihak di Myanmar menahan diri serta menghentikan kekerasan lebih lanjut.
Permintaan ini tertulis dalam pernyataan bersama usai berlangsungnya pertemuan Menteri Luar Negeri (Menlu) se-ASEAN pada Selasa (2/3/2021).
"Kami menyatakan keprihatinan kami atas situasi di Myanmar dan meminta semua pihak untuk tidak melakukan kekerasan lebih lanjut, dan untuk semua pihak untuk menahan diri sebaik mungkin serta fleksibilitas," tulis Brunei Darussalam sebagai ketua ASEAN dalam sebuah pernyataan, Selasa (2/3/2021).
Baca juga: Negara-negara ASEAN Desak Junta Militer Bebaskan Suu Kyi untuk Pemulihan Demokrasi
